Mau cepet-cepet selesain cerita ini soalnya mau up cerita baru yang sama genre kayak gini.
eh sama gak si.
gak tau. bye.
oh nanti cast nya member enhypen.
"Eh iya bu kita memang mau turun buat makan." Ujar Jisung sambil menyembunyikan tangannya yang bergetar karena ketakutan. Wajahnya tampak gugup sama seperti teman-temannya yang membeku di sana dengan senyum canggung ke arah si pemilik rumah.
"Bagus deh kalo gitu, saya ke bawah duluan ya." Setelah wanita itu pergi mereka langsung bernafas lega, apalagi si Soobin yang membatu di pojok saking takutnya wajahnya sudah di penuhi keringat.
Ryujin berdiri duluan lalu mengajak yang lainnya untuk turun bersama-sama. Mereka sudah membuat rencana untuk pergi dari rumah itu setelah makan, mereka akan pura-pura jalan-jalan disekitar rumah lalu sedikit demi sedikit mulai menjauh sampai akhirnya mereka tidak bisa melihat rumah itu lagi.
Sampainya di meja makan mereka berusaha untuk bersikap biasa saja di depan si pemilik rumah. Menu hari ini daging lagi. Jisung dan Soobin yang biasanya paling rakus sekarang hanya diam menatap makanan yang ada di hadapan keduanya. Entah kenapa saat melihat makanannya mereka langsung teringat mayat pria tadi malam.
"Makan yang banyak ya anak-anak." Ucap wanita itu dengan senyum tipis.
"T-terima kasih." Balas Minju sambil sedikit membungkuk. Tidak seperti biasanya si pemilik rumah ikut makan bersama mereka, dia duduk di samping Minju dan tanpa ragu mengambilkan Minju sup daging buatannya.
"Kamu harus makan yang banyak biar kuat."
Tentu saja hal itu membuat Minju dan yang lain merasa agak tidak enakan jika tidak memakan masakan wanita itu. Akhirnya mereka semua menahan rasa mualnya dan makan dengan tenang.
Tidak perlu waktu lama untuk mereka makan. Si wanita itu tiba-tiba menghilang entah pergi kemana, sementara Yeji dan yang lain masih duduk mengelilingi meja makan.
"Kita... cuma diam aja disini? Gak mau k-keluar? N-nyari angin di luar?" Tanya Soobin yang terbata-bata. "K-keluar yuk."
Tiba-tiba si pemilik rumah kembali menghampiri mereka sambil membawa peralatan untuk berkebun. "Ah maaf mengejutkan kalian karena membawa alat-alat ini, saya mau merapikan tanaman saya yang ada di depan rumah. Jika tidak keberatan apakah kalian mau membantu saya?"
Mereka bertujuh saling melempar tatapan mata panik. "Tapi maaf bu saya gak biasa berkebun." Sahut Jisung sambil cengengesan.
"Nanti saya ajarkan."
"Sekali-kali nambah pengalaman, yuk guys." Ajak Beomgyu. Tatapan matanya mengatakan dia tidak ingin melakukan itu tapi dia tidak mau membuat si pemilik rumah curiga jika mereka akan pergi diam-diam dari sana.