12. Pertemuan yang tidak terduga

1.2K 72 0
                                    

Adisti Isvara Kalinda hanyalah seorang gadis 18 tahun. Namun, tak pernah terpikirkan olehnya akan jatuh cinta begitu dalam pada seseorang. Dan dia tidak mengerti kenapa cintanya harus berlabuh pada orang itu. Berkali-kali ada alarm peringatan setiap kali dia memikirkan sosok itu, akan tetap hatinya selalu berontak. Dia mencintainya, sangat mencintainya.

Tak peduli orang itu siapa. Dia telah membuat Adisti seperti orang bodoh setiap memikirkannya. Seperti hari ini…
Tak puas hanya dengan memikirkannya, Adisti ingin menemuinya, berada di dekatnya, menyentuhnya.

Tanpa mengetuk terlebih dulu, Adisti membuka pintu di depannya lalu masuk dengan sebuah senyuman manis. Namun, tak disangka-sangka, dia melihat sesuatu yang membuat jantungnya rasa-rasa mau copot sehingga dia langsung membalikkan badan dengan wajah merona merah.

“Kebiasaan,” ujar si pemilik kamar dengan nada yang terdengar cukup kesal.

“Maaf, Kak. Sudah pakai celana belum?”

Dilan tersenyum kecil. “Lain kali, ketuk pintunya.”

Adisti kembali menghadap Dilan lalu meringis. “Kak Dilan kebiasaan tidak mengunci pintu.”

“Kamu juga kebiasaan tidak mengetuk pintu.”

Adisti memberengut. “I miss you.”

Dilan mendekati Adisti lalu mengacak-acak rambutnya. “Bagaimana dengan liburannya?”

“Membosankan. Kenapa Kakak tidak ikut ke Korea?”

“Ada kerjaan.”

“Apa Kakak terlalu sibuk sampai-sampai tidak sempat mengangkat teleponku?”

Dilan tersenyum. “Begitulah.”

“Besok hari ulang tahunku.”

Dilan yang tadi sibuk memakai jam tangannya menoleh menatap Adisti dengan tatapan menyesal. “Oh, ya? Kalau begitu selamat. Katakan apa yang kamu inginkan, Kakak akan memberikannya besok.”

“Aku ingin pesta yang besar.”

“Baiklah.”

“Dan aku akan mengundang banyak teman-temanku.”

“Tidak masalah.”

Adisti menatap Dilan tak suka, kemudian berkata, “Bisa tidak tahun ini berikan hadiah yang berbeda untukku?”

“Hm?”

“Aku mau kita pergi ke suatu tempat, tapi hanya berdua.”

Dilan tampak berpikir sejenak. “Hanya berdua?”

Adisti mengangguk.

“Baik.”

“Satu lagi. Aku yang akan mengatur waktu dan tempatnya.”

Dilan terkekeh kecil. “Iya, terserah kamu saja.”

Adisti tiba-tiba melompat ke arah Dilan kemudian mencium pipinya sebelum berlari keluar kamar.

Dilan mengerjapkan matanya, sebelum mendengus.

Waktu berjalan begitu cepat sehingga dia tidak  mengira kalau Adisti akan tumbuh menjadi remaja yang cantik dan cerdas. Namun, semakin ke sini, dia menyadari ada sesuatu yang salah. Dan sesuatu itu dia sadari sejak tiga tahun lalu, ketika Adisti mengetahui rahasia besar di keluarga mereka. Rahasia yang mengungkapkan kenyataan bahwa Adisti hanyalah anak angkat yang tidak diketahui siapa ayah dan ibunya. Dia dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh semua orang di rumah ini dan menjadikan dirinya bak Puteri raja. Segala keinginannya dipenuhi dan tidak ada satupun orang yang mampu menolaknya, Dilan sekalipun.

Unboxing My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang