"Hello , Ana" sapa Ezlar pada seorang gadis yang duduk di kursi roda , benar apa yang di katakan pak satpam tadi , terlihat muka gadis di depannya tak enak di pandang .
"Kak Ezlar telat" ucap Ana dengan muka masan , Ezlar melihat jam di ponselnya .
"Cuman telat 5 menit aja "
"5 menit juga waktu "
"Iya deh iya , yah udah ayo kita masuk " Ezlar membantu gadis itu mendorong kursi rodanya , Ana seorang gadis berusia 7 tahun yang mengalami kelumpuhan sejak kecil , ia hanya bisa bergantung pada kursi roda untuk bisa beraktivitas , Ana sangat hebat dalam bermain piano , keterbatasan bukanlah suatu penghalang baginya , justru keterbatasannya ia jadikan pendorong bagi dirinya untuk bisa menjadi lebih baik .
"Sore Tan ,maaf Ezlar telat " ucap Ezlar pada ibu Ana .
"Tante kira kamu gak bakal Dateng , dari tadi Ana terus aja nanyain kamu "
"Maaf Tan , tadi ada pelajaran tambahan "
"Oh iya gak papa , kamu sudah makan "
"Udah kok Tan" jawab Ezlar dengan sopan .
"Ayo dong kak , kita mulai Ana udah gak sabar nih" ucap Ana yang tak sabaran .
"iya ayo"
Ezlar sudah duduk di depan sebuah piano berwarna coklat milik Ana , jari-jari rampingnya mulai menari di atas nots piano itu mengalunkan setiap nada yang begitu indah .
Setelah suara nots terakhir di tekan , suara tepukan tangan pun terdengar , Ana sangat senang bisa belajar bermain piano bersama Alan , menurut Ana , Ezlar itu orangnya baik dan menyenangkan , ia juga sangat lihai dalam memainkan setiap nots piano , Ezlar juga sosok yang lucu di mata Ana ."Wah kak Ezlar hebat banget" puji Ana .
"Ah Ana bisa aja , Ana juga hebat kok , suatu hari nanti Ana pasti bisa jadi pemain piano yang hebat , asalkan Ana giat belajar dan terus semangat " ucap Ezlar memberikan semangat pada gadis kecil itu .
"Pastinya dong kak "
"Ayo sekarang giliran Ana " ucap Alan ,sekarang giriran Ana untuk bermain piano , Ezlar mengajarkan anak itu dengan terampil , Ana juga bukan tipe anak yang sulit untuk di ajari , ia sangat cepat tanggap . sudah hampir 1 tahun Ezlar menjadi guru les pianonya Ana , tak jarang pula ia mengajar les di tempat lain , semua yang ia lakukan bukan tanpa sebab .
Setelah selesai mengajari anak gadis itu , Ezlar langsung berpamitan ."Yah udah kak Ezlar pamit dulu yah " pamit Alan pada Ana , anak itu hanya mengangguk .
"Tan Ezlar pamit dulu yah "
"Iya hati-hati yah , makasi udah mau ngajari Ana "
"Iya sama-sama Tan"
"Ini buat kamu" ibu Ana menyudorka sebuah amplop putih pada Ezlar , dengan ragu Alan menerimanya .
"Makasih Tan"
"Iya"
Setelah selesai Ezlar pun melangkah pergi dari rumah Ana , ia tak langsung pulang melainkan mampir terlebih dahulu ke sebuah restoran yang cukup mewah ."Dari mana aja?" sentak seorang wanita sembari berkacak pinggang .
"Dari rumah Ana dulu" jawab Ezlar apa adanya .
"Kok lama sih"
"Emangnya gue the flash , yang bisa lari cepet"
"Terserah Lo , buruan ganti baju"titah Wina rekan kerja Ezlar , sudah hampir dua tahun Ezlar berkerja paruh waktu di sebuah lestoran yang cukup populer di kota itu .
KAMU SEDANG MEMBACA
De Javu
Teen FictionSenyumnya masih sama seperti dulu tak ada yang berubah darinya , hanya aku yang tak pernah tau akan rapuh mu , kau terlalu rapih memasang topeng mu , hingga tak ada celah bagi aku untuk tau , tentang rapuh mu ___ Naraya Michela .... Hanya kebahagian...