MEMULAI RASA

9 5 0
                                    

            Satu minggu sudah Aska membantu Effict dan sudah satu minggu juga Anindia dan Ariana tak berkunjung ke Kelas Rindu.

Aska sudah nampak tak punya kebingungan lagi saat membantu Effict, semua sudah ia pahami. Matanya pun sudah semakin liar saat ada pembeli cewe, terkadang pula mulutnya bisa memproduksi gombalan secara sepontanitas, lalu ia suguhkan kepada para pengunjung cewe.

Ia memang ramah, tapi ramahnya kini seperti sudah kelewatan. Bagaimana mungkin, semua pengunjung cewe ia gombali dengan atas nama Effict, sedangkan Effict tak meminta itu pada Aska. Tali sepatu memang perlu dikendorkan atau dikencangkan supaya enak dan nyaman buat berjalan.

Effict dan Aska duduk di kursi, berhadapan.

"Aska?" Effict memulai "Sedang dengan siapa sekarang?"

"Dalam konteks apa ini?"

"Kamu bisa menangkap ini dalam konteks apa, coba saja dijawab."

"Oh begitu" Ia mengangguk. "Baiklah, belum ada. Tapi ada yang sedang dalam dekatan saat ini."

"Bagus! dalam keadaan seperti ini berarti kamu harus berhenti menggombal."

"Ya tidak perlu segitunya, aku tidak begitu sebenarnya. Itu hanya caraku mengujinya dalam usaha menerimaku."

"As, gombalanmu itu sayangnya menggunakan atas namaku, coba kalau menggunakan namamu sendiri? pasti aku mendukungnya, jika itu teruntuk menguji."

"Hehehe, tenang Eff!" Ia meringis dan mengalihkan pembicaraan "Jam satu, baru ada satu pelanggan ya? kenapa hari ini begitu sepi."

"Jika kamu keahlian menarik pelanggan, coba ke jalan depan sana dan cari pelanggan supaya datang ke sini."

"Mungkin lebih baik kamu saja Eff, punya wajah ganteng dan bisa menarik pelanggan!"

"Dalihmu, tidak mau disuruh kan?"

"Et! tentu mau, tapi ada reward nya kan?"

"Karena kamu partner kerja yang kompeten, maka pasti aku kasih!"

Tanpa menanyakan apa reward nya Aska langsung berdiri dan dengan langkah yang begitu semangat ia menuju jalan yang ada di depan Kelas Rindu.

"Mas? jangan putar musik terlalu keras ya, saya sedang fokus ini!" Ucap pelanggan satu-satunya yang ada di Kelas Rindu siang itu. Ia nampak serius menghadap ke monitor leptop.

Effict mengacungkan jempol tangan kanannya.

**

Sepulang sekolah.

Ariana mengendari motornya, beriringan dengan seorang laki-laki yang juga mengendarai motor yang lumayan bagus. Motor yang biasa menjadi idola kaum "hawa", tapi sebagian saja.

Laki-laki itu jelas bukanlah seorang pelajar. Mulai dari tampilannya sudah jelas seperti seorang penagih hutang saja, menggunakan pakaian formal hitam putih, sepatu pantofelnya bekas semir yang mengkilap. Tapi jangan salah juga, banyak mesin kapitalis di luar sana yang juga menggunakan pakaian hitam putih, bahkan masih banyak lagi yang menggunakan pakian hitam putih itu selain mereka.

Effict dan Aska yang sedang duduk di luar Kelas Rindu. Aska dan mata tajamnya langsung saja memperhatikan Ariana dan laki-laki yang baru saja datang. Setelah mereka berdua memakirkan motornya, laki-laki itu langsung menggandeng tangan Ariana, gandengan tangan itu seperti paksaan. Aska yang sedang memperhatikan dengan antusias langsung menyenggol pundak Effict.

DEKONSTRUKSI RASA (Kamu Memang Cantik, Jika Kamu Ijinkan Aku Akan Mencintaimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang