13.

1.2K 65 2
                                    

Bogor, kediaman keluarga Nala.

"Kakakmu belum menelpon lagi?" tanya Elis pada Anggita.

"Belum, Buk. Aku sudah coba telpon ke nomornya, tapi enggak diangkat. Ditolak malahan."

"Maunya apa anak itu?" Suara Bahri terdengar marah dari tempatnya duduk.

"Tapi yang penting Kak Nala baik-baik aja, Pak."

"Bapak mau dia pulang ke sini dan melanjutkan perjodohan itu!"

"Gimana kalau aku aja yang menggantikan posisi Kak Nala? Aku mau kok dijodohkan sama orang itu."

Bapak menatap Anggita dengan tajam. "Jangan sembarangan ngomong kamu. Sekolah dulu yang benar. Lagipula, orang itu menyukai kakakmu. Dia bilang akan menunggunya."

Anggita mengerucutkan bibirnya. "Tapi, Pak, kak Nala nggak mau loh nikah sama dia. Kita juga nggak tahu, kan, sekarang kak Nala ada di mana?"

"Telepon dan tanya dia ada di mana sekarang!"

"Gimana mau nanya, balas pesan sama telpon aja enggak," gerutu Anggita tak habis pikir.

"Kakak minta nomornya. Biar Kakak yang coba bicara." Rangga mengangsurkan ponselnya pada Anggita.

"Oke, semoga nggak direject ya kayak aku." Anggita mengambil ponsel dari tangan Rangga kemudian menyalin nomor milik Nala ke ponsel tersebut.

****

"Masih memakai parfum kopi yang sama? Masih tidak berubah, ya?"

Nala membalikkan badannya menghadap Keenan lalu mengangkat satu tangannya seraya berkata, "Halo."

Keenan memandangi penampilan Nala saat itu, dari ujung kaki hingga ujung rambut. "Lama tidak bertemu. Kamu masih secantik dulu."

Wajah Nala merona mendengar pujian itu, namun dia tidak boleh terlena. "Apa kabar?"

Keenan tersenyum. "Baik."

Tiba-tiba terdengar dering ponsel milik Nala. Menganggap itu sebuah keberuntungan, Nala langsung mengangkat panggilan itu sebagai alasan untuk melarikan diri dari hadapan Keenan. Dia pergi menuju lift, meninggalkan Keenan yang sepertinya masih ingin berbicara dengannya.

"Halo?"

"Nala? Ini Kakak."

Hais! Nala meringis ketika mendengar suara itu. Melarikan diri dari yang satu, dia justru terjebak pada yang lainnya.

"Iya, Kak, ini Nala."

"Kamu di mana sekarang?"

"Maaf, Kak, aku nggak bisa bilang."

"Kakak cuma pengen tahu. Kakak janji nggak akan cari kamu ke sana."

Nala tidak langsung menjawab. Dia diam beberapa saat, mempertimbangkan apakah harus jujur atau tidak. Selama ini, dia sangat mempercayai Rangga karena kakaknya itu adalah orang yang jujur dan  tidak pernah ingkar janji. Namun, kali ini, dia sedikit meragukannya.

Unboxing My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang