"Saling percaya, itu kuncinya."Soobin mengerutkan alisnya membaca kalimat terakhir dari buku yang di bacanya. "Hah? Gimana? Gue gak ngerti."
"Itu tandanya lo yang goblok." sahut Jisung yang juga sedang membaca buku yang sama. Mereka berdua sengaja membeli buku yang sama untuk di baca.
Sebenarnya begini, tadi siang mereka berdua tidak sengaja lewat di toko buku yang cukup ramai. Bukan Jisung dan Soobin namanya kalo tidak kepo, mereka heran kenapa toko buku itu ramai pengunjung padahal beberapa bulan terakhir setiap kali mereka berdua lewat toko itu sangat sepi.
Baru saja mereka berdua masuk kedalam toko itu seorang anak perempuan berumur sekitar 7 tahun tidak sengaja menabrak Jisung dan menjatuhkan buku yang di pegangnya.
Jisung refleks mengambil buku yang jatuh itu dan cukup terkejut membaca judul bukunya.
Saat Jisung mengembalikan bukunya ke pemiliknya lagi anak itu malah tersenyum lebar ke arah Jisung dan Soobin, bahkan senyumannya membuat Soobin sampai merinding.
"Sepertinya kalian akan menyukai buku ini." ucap anak perempuan itu. "Kalian harus membacanya dan kalian pasti akan ketagihan. Buku ini sangat menantang."
Siapa yang akan percaya dengan ucapan anak berumur 7 tahun? Sama seperti Jisung dan Soobin mereka juga tidak percaya dengan ucapan anak itu, karena yang ada pada pikiran mereka ah mungkin itu hanya buku dongeng biasa tapi terlihat luar biasa di mata anak itu.
"Ini bukan buku dongeng!" tegas anak itu.
Lagi-lagi Soobin terkejut dan langsung bersembunyi di belakang Jisung.
"Kok nih anak nyeremin sih?" bisik Soobin ke telinga Jisung. "Mana gue tahu, gue juga merinding ngeliat muka dia." balas Jisung.
"Karena kalian sudah berada disini kalian harus membacanya."
"A-ah benarkah? K-kalau begitu kita akan membelinya tapi apa kau bisa menyingkir dari hadapan k-kami s-sekarang?" kata Jisung yang entah sejak kapan menjadi gugup berbicara di depan anak kecil.
Anak itu segera pergi entah kemana sedangkan Jisung dan Soobin segera masuk ke dalam toko lalu mengambil buku yang sama dengan yang di pegang anak kecil tadi.
Mereka berdua pergi ke kasir yang sama sekali tidak mempunyai antrian orang, disaat itu juga Soobin dan Jisung sadar kalau toko yang tadinya sangat ramai sekarang sudah menjadi sangat sepi tersisa seorang karyawan kasir yang sedang memasukkan dua buku yang di beli mereka berdua ke dalam kantong plastik.
Soobin mencubit-cubit lengan Jisung memintanya untuk cepat-cepat pergi karena perasaannya sudah sangat tidak enak berada di dalam toko itu.
Setelah membayar mereka berdua langsung keluar dari toko itu dengan tenang, sampainya di luar toko barulah keduanya berlari pulang karena ketakutan.
"Gue beneran gak ngerti." kata Soobin sambil menggaruk kepalanya.
"Hadeh goblok... tapi sama bin gue juga gak ngerti." jawab Jisung yang langsung mendapat lemparan sendal dari Soobin.
"Nih buku bikin beban pikiran gue nambah aja bangsat."
Mereka berdua sibuk memahami isi buku itu tapi selalu berakhir gagal. "Otak gue gak nyampe sung." Soobin menutup bukunya lalu di letakkan di atas meja belajarnya. "Bodoh amatlah."
Asal kalian tahu di dalam buku itu ada gambar hutan, pohon-pohon besar, sungai, pintu, rumah yang berada di tengah-tengah hutan, gambar manusia yang wajahnya tidak jelas, sandi-sandi, dan gambar random lainnya.
"Ini kayaknya buku bertahan hidup di hutan, bener gak sih? hahahahahaha." kata Jisung di akhiri dengan tawa karena merasa di bodohi anak kecil tadi.