Chapter 03

43 19 11
                                    

Happy Reading




Author POV.

Ketika Eleana sedang berlari didalam hutan nan rindang, mengikuti aliran sungai yang telah di beri petunjuk oleh Sang Pemburu. Eleana secara tak sengaja kakinya menyentuh batu yang ada dihadapannya dan terjatuh saat itu juga.

Eleana POV.

"Batu sialan..."

"Siapa sih yang menyimpan batu disini!" Tegas ku dengan sedikit keluhan.

Aku terdiam cukup lama untuk bisa menggerakkan kaki ku lagi, kalian bisa tahu lah ketika kalian tersandung batu akan mengalami sakit pada saat itu juga. Ketika aku hendak berdiri untuk melanjutkan lariku dengan kali ini harus tak mau harus berjalan pelan-pelan karena kaki ku sangat sakit pada saat ini juga.

Aku terpaku sesaat melihat dari kejauhan dan melihat cahaya memojokan kearah mataku sehingga membuatku tersilau.

"Bukan kah itu... , cermin?" Ucapku sambil sedikit memandang dengan seksama bahwa itu benar-benar cermin.

Aku mengarah menuju cermin tersebut dengan langkah kaki yang melamban karena tersandung tadi.

Aku berpapasan langsung dengan cermin yang berukuran besar dengan bentuk memudar panjang sehingga tubuhku keliatan semuanya, aku terheran kenapa ada cermin di tempat seperti ini?

Mungkin kan seseorang sengaja menempatkannya disini, atau cermin itu memang berada disini dengan lamanya?

Aku melihat-lihat kearah cermin tersebut sehingga aku lupa yang seharusnya aku lakukan adalah mengikuti aliran sungai tadi malah sekarang aku menjauh dari aliran sungai dan hanya terpaku melihat keindahan dari cermin yang ada di hadapanku saat ini.

Seketika Eleana sedang melihat-lihat keindahan cerminnya kita ke sisi lainnya terlebih dahulu...

Pemburu POV.

Kini sang pemburu sangat bimbang dengan apa yang dilakukannya

Itu sangat bagus menurutku, dia masih punya memiliki rasa kemanusiaan. Dan tidak memilih untuk membunuh sang putri.

"Aku harus memiliki ide yang sempurna untuk mempercayakan sang Ratu kepadaku, bahwa aku telah berhasil membunuhnya" Ucap ku berkata-kata namun hati pasti tidak akan membohongi seperti ucapan lisan dalam mulut yang keluar begitu saja.

Aku berjalan terus menerus dari dalam hutan menuju luar hutan, namun aku terhenti sesaat bahwa aku harus membawa bukti bahwa aku telah membunuh sang putri.

Aku mulai berfikir dan berburu dengan cara terpaksa juga, karena selain namaku sering disebut pemburu pastinya aku adalah seorang pemburu hutan. Aku mulai mencari target untuk menjadi sasaran ku dan membawa hatinya kehadapan sang ratu.

Setelah beberapa lama aku menunggu target untuk berburu aku membidik salah satu Rusa yang ada di depan target tersebut dan blush panah tersebut tepat dalam sasaran.

Rusa tersebut mulai terjatuh dari tanah darahnya mengalir dari tubuhnya dan mulai berceceran di tanah. Untuk lebih menenangkan rusa tersebut untuk terakhir kalinya aku mulai menutupi mata rusa tersebut perlahan-lahan.

Aliran darah yang mengalir tak berdaya itu hanya mampu di terangkan dengan sebuah tetesan darah yang terus mengalir dan jiwamu akan selalu tenang di alam Sanah nan jauh...

Matamu yang berbinar bagaikan bintang yang selalu terang di malam hari mulai bermunculan di matamu dan tetesan air matamu yang sangat membuatku tak berdaya. Aku mulai menutup secara perlahan supaya jiwamu tenang dengan sendirinya dan jiwamu menjadi suci pada akhirnya juga.

Aku mulai membelah bagian dari rusa tersebut dan meyisihkan hati rusa itu kedalam wadah yang telah ku sediakan dalam tas ku. Ku ambil secara perlahan dan kumasukkan pelan-pelan.

Sisanya ku bawa sebagian daging untuk dimakan bersama keluarga ku nanti, sedangkan kepala rusa ku bawa juga untuk dijadikan hiasan, tinggal sekarang menyisihkan beberapa darah yang menetes di tanah dan bagian tulang yang ku sisakan. Aku mulai menguburnya secara perlahan dan membuat kuburan baru untuk rusa tersebut. Setelahnya juga aku mulai berpamitan pada kuburan rusa dan meminta maaf atas apa yang telah ku lakukan padanya.

Aku memang pemburu namun hati nurani ku masih ku simpan baik-baik siapa tau aku membutuhkannya untuk nanti.

"Aku sudah mendapatkan hati rusa, sebagai pengganti dari sang putri semoga saja sang ratu mempercayainya." Gumam Sang Pemburu.

Sang Pemburu pergi dari hadapan sang rusa yang telah dikuburnya.

Sang pemburu mulai berjalan menjauhi hutan terdalam dan akan segera keluar dari dalam hutan tersebut.

TBC

Bagaimana nasib sang putri ketika tujuannya tak jadi dan hanya terlena oleh sebuah cermin yang sangat indah dipandangnya?

Penasaran kan?

Jangan lupa ikuti kisah chapter lanjutan nya dan tetap stay di cerita ini yah..

Cerpen ini sampe 08 chapter jadi jangan sampai kelewatan untuk membacanya..

Update setiap hari Kamis per Chapter

Salam dari Author dari saya..

Riyopermana

Sampai berjumpa lagi di chapter berikutnya 🥰👋

Note: wajib vote setiap Chapter dan follow, ingat ini gratis bukan bayar pastinya jangan jadi silent reader yah yang tak menghargai usaha author.
Salam hangat dari Author 🥰

×××××××®×××××××

CERMIN AJAIB [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang