Mampir

119 30 1
                                    

Kembali di keadaan dimana Yujin dan Chaewon bertemu di apotek, setelah mereka berdua menerima obat masing-masing

"Chaewon, balik sama saya aja yuk? Daripada pesen ojol" tawar Yujin yang berdiri di samping Chaewon, ia juga mulai mengeluarkan kunci mobilnya

Chaewon sesegera mungkin menolak dan menggelengkan kepalanya
"N-nggak usah Yujin, saya bisa pulang sendiri kok naik ojol aja. Gih kamu buruan pulang, kakakmu udah butuh banget tuh" tolak Chaewon dengan halus

Sebenarnya ia pun tak masalah jika diantar Yujin, hanya saja, ia merasa tidak enak karena apartemen Chaewon bisa dibilang lumayan jauh dari apotek ini.

"Gapapaa kok, kakak saya udah dijagain kak Yena. Ayo bareng aja, lagian ini dah mulai mendung loh" Yujin menengadahkan kepalanya melihat langit mendung dan tetap membujuk wanita yang lebih tua tiga tahun darinya itu.

"Nggak usah Yujin, makasih yaa sekali lagi, saya bisa naik ojol yang mobil kalau gitu... Ahh!" tiba-tiba saja Chaewon meringis kesakitan karena nyerinya mulai terasa menyiksa lagi

Yujin yang tidak tega, langsung menggendong tubuh mungil Chaewon dengan gaya seperti pengantin.

Yang digendongpun terkejut bukan main, bahkan ia sempat memberontak minta diturunin. Tapi Yujin malah semakin mempererat gendongannya pada Chaewon.

Ia berjalan menuju ke mobilnya, jika orang lain melihat mereka berdua, pasti sudah dianggap seperti penculikan.

"Yujin ihh lepasin! Turunin aku gak?! Aku bisa jalan sendiri!" tolak Chaewon yang masih sedikit memberontak agar diturunkan oleh Yujin

Jujur saja, dia sekarang sedang malu dan salah tingkah, makanya memberontak terus. Padahal kondisi mukanya sekarang berwarna merah padam, dan hatinya berdegup lebih kencang.

'BISA GAK SIH KAMU SEKALI AJA GAK BIKIN AKU DEGDEGAN GINI ANJIR?!' Teriak Chaewon dalam hati dan sedikit mengumpat

Namun akhirnya si marga Kim mulai melemah dan dia pasrah saja, justru dia melingkarkan tangannya di leher Yujin agar tidak jatuh. Kemudian menenggelamkan kepalanya di ceruk leher yang menggendongnya.

"Diem, gausah ngeledekin" ucap Chaewon tiba-tiba, padahal Yujin daritadi diam? Tidak meledeknya sedikitpun

Yujin malah terkekeh geli karena perempuan dalam gendongannya berkata demikian

"Salting ya? orang aku nggak ada niatan mau ngeledek kamu kok" Jawab Yujin dan mereka pun sudah sampai di mobil si wanita jangkung itu.

'dah make aku aja dia' pikir Chaewon yang merasa mulai dekat dengan Ahn Yujin

Yujin membukakan bangku disebelah kemudi, dan mendudukan Chaewon disitu, lalu ia memutari mobilnya dan duduk di kursi kemudi.

Saat Yujin ingin bertanya alamat apartemen Chaewon, niatnya itu didahului oleh perkataan Chaewon ini
"Yujin, aku ikut ke apartemenmu aja, tolong utamain dulu kakak kamu"
Kata Chaewon memandang Yujin dengan raut muka memohon.

Walaupun perutnya sedang tersiksa sekarang, tapi Chaewon tetaplah Chaewon, si wanita berhati malaikat. Ia paham betul bagaimana sakitnya Yuri, jadi ia lebih memilih mendahulukan Yuri saja daripada nyeri diperutnya itu.

"Chae tapi perut kamu lagi sak–" sahut Yujin yang terpotong oleh jari Chaewon yang berada di depan bibirnya

"Udah ssuutt, aku bisa minum obat pas di apartemen kamu nanti"

Yujin menghela nafasnya dan dengan rasa tidak enak kepada Chaewon, ia pun menuruti titah wanita itu.

Saat di perjalanan menuju ke apartemen keluarga Ahn, Chaewon terlihat meremas perutnya, ia juga memejamkan matanya menahan sakit yang luar biasa. Kejadian itu dilirik oleh Yujin.

Café Next Door  • SsamJin •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang