bagian tiga💫

5 1 0
                                    

Dua belas tahun kemudian, Azyla tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik. Umurnya kini sudah sembilan belas tahun, rambutnya yang selalu di kepang dan senyumnya yang tak pernah pudar, ia kini sedang melukis diikuti anak-anak kecil yang berada di belakangnya.

"Azyla apa kau sudah selesai melukisnya?" panggil Yumna membuat Azyla menoleh cepat.

"Sebentar lagi Mama bear," balas Azyla segera menyelesaikan lukisannya.

"Beby bear, apa kamu selamanya akan mengajari kita belajar?" tanya salah satu anak perempuan yang berada disana.

"Aku tidak tahu, semoga saja ya."

"Zy, kamu sudah selesai?"

"Donat-donatnya sudah siap," ujar Yumna.

"Ah baiklah, aku akan keliling dulu. Do'akan aku semoga semuanya habis terjual." Yumna mengangguk, Azyla pamit dan langsung pergi untuk berjualan diluar area karnaval.

"Donat-donat!" Azyla terus berteriak sampai ada seorang anak kecil yang menghampirinya dengan satu ibu-ibu.

"Aku mau donatnya," ujar anak kecil.

"Baiklah, berapa?"

"Lima saja," katanya, langsung ibu-ibu menyerahkan satu lembar uang kepada Azyla. Azyla berterima kasih lalu kembali keliling.

"Donat-donat!" Azyla kembali berteriak, ia berhenti disalah satu taman sekolah. Anak-anak yang melihat keberadaan Azyla ia segera menghampiri Azyla dan donat-donat itu habis terjual.

Azyla sangat senang, sungguh. Ia sepanjang jalan hanya menari-nari, dengan kakinya yang berjinjit dan tubuhnya yang memutar.

Azyla beristirahat sebentar di dekat warung yang tak jauh dari tempat karnaval, ia memesan satu botol air minum lalu tak sengaja melihat poster yang mencolok matanya. Azyla segera mendekati poster itu lalu membacanya.

"Penerimaan pembantu baru, alamat ivory residence keluarga besar Erlangga, satu bulan mendapat upah 100 juta."

Ia membaca langsung merobek dan mengambilnya, ia akan memberi tahukan kepada keluarganya.

Azyla berlari kencang ketika tiba disana, kebetulan keluarga lengkapnya sedang berkumpul.

"MAMA BEAR! PAPA BEAR! KAKEK!" jerit Azyla sambil berlari.

"Kenapa Zy?" tanya Nio panik.

"Papa bear, Mama bear, ada pekerjaan di kota aku ingin kesana." ucap Azyla.

"Ini," Azyla langsung menyerahkan kertas itu pada Yumna dan Nio, mereka saling bertatapan lalu mengangguk.

"SERIUS?!" mereka mengangguk serempak.

Azyla langsung memeluk Yumna dan Nio, Kakek yang melihatnya sangat senang.

"Baiklah, nanti kami siapkan kendaraan untukmu ya." ujar Nio diangguki semua.

"Terimakasih Papa bear, Mama bear, Kakek."
________________
_______

Azyla sudah bangun pagi-pagi sekali, memakai baju yang menurutnya rapih. Menggunakan rok selutut dengan baju kaos biasa, menyiapkan map yang berisi entah itu apa. Membawa payung karena kota cukup panas, ya.

"Azyla, apa kau sudah siap?" tanya Mama bear.

"Sudah Mama bear, sebentar."

Tak lama Azyla keluar, sudah ada keluarga besarnya disana.

"Semangat beby bear!"

"Hati-hati ya!"

Azyla menahan tangisnya, sebenarnya ia tidak mau meninggalkan keluarganya, meninggalkan tempat tinggal dan tempat lahirnya. Tapi, ini semua demi mereka.

Ineffable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang