Kerja Paruh Waktu

7 2 0
                                        

Difta pulang dari sekolah seperti biasa, ia berjalan kaki menuju tempatnya bekerja paruh waktu di salah satu bilik Playstation. Disana pula ia mengembangkankan uangnya beberapa hari sekali untuk judi pada hari itu ia sengaja mengunakan seperempat uangnya untuk berjudi sejumlah dolar itu dapat mengalahkan boss besar diantara mereka yang bertaruh. Pukul 11 ia baru keluar dari segalala aktivitas malam termask pekerjaannya. Ia memang dua tahun terakhir menekuni dunia perjudian, hasilnya ia tabung dan ia belikan saham.

Tiba tiba Difta diikuti beberapa orang tak dikenal dari belakang, awalnya ia cuirga lalu Ia terjatuh karena dipukul supaya melepas tasnya, Difta tak bisa berkutik sampai mendung yang tebal semakin menggelapkan pandangan diantara bangunan kota yang tinggi. Tas milik Difta yang berhasil diambil para perampok itu setelah Difta dipukuli dan ditusuk perutnya hingga tak bisa mengejar mereka. Ia tak berdaya dengan napas yang tersegal-segal di antara gang yang bahkan tidak menarik bagi orang walaupun hanya sekedar menengoknya.

Di bawah awan yang gelap dan siap menumpahkan air ia mengerang sakit sambil menahan perutnya agar tidak kehilangan terlalu banyak darah. Difta sempat selintas melihat wajah kakak, ayah dan kehidupan bahagia mereka bersama. Terakhir yang membuatnya memaksa mengingat lagi adalah tugas dari Karina yang hanya memberinya waktu 5 hari. Gelap sunyi sendiri dan tak ingat apapun dan seperti tertidur dengan tenang.

"Diftaa.. bangun dong, gimana kerjaan kamu belum selesai, cepet bangun gih," ekspresi Karina kesal karena Difta belum siuman selama 4 hari. Wajahnya yang datar menatap keluar jendela, tiba-tiba tangan Difta bergerak dan menyenggol tangan Karina yang berada di dekat tangannya. Sambil membuka mata dan lirih memanggil "Rin..." sayup-sayup suara Difta terdengar ke telingan Karina.

Lalu Karina hanya memandang dengan tanpa ekspresi. Difta berusaha bangun dan duduk untuk bicara, namun Karina malah mengatakan dengan pelan.

"Mending istirahat dulu aja, elu gua kasih waktu 5 hari kalo elu udah bener-benr sembuh. Dan ini uang yang dirampok kemarin, makanya kalo jalan ati-ati..!" pesannya panjang lebar sambil meletakkan tas kumal yang ia gunakan untuk segalanya, Difta memungut dan melihat di dalamnya, masih lengkap batinnya. "oiya satu lagi, balikin barang-barang curian elu. Kalo enggak..."

"Kalau enggak kenapa?", dengan senyuman licik Karina menjawab dengan lantang

"Aku yang bakalan curi punyamu" sambil melihat Difta dengan nakal. 

**

How readers? :)

STEP  (2021)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang