bagian enam💫

8 1 0
                                    

Flashback off

Pada umur Dafda yang ke 17 ia mengalami kecelakaan lagi, dan Haira mendapat laporan kalau ternyata Dafda kecelakaan akibat bermain dengan Pak Tori. Pak supir Dafda yang menemani ia sejak kecil sampai sekarang, itu semua bohong dan Pak Tori dikeluarkan oleh Haira dan mendapat Pak supir baru yang juga baik hati, tapi Dafda tidak akan pernah melupakan Pak Tori.

Pada saat itu Dafda tidak mempunyai teman berbicara dan ia sangat-sangat kesepian, Haira kini juga sedang mencari pembantu lagi karena pembantunya yang sejak kecil itu sudah keluar. Dafda tidak mau ada pembantu disini, ia hanya butuh Ibunya untuk melayaninya dan menjaganya.

"Kau sedang apa?" Dafda keluar dari kamar mandi, pembantu yang berbadan gemuk sedang membereskan baju-baju Dafda.

"Aku sedang membereskan baju-baju mu karena tidak rapih dan sedikit berantakan."

"Keluar."

"Tidak, aku sedang membereskan bajumu," ujar pembatu itu.

"Keluar." Dafda membukakan pintu karena merasa kesal dan muak.

Malam harinya Dafda melakukan hal sama seperti yang ia lakukan pada Azyla, menakuti pembantu itu, alhasil pembantunya menyerah dan ingin keluar.

"Aku melihat hantu, aku tidak mau ada disini lagi rumah nyonya itu adalah sarang jin aku tidak mau."

"Mungkin itu hanya bayanganmu saja," kata Haira mencoba menenangkan.

Pembantunya semakin menangis, ia menentang keras Haira dan memilih untuk pergi dari rumah itu.

"Kalau aku terus-menerus disini, aku akan jantungan nyonya," katanya sambil menangis.

Dua harinya, Haira mendapat pembantu lagi. Dan malam harinya Dafda melalukan hal sama, alhasil pembantunya itu keluar lagi.

Tiga harinya Dafda sedang memakan buah-buahan di meja makan, Haira datang dengan seorang nenek-nenek tua yang sudah keriput.

"Dafda ini pembantu baru kita, Nenek In namanya."

Dafda melihat nenek-nenek tersenyum langsung tersenyum jahil.

Malamnya lagi, Dafda melakukan hal sama, tidak peduli siapapun itu dan berumur berapakah dia Dafda tetap Dafda.

Paginya, nenek In menangis dan meminta pulang saja karena ulah Dafda hal itu membuat Haira benar-benar prustasi.

Dan sekarang yang hanya bertahan hanyalah Azyla, karena ia tidak takut dengan hal seperti itu Azyla adalah seorang penjaga rumah hantu sejak kecil, bukan? Pastinya sudah senior dengan hal-hal yang berbau horor.

Flashback on

Azyla sedang membereskan piring-piring yang selesai ia cuci, Dafda menghampiri Azyla dengan wajah yang ceria.

"Siapa namamu?"

"Azyla Kanaya, kau bebas ingin memanggilku apa."

"Ini kertas milik siapa?" tanya Dafda menyerahkan kertas yang sudah tergambar.

"Ini milikku tuan," jawab Azyla tersenyum.

"Apa kau boleh mengajariku untuk melukis?" Azyla tercegang, bukannya malam tadi ia sudah keterlaluan. Ah lupakan saja...

"Boleh, dimana?"

"Di gudang, karena peralatanku ada disana."

"Ehem, baiklah, lima menit lagi. "

Ineffable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang