OMG 2

54 4 0
                                    

Ternyata tamu ayah malam ini adalah keluarga Adrian, nggak habis pikir ternyata orangtuannya Adrian dan orangtuaku bersahabat.

Ini mimpi bukan ya? Sepertinya bukan.

"Bi kenalan dong sama anaknya tante rani" ucap ayahku disela-sela kesibukan makan malamnya.

Ya memang benar ibunya Adrian namanya rani. Dan aku harus memanggilnya tante rani calon mertua aku. Hehe ngarep banget bi

"Hmm aku udah kenal kok yah" ujarku sembari menyantap makanan yang ada didepanku.

"Kalian sudah saling mengenal, bagus dong kalo gitu" Ucap tante rani.

What? Bagus? Bagus gimana maksudnya? Jangan-jangan... hmm

"Stop bi stop kamu gaboleh kegeeran kaya gini dong" ucapku dalam hati.

Tapi maksudnya tante rani ngomong kaya gitu apa ya? Aku tidak mengerti.

Entah kenapa aku merasakan sedikit canggung dengan Adrian bukan sedikit deng tapi banyak. Apalagi tadi dia senyum kearahku, mungkin karena sebelumnya aku belum pernah bertatap muka langsung dengan Adrian seperti ini.

Ya ampun senyumnya itu loh mengalihkan dunia banget. Azzzz

*****

Makan malam sudah selesai, tapi sepertinya keluarganya Adrian belum ingin pulang.

Bunda, ayah, ibu dan bapanya Adrian sedang berbincang-bincang diruang keluarga, entah sedang membicarakan apa mereka semua, sedangkan Adriannya sendiri sedang main ps dengan kak ian. hufft menyebalkan aku tidak diajak bergabung dengannya.

Yasudah aku putuskan untuk menyendiri saja ditaman belakang rumah.

Adrian menyadari tidak ya kalau aku adalah teman chattingan nya baru-baru ini. Tapi sepertinya dia menyadari kok, semoga.

*****

Adrian POV

Malam ini keluargaku berkunjung kerumah bian. Aku tidak terlalu tahu tentang bian tapi satu yang aku tahu kalau dia menyukaiku.

Bagaimana aku bisa tahu? Ya jelas aku tahu, selama ini kan dia adalah temen chattinganku. Dari chattingannya itu aku bisa tahu mana yang ada perasaan denganku dan mana yang tidak.

Menurutku bian sesosok cewek yang seru, baik, ramah, dan pastinya cantik. Tapi entah kenapa aku ingin sekali bersahabat dengannya namun hanya sahabat hanya sepasang sahabat tidak lebih dari itu.

*****

Bian POV

"Hoamm" seraya mengucek mataku.

Kulirik jam dimeja belajarku ternyata masih pukul 5 pagi, sepertinya aku bangun kepagian hari ini hehe. Tumben

Langsung saja ku menuju dapur untuk mencari makanan untuk mengganjal perutku dan memberi makan cacing-cacing diperutku.

Eitss sebelumnya aku mandi dulu deh hehe..

*****

"Selamat pagi bunda" ucapku pada bunda yang sedang memasak didapur.

"Pagi juga sayang, kok tumben pagi-pagi gini kamu udah bangun?" Tanya bundaku.

"Hehe nggak tau nih bun" ucapku sembari menyomot sepotong roti diatas meja.

"Bantuin bunda masak sini, kan kamu sekolahnya masih lama"

"Oke bunda"

Selang beberapa menit.

"Woy dek tumben lu bantuin bunda masak" ujar kak ian yang baru datang, mungkin dia baru selesai mandi.

story about "KITA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang