-PROLOGUE-

1K 66 38
                                    

First Encounter_

Seorang gadis muda kira- kira berusia lima belas tahunan tampak berlari dengan linangan air mata menyusuri koridor rumah sakit yang begitu panjang. Gadis ini tak sedikitpun mengindahkan tatapan orang- orang yang melihatnya dengan heran dan meremehkan. Gadis muda ini berlarian menggunakan baju motif bunga berjaket denim yang basah kuyup dengan bertelanjang kaki. Telapak kakinya pun meninggalkan jejak- jejak kotor berlumpur di sepanjang jalan yang dilaluinya. Gadis itu bernama Bae Suzy.

Suzy berhenti di sebuah ruangan paling ujung, hatinya tiba- tiba berdenyut nyeri. Terdengar suara hujan yang semakin deras dan petir yang terus menyambar di luar sana. Suzy mencoba menenangkan hati dan pikirannya. Dia berusaha terlihat kuat, namun gagal. Suzy hanyalah gadis muda yang rapuh dan semakin tak berdaya. Dengan kesadaran yang masih tersisa, Suzy mulai memasuki ruangan sang omma yang telah beberapa hari ini beliau tempati.

Tak ada sambutan penuh senyum, tak ada rentangan tangan untuk memeluk hangat, Suzy tak mendapati itu. Yang ada justru beberapa tenaga medis tampak berlarian melewatinya. Mereka mendorong peralatan yang entah apa namanya Suzy tak begitu paham. Dokter memasang berbagai alat di tubuh ommanya yang seolah membeku. Beberapa kali diberikan kejut jantung, omma seolah tak bergeming.

Hati Suzy mencolos....

" Omma.... jangan tinggalkan aku....jebal....!!" Jeritnya dalam hati, namun tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya yang mungil. Linangan air matanya terus saja mengalir deras, Suzy merasa dunianya seolah runtuh seketika.

" Waktu kematian, 11.26 a.m. Pasien atas nama Bae Ji Hyun dinyatakan telah meninggal dunia....." Dokter menjelaskan laporan kematian pasiennya akibat sudden cardiac arrest (SCA). Omma Suzy menderita penyakit jantung koroner stadium akhir. Dimana sang dokter telah memberikan semua usaha terbaiknya untuk menyelamatkan pasien. Ketika takdir berkehendak lain, kepasrahan dan keikhlasan untuk melepas kepergian orang terkasih adalah pilihan terbaik. Manusia hanya bisa berusaha, namun Tuhanlah yang menentukan.

Dokter berwajah ramah itu berjalan menghampiri Suzy. Ditepuknya pundak Suzy pelan, " Kau harus kuat gadis muda.... ommamu sudah bahagia di surga.....!!"

Kata- kata penghiburan seindah apapun bila diucapkan saat itu tak terdengar menghibur sedikit pun di telinga Suzy. Gadis ini berjalan dengan lunglai mendekati tubuh ommanya yang telah terbujur kaku.

" Omma.... Kenapa omma tega sekali meninggalkan Suzy sendirian... bahkan omma tidak menunggu Suzy, omma.... bagaimana Suzy bisa bertahan tanpamu???" Untuk terakhir kali Suzy memandangi wajah ommanya. Memang kini omma telah damai, dan pasti tidak merasakan sakit lagi, tapi bagaimana dengan Suzy sendiri. Kini Suzy benar- benar sebatang kara. Tidak ada siapa pun yang bisa dia jadikan tempat bersandar juga berlindung.

🍀🍀🍀

Suzy bersandar di dinding rumah sakit dengan posisi meringkuk sambil memandangi sepatu highheels yang ada di depannya kini. Sejak mengetahui ommanya menderita sakit, Suzy muda harus bekerja menjadi salah satu model produk online shop pakaian remaja. Dia mengumpulkan sedikit demi sedikit gajinya untuk biaya rumah sakit omma. Suzy pantang menyerah, dan dia yakin ommanya akan segera sembuh.

Tapi semua itu hanya menjadi harapan kosong sekarang. Suzy harus berlari menerobos hujan begitu menerima kabar bahwa ommanya tengah kritis. Dia yang tidak terbiasa memakai sepatu hak tinggi melepas alas kakinya begitu saja. Bahkan Suzy sempat terjerembab saat melewati taman tadi.

Gadis ini tertawa miris, dia berusaha untuk tidak menangis lagi, karena dirasanya air matanya telah mengering dan kini yang tersisa hanyalah kekosongan hati. Suzy seolah telah pasrah pada takdirnya kini...

Hospital Love Story (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang