bagian tujuh💫

4 1 0
                                    

Dafda keluar dari kamarnya, menggunakan hoodie, celana jeans panjang dan sepatu. Menuruni tangga langsung berbelok menuju dapur.

Ia menoleh ke kiri dan kanan, mencari keberadaan pembantunya untuk menepati janjinya pagi ini setelah keluarnya pergi bekerja.

"Tuan," suara yang Dafda kenal itu terdengar dibelakang punggunya, ia berbalik mendapati Azyla yang memakai baju pembatu sedang memegang sapu.

"Hei, kau belum siap-siap?" tanya Dafda kesal.

"Apa mau sepagi ini tuan?" tanya balik Azyla dengan mimik wajah yang polos.

"Ya, sudah cepat siap-siap." Azyla langsung menaruh sapu dan segera pergi ke kamarnya.

Tak lama Azyla muncul, dengan membawa tas lumayan besar membuat Dafda mengerutkan keningnya.

"Apa itu?"

"Kejutan," jawab Azyla dengan tersenyum.

Dafda menarik nafasnya kasar, lalu berjalan diikuti Azyla dibelakangnya.

Setelah sampai di garasi mobil, Dafda membukakan pintu mobil untuk Azyla.

Azyla mengerutkan keningnya.
"Hah?" Jawab Azyla tak mengerti.

"Masuk." timpal Dafda malas.

Flashback off

"Mama bear, doakan aku ya."

"Kenapa ada apa?" tanya Yumna di sebrang sana.

Malam tadi Azyla menelfon Yumna karena rindu pada Mama bearnya itu.

"Besok aku mau kencan dengan tuan Dafda,"

"Majikan mu?"

"Ya,"

"Kencan? Seperti jalan-jalan itu?"

"Iya Mama bear,"

"Apa kau percaya padaku, nanti pagi tuan mu akan membukakan pintu mobil untukmu seperti tuan putri dan seorang pangeran."

Flashback on

Azyla ragu-ragu untuk masuk kedalam mobil, setelah Azyla masuk Dafda duduk disebelahnya.

Mereka berhenti disebuah taman yang sepi, Dafda menyuruh supirnya untuk pulang saja. Lagi pula jarak dari rumahnya itu tidak terlalu jauh.

Azyla duduk disebelah Dafda, Dafda melihat Azyla yang terus tersenyum sambil melihat suasana pagi ini, sejuk dan menenangkan.

"Mana kejutanmu?" tanya Dafda penasaran.

"Tuan, kata Mama bear kita tidak boleh terlalu lama bersedih. Kau tahu? Bulan yang sedang menyaksikanmu bersedih juga ikut bersedih," kata Azyla.

Dafda menghela nafasnya lalu berujar...
"Dimana bulan? Aku tidak melihatnya."

Azyla mendongak ke atas, "Tuan, bulan itu tidak menghilang kau hanya tidak melihatnya sesekali saja."

"Jadi kumohon, jangan bersedih lagi ya," Dafda menatap lekat manik mata Azyla, tersorot ketulusan disana. 

Dafda menghembuskan nafasnya...
"Ah, baiklah, jadi dimana kejutanmu itu?"

Azyla tersenyum kecil lalu meraih tasnya kepangkuan, ia mengeluarkan satu cat semprot berukuran sedang. Dafda lagi-lagi mengerutkan keningnya.

"Apa ini?" ya, seperti orang bodoh yang terus-menerus bertanya.

"Ini adalah cat semprot," ujar Azyla sambil menyemprotkannya.

Dafda sedikit terkejut, lalu bertanya lagi...
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

Ineffable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang