Satu

19.9K 991 846
                                    

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Tamara langsung bergegas menuju ruang guru untuk menjumpai Bu Tatik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Tamara langsung bergegas menuju ruang guru untuk menjumpai Bu Tatik. Salah seorang guru pendampingnya saat mengikuti OSN di kelas XI dulu.

 "Lo yakin nggak mau gue tungguin?"

"Iya Nara! Udah sekarang lo balik duluan aja ya? Gue bisa sendiri kok. Sopir lo udah nungguin loh!"

"Hm yaudah, lo hati-hati. Gue pulang dulu. Ingat pesan gue, kalau ada yang kasih permen dan ngajak lo pergi jangan mau, oke?"

Tamara lantas tertawa mendengar penuturan sahabat perempuannya itu. "Nggak akan Nara. Emangnya gue bocil? Udah sana!"

"Iya lo masih bayi! Yaudah, sampai ketemu besok!"

Setelah kepergian Nara, Tamara langsung berbelok di penghujung lorong tempat ruangan guru berada. Cukup lama ia berada di sana untuk membahas beberapa hal terkait olimpiade yang akan dilakukan sebelum akhirnya bisa keluar dan pulang.

Tamara langsung berlari tergesa menuju gerbang saat pesanan ojek onlinenya telah tiba. Namun, keberuntungan tidak berpihak pada gadis itu saat dirinya bertabrakan dengan seseorang di anakan tangga terakhir sekolah. Tamara kehilangan keseimbangan, beruntung lelaki di hadapannya dengan sigap menangkap tubuhnya. Tamara pun meringis pelan ketika kepalanya bertabrakan dengan kerasnya dada bidang remaja lelaki yang bertabrakan dengannya tersebut.

"Lo kalau jalan yang benar pakai mata!" ketus sang pria yang juga sedang menatap Tamara dengan begitu intens. Pria itu bahkan tidak berkedip sedikit pun saat menatap wajah manis Tamara dari jarak mereka yang begitu dekat. Cantik!

Satu kata yang terbesit di batin pria tersebut karena terpesona dengan wajah Tamara. Jujur saja, padahal awalnya ia hendak memarahi gadis yang berani menabraknya. Ia bahkan sempat berpikir jika Tamara sengaja menabraknya untuk mencari perhatian. Namun, kini justru dirinya yang seakan ketagihan menatap manik mata Tamara sampai enggan untuk mengalihkan pandangannya walau hanya sejenak.

Familiar? Ya! Wajah manis milik gadis di hadapannya itu terasa tidak asing bagi dirinya. Tanpa diminta detakan jantungnya mulai bekerja lebih cepat ketika netra birunya bertubrukan dengan netra hitam milik gadis di hadapannya. Hal tersebut sukses membuatnya merasa risih dan tidak nyaman dengan jantungnya sendiri.

Udah jelek, songong pula!

Berbeda dengan pria itu yang terpesona, Tamara sedari tadi terus memaki di dalam hatinya. Gadis itu bahkan sudah menyipitkan matanya tajam sebagai pertanda bendera permusuhan. Ia pun menarik dirinya dari pelukan yang tidak disengaja tersebut.

Ralat, nih cowok engga jelek, ternyata ganteng. Sadar akan pujian yang ia ucapkan di dalam hati, Tamara pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ugh! Come on Tamara! Ini bukan saatnya terpesona.

Tamara seketika jadi teringat akan perkataan yang tadi pria itu lontarkan padanya dengan sangat ketus. Tentu saja Tamara tak terima dengan ucapan pria asing di hadapannya saat itu. Lihatlah! Bahkan ia semakin menajam tatapannya terhadap lelaki di depannya.

Karan's Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang