04. RAKSALOVA

15 4 0
                                    

Haloo👋
Semoga kalian cinta dengan cerita ini🤍
Vote dan comentnya ditunggu🦋

Haloo👋Semoga kalian cinta dengan cerita ini🤍Vote dan comentnya ditunggu🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Jam sudah menunjukkan pukul 06.00, mentari pun siap untuk bekerja seperti biasanya tanpa kata lelah. Bahkan sebagian orang sempat memaki karena teriknya sinar matahari yang membuat mereka sedikit terganggu, munafik! Padahal mereka sangat membutuhkan matahari untuk bertahan hidup. Bisa dibayangkan jika kita hidup tanpa bantuan sang surya?

Kadang Lova itu ingin seperti matahari, selalu ceria menampakkan sinar yang begitu terang, tanpa kata lelah dihidupnya. Tapi kembali kepada realita, nyatanya ia hanya manusia biasa yang kapan saja juga merasa lelah dengan sendirinya.

Lova segera beranjak keluar untuk menemui bundanya. Pasti bundanya sudah menyiapkan masakan enak untuknya, yaa walapun kadang hanya satu telur ceplok saja sudah bersyukur, yang terpenting mereka masih diberi kesehatan.

Lova tersenyum manis kala melihat bundanya sedang menyiapkan makanan dimeja makan. Memang sekarang ia hanya hidup berdua dengan bundanya, ayahnya sudah pergi meninggalkan mereka saat Lova berumur tujuh tahun. Bisa dibayangkan bundanya bekerja menafkahi Lova selama itu hingga ia sekarang bisa masuk Sma. Kadang ia berpikir hati bundanya sekuat apa? Bahkan baja pun pasti kalah!

"Bunda hari ini masak apa?" Tanya Lova yang tiba-tiba memeluk bundanya dari belakang.

"Lova, kamu ngagetin bunda ih," Nara menggeplek tangan putrinya pelan yang melingkar sempurna diperutnya.

Lova hanya menyengir sambil berjalan kearah kursi yang memang hanya ada dua diruang makan.

"Bunda buat nasi goreng lagi Va, gak papa kan?" Tanya Nara menyendokkan nasi goreng ke piring Lova.

Lova menganggukkan kepalanya, "gak papa bund, lagian nasi gorengnya bunda enak banget tau! Gak ada tandingannya, serius!!"

Nara hanya terkekeh pelan mendengar ocehan putrinya. Ia bersyukur mempunyai Lova, walau hidupnya kini hanya pas-pasan Lova tidak pernah menuntut ini itu kepada dirinya. Malah Lova dengan senang hatinya membantu ia memenuhi kebutuhan hidup mereka.

"Bunda nyusahin kamu gak Va?"

Lova yang tadinya asik dengan nasi goreng yang ada dihadapanya seketika menoleh kearah bundanya. "Bunda kok ngomong gitu sih, mana ada bunda nyusahin Lova, justru Lova itu seneng adanya bunda disini."

Nara memeluk Lova sambil mengelus surai hitam sepunggung milik Lova, "seharusnya bunda itu bahagiain kamu Va, bukan malah bikin beban buat kamu."

Lova melepaskan pelukan bundanya dan menatapnya dengan senyuman manis dibibirnya. "Bunda tau? Lova masih bisa lihat bunda disini aja udah bikin Lova bahagia bund, jadi jangan berpikir kalau bunda itu nyusahin Lova."

Nara hanya menganggukkan kepala pelan, "yaudah dihabisin, bekalnya udah bunda siapin, bunda mau cuci piring dulu."

"Iya bunda makasihh,"ucap Lova masih dengan senyuman manis melekat dibibirnya.

RAKSALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang