Di sebuah kamar bernuansa kuning, terlihat wanita berpostur tinggi tegap sedang mencoba menghubungi seseorang jauh disana
Sampai akhirnya telepon itu pun terhubung,
"Halo Yujin? Kenapa?" tanya orang yang ditelepon oleh Yujin
Yujin menghembuskan nafas panjang, sembari melirik wanita lain yang terbaring lemah di atas ranjang
"Kak Yena lo jadi pulang hari ini kan?"
"Hooh, kenapa jin?" Yena mengulang pertanyaan yang sama kepada Yujin
"Istri lo sakit parah kak, gatau kenapa tiba-tiba Kak Yuri demam tinggi. Mana dia pusing banget, perutnya juga sakit. Kayaknya dia tipesnya kambuh" jelas Yujin dengan nada yang terdengar khawatir.
Bagaimana tidak? Ia sangat menyayangi kakak satu-satunya itu, dan ia tidak ingin kehilangan anggota keluarganya lagi.
Omong-omong, Yena dan Yuri sudah menjalani kehidupan berumah tangga sejak 2 tahun yang lalu. Mereka melangsungkan pernikahannya di Kanada, karena di negara ini masih tabu.
Dan sekarang, Yena memilih menyetujui permintaan Yuri yaitu tinggal bersama di apartemen mewah milik keluarganya, dimana ada ibu dan adiknya disitu.
Di balik telepon itu, Yena terlihat gusar dan panik setelah mendapat kabar buruk dari adik iparnya.
"Hah lo serius Jin? Sekarang Yuri gimana?? Dia udah lo kasih obat?"
Tanya Yena beruntun, karena ia sangat mengkhawatirkan istri tercintanya itu"Yaelah kak, sumpah kak Yuri lagi sakit ini, ngapain bohong anjir. Dia lagi tidur sekarang, tadi mau gue kasih obat tapi paracetamolnya habis, jadinya gue kasih kompres air anget doang. Ini gue mau ke apotek tapi gaada yang jagain. Lo bisa pulang lebih cepet kan kak? "
Yujin kembali mendekat di samping Yuri, dan mengganti kompresnya setelah dirasa kompres sebelumnya sudah dingin.Sedangkan orang diseberang telepon sana terlihat langsung mengenakan jaketnya dan berkemas pulang lebih awal.
"Oke Yujin, tolong jagain istri gue dulu, ini gue mau pamit pulang awal. Keknya gue bakalan sampe sejam lagi kalo nggak macet, sekalian gue beliin obatnya"
Timpal Yena, sebenarnya sekarang dia sedang bekerja dinas di kota sebelah. Jadi, jarak dengan apartemennya tidak memakan waktu yang sangat lama."Gausah kak, biar gue aja yang beliin obatnya, lo kan gatau keluhannya kak Yuri apa aja. Pokoknya lo langsung pulang aja ya bek. DAHH" jawab Yujin cepat sebelum mematikan tombol teleponnya.
Yena disana mengumpat karena adik iparnya itu baru saja meledeknya, namun ia tetap menuruti apa kata Yujin.
"Fak, gak sopan nih adek ipar"
Kembali lagi di Yujin yang berada di kamar kakaknya itu, ia melihat bibir Yuri memucat seperti bibir mayat. Benar-benar sudah parah drop kakaknya kali ini.
Badan Yujin bergetar, ia tidak tega melihat keadaan kakaknya seperti ini.
"Cepet sembuh ya kak, jangan lama-lama sakitnya, gak ada yang isengin aku nih." ucap Yujin sambil memegang salah satu telapak tangan Yuri dengan tersenyum tipis.•••
Kini, seorang wanita dengan rambut panjang terkuncir, bermuka imut namun bibirnya mirip bebek itu masuk apartemen dengan panik.
Ia memasuki salah satu kamar yang dimana ada Yuri tengah tertidur lemah di dalamnya. Didampingi oleh Yujin yang sedang bermain handphone nya.
"Eh kak Yena, dah pulang aja lo, padahal ini baru setengah jam an sehabis gue telepon tadi" kata Yujin setelah menyadari kalau Yena sudah datang
KAMU SEDANG MEMBACA
Café Next Door • SsamJin •
RomanceAhn Yujin, seorang pebisnis muda yang meneruskan warisan kafe milik orang tuanya di sebuah wilayah yang strategis, telah diganggu ketenangannya oleh pesaing baru, yang mana sama-sama membangun sebuah kafe tepat di sebelah kafe milik Yujin. Kim Chaew...