Jisung

1.2K 126 10
                                    

Happy Reading !!


; please swipe the header to listen the song.

Seperti malam-malam sebelumnya, lagi-lagi hujan turun membasahi kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Seperti malam-malam sebelumnya, lagi-lagi hujan turun membasahi kota. Padahal belum genap bulan Desember, tapi kayaknya hujan gak sabar banget buat turun.

"Ngapain kamu disitu?"

Sontak aja kamu noleh ke belakang dan senyum ngeliat siapa yang barusan buka suara.

"Nggak tau, gabut aja." kamu memutar tubuh biar sepenuhnya menghadap dia, "kok tumben kesini? Kirain gak pake mampir, hujan soalnya."

Jisung ngedengus, "kasian aja sih sama kamu, tiap hujan pasti ngegalau di depan kaca. Sendirian pula." katanya sambil jalan ke arah kamu.

Kamu ketawa kecil, berikutnya kedua pundakmu di putar untuk menghadap kaca kayak semula. Bedanya kali ini tangan Jisung melingkar di bahu kamu, ikutan ngeliatin hujan favorit kamu di depan kaca sama kayak apa yang sering kamu lakukan.

"Apa bagusnya ngelihatin ginian?" matanya sibuk nyari-nyari apa yang spesial dari ngelihatin hujan, "mending ngeliatin aku kemana-mana."

Kamu cuman terkekeh, "ya bedaa dong, Ji." kamu ngelirik dia dari samping, "aku suka sama perasaannya. Nyaman, bikin pengen bobo." terus ngehela nafas.

"Perasaan gimana? Ini aku udah meluk-meluk gini segala bukannya lebih nyaman ketimbang ngelihatin hujan?"

"Ck! Ya beda. Sana ah, rese deh." kamu nyikut pinggangnya, pelan aja, kasian soalnya Jisung lucu.

Jisung ngejauhin tubuhnya sedikit, "Loh? Kok marah?" nggak berapa lama dia kayak nemu akal, "gini, gini... kalo gini gak ada rasanya juga berarti emang kamu yang gak punya perasaan."

Tau apa yang dia lakuin? Iya! Meluk pinggang kamu dari belakang udah kayak di drakor-drakor.

Bukannya baper atau salting kamu malah kegelian begitu kedua lengan besarnya melingkar di pinggang kamu.

"Ahsdhsdhakld geliiiii." kamu berontak-berontak kecil, masalahnya dari ujung kaki sampai leher, bulu kuduk mu berdiri. Nggak di lepasin juga, akhirnya kamu cubit aja perutnya, keras soalnya, "ah minggiiiir, geli."

"Aw! Iya-iya," setelah Jisung ngelepasin pelukkannya baru deh kamu nafas lega, "ada rasanya nggak tapi?"

Kamu melototin dia, "ada! Geli tau gak???"

"Ck! Bukan geli, selain itu."

"Ya apaan? Enggak ada, cuman geli."

"Halah, kalo gini?" sekarang Jisung narik bahu kamu supaya berhadapan sama dia, "merem." tapi kamu masih mandangin mukanya, nyari clue soal apa yang bakalan cowok ini lakuin selanjutnya.

"Mau ngapain?"

"Merem makanya."

Kali ini kamu nurut, mejamin kedua matamu, detik berikutnya kamu bisa ngerasain tangan besarnya nangkup kedua pipi kamu bersamaan dengan jantung kamu yang berdebar.

imagine, NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang