three

10 4 0
                                    

"Hello , Ana" sapa Ezlar  pada seorang gadis yang duduk di kursi roda , benar apa yang di katakan pak satpam tadi , terlihat muka gadis di depannya tak enak di pandang  .

"Kak  Ezlar telat" ucap Ana dengan muka masan , Ezlar melihat jam di ponselnya .

"Cuman telat 5 menit aja "

"5 menit juga waktu "

"Iya deh iya , yah udah ayo kita masuk " Ezlar membantu gadis itu mendorong kursi rodanya , Ana seorang gadis berusia 7 tahun yang mengalami kelumpuhan sejak kecil , ia hanya bisa bergantung pada kursi roda untuk bisa beraktivitas , Ana sangat hebat dalam bermain piano , keterbatasan bukanlah suatu  penghalang baginya , justru keterbatasannya ia jadikan pendorong bagi dirinya untuk bisa menjadi lebih baik .

"Sore Tan ,maaf Ezlar telat " ucap Ezlar  pada ibu Ana .

"Tante kira kamu gak bakal Dateng , dari tadi Ana terus aja nanyain kamu "

"Maaf Tan , tadi ada pelajaran tambahan "

"Oh iya gak papa , kamu sudah makan "

"Udah kok Tan" jawab Ezlar  dengan sopan .

"Ayo dong kak , kita mulai Ana udah gak sabar nih" ucap Ana yang tak sabaran .

"iya ayo"
Ezlar  sudah duduk di depan sebuah piano berwarna coklat milik Ana , jari-jari rampingnya mulai menari di atas nots piano itu mengalunkan setiap nada yang begitu indah .
Setelah suara nots terakhir di tekan , suara tepukan tangan pun terdengar , Ana sangat senang bisa belajar bermain piano bersama Alan , menurut Ana , Ezlar  itu orangnya baik dan menyenangkan , ia juga sangat  lihai dalam memainkan setiap nots piano , Ezlar juga sosok yang lucu di mata Ana .

"Wah kak Ezlar  hebat banget" puji Ana .

"Ah Ana bisa aja , Ana juga hebat kok , suatu hari nanti Ana pasti bisa jadi pemain piano yang hebat , asalkan Ana giat belajar dan terus semangat  " ucap Ezlar memberikan semangat pada gadis kecil itu .

"Pastinya dong kak "

"Ayo sekarang giliran Ana " ucap Alan ,sekarang giriran Ana untuk bermain piano , Ezlar  mengajarkan anak itu dengan terampil , Ana juga bukan tipe anak yang sulit untuk di ajari , ia sangat cepat tanggap . sudah hampir 1 tahun Ezlar menjadi guru les pianonya Ana , tak jarang pula ia mengajar les di tempat lain , semua yang ia lakukan bukan tanpa sebab .
Setelah selesai mengajari anak gadis itu , Ezlar langsung berpamitan .

"Yah udah kak Ezlar  pamit dulu yah " pamit Alan  pada Ana , anak itu hanya mengangguk .

"Tan Ezlar  pamit dulu yah "

"Iya hati-hati yah , makasi udah mau ngajari Ana "

"Iya sama-sama Tan"

"Ini buat kamu" ibu Ana menyudorka sebuah amplop putih pada Ezlar , dengan ragu Alan  menerimanya .

"Makasih Tan"

"Iya"
     Setelah selesai Ezlar pun melangkah pergi dari rumah Ana , ia tak langsung pulang melainkan mampir terlebih dahulu ke sebuah restoran yang cukup mewah .

"Dari mana aja?" sentak seorang wanita sembari berkacak pinggang .

"Dari rumah Ana dulu" jawab Ezlar apa adanya .

"Kok lama sih"

"Emangnya gue the flash , yang bisa lari cepet"

"Terserah Lo , buruan ganti baju"titah Wina rekan kerja Ezlar , sudah hampir dua tahun Ezlar  berkerja paruh waktu di sebuah lestoran yang cukup populer di kota itu .

De Javu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang