Kitty-12

5.7K 821 46
                                    

HAIIII, AKU NYASAR KE MY LOVELY KITTY!

Ekhem, jadi kayaknya setiap malam aku up random ya beb, kalau pagi sampai siang itu tergantung jadwal, besok apa? My Lovely Kitty kan?.

Heuum, VOTE-VOTE KOMEN-KOMEN!

Met baca💪😾
.
.

YARA meringis pelan saat gunting ke 6 kembali rusak, rambut Agas tak bisa dipotong sama sekali, Yara sudah menyerah.

"Gak bisa sayang, rambutnya gamau kepotong." Agas mendongak, wajahnya nampak sedih sekali.

Bibirnya melengkung kebawah disusul air mata yang mengalir perlahan. "Hiks..Agas gamau gini..hiks.." isaknya pilu.

Rambut putihnya terlalu panjang, bahkan sudah sampai melewati tinggi badannya sendiri.

Yara mendesah pelan, dia memeluk kepala Agas pelan dan menenangkannya.

"Kamu mau ke rumah aja? Kata Tante Hanum kamu dipulangkan aja biar Tante Hanum yang urus."

Agas menggeleng ribut, dia memeluk perut Yara erat. "Mau sama Buna aja..hiks..gamau di rumah.." isaknya menolak.

Yara mengangguk pelan, dia mengelus kepala bertelinga kucing itu lembut.

"Udah malam Gas, tidur aja."

"Dipeluk Buna..hiks.."

"Iya tentu."

Agas mengangguk, dia merentangkan kedua tangannya minta digendong, perlahan Yara menggendong tubuh montok Agas ala koala.

Dan membawanya ke kasur.

Agas menggesek nunut yang terhalang celana dalam itu pada perut Yara, semakin hari tubuhnya terasa panas dan ingin menyentuh Yara.

"Ugh..gatel.." desahnya tertahan.

Yara membeku, Agas sendiri malah memandang Yara dengan tatapan dipenuhi kabut napsu. "Agas-ump!"

Agas menyambar bibir Yara dan menciumnya dalam, bahkan seakan Agas ini sudah pro dalam hal ciuman.

Agas memaksa Yara membuka bibirnya dan lidah Agas langsung menerobos masuk ke dalam.

"Akhh.." sakit, Agas menggigit lidah Yara.

Agas melepas ciuman mereka dan terlihat jelas bekas saliva keduanya masih tertaut. "Umh.." desah Agas tertahan saat ekornya terus mengibas cepat.

Yara tak sanggup, kakinya sudah lemas setengah mati dan tak tahan.

Tubuh keduanya ambruk ke kasur dengan posisi Agas diatas tubuh Yara.

"Eungh.." Agas terus menggerakan pantat semoknya diperut bawah Yara desahan demi desahan terus dia dengarkan.

Bahkan pantatnya sedikit menungging.

Yara sudah menangis dibawah tubuh Agas, trauma nya kembali, dia takut.

"Sini Yara, sama bang Aldi."

"Mau apa bang?"

Brugh!

"Abang suka sama kamu Yara.."

"J-jangan..hiks..Yara mohon jangan..hiks..Yara takut..hiks..jangan..hiks..jangan.." tangis Yara pecah.

Tatapan matanya jelas menunjukan rasa takut yang sangat besar pada Agas, kilasan saat Aldi berada diatas tubuhnya dan berusaha memperkosanya dulu kembali teringat.

Walau berhasil digagalkan, tapi tetap saja trauma bersemayan diingatan Yara.

Agas sontak terdiam, dengan wajah penuh keringat dan rona dipipi, dia merasa sangat gila.

Yara menangis karenanya. "B-buna-"

"Jangaaan..hiks..YARA GAMAU!! JANGAN!..hiks..HUAAAA YARA GAMAU! PERGI! PERGI DARI SINI PERGI!!" jerit Yara histeris.

Agas ikut panik, dia hendak menyentuh tangan Yara tapi gadis itu menepisnya kuat.

"Jangan sentuh aku..jangan..hiks..aku gamau..hiks..gamauuu!!..hiks..pergi!!."

Jantung Agas sakit, dadanya nyesek dan tenggorokannya tercekat.

Agas langsung turun dari tubuh Yara dan beringsut takut, dia menunduk memandang kedua tangannya yang sudah..akh..gila.

Dengan cepat Agas meraih ponsel Yara dan menelepon orang tua Yara dan membiarkan Ibu Yara mendengar jeritan Yara.

Lalu Agas mengetikan pesan, bahwa Yara ada di Apartemennya.

Orang tua Yara akan segera sampai.

"Yara maaf..hiks..maafin Agas maaf.." isaknya kalut.

Dia ingin mendekat, tapi Yara masih menjerit ketakutan. "A-aku..j-jahat..hiks..aku gak pantes buat Yara lagi..hiks.." Agas segera keluar dari kamar.

Dia meraih hodie dan celana panjang.

Agas menyepol asal rambut panjangnya dan memakai hodie, dengan cepat Agas keluar dari Apartemen Yara.

Agas gabisa lagi berada di dekat Yara selama wujud manusia nya belum kembali sempurna.

Agas hanya akan memperburuk keadaan karena napsu yang menggila ini.

Agas akan meminta Maminya menjemputnya, biarlah Agas dikurung asal Yara tak sekacau tadi.

Agas menggigit telunjuknya pelan, terlebih saat mobil orang tua Yara mulai memasuki area parkir.

Agas menunduk dalam agar tak ketahuan.

"Yara..hiks..maafin Agas.."

Yah..LDR dulu kayaknya mereka nih.






































Bersambung😾

My Lovely Kitty [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang