2. Pemilik Rumah Sebelah

3 1 0
                                    

Mereka berdua berjalan menyusuri koridor yang dipenuhi siswa-siswi. Axel dan Rinai menjadi pusat perhatian saat itu. Sebenarnya bukan pemandangan langka jika Axel dan Rinai bersama bahkan jika mereka bergandengan juga tak masalah tetapi Axel adalah cowok yang terkenal dengan kejahilannya sedangkan Rinai adalah cewek bar-bar yang sering membuat masalah.

"Eh, beruntung ya Rinai temenan sama Axel," bisik salah satu siswa tapi masih bisa terdengar di telinga Rinai maupun Axel.

"Si Rinai cuma manfaatin Axel, cui. Tau sendiri kan, Axel banyak duit sedangkan Rinai? Dia sering malakin orang tau," lanjut siswi lainnya menimpali.

Tentu saja mereka mencoba menyindir Rinai tetapi Rinai sudah terbiasa dengan ocehan itu. Dia hanya tersenyum miring dan mencoba mengabaikannya.

Sesampainya di kantin, mereka berdua memilih duduk di pojokan untuk menghindari tatapan siswa lain namun tetap saja masih ada yang memandang mereka apalagi siswi-siswi yang Rinai kata centil.

"Lo mau makan apa?" tanya Axel pada Rinai.

"Samain aja kayak punya lo," jawab Rinai datar dan Axel hanya mengangguk.

"Mang Danu, bakso spesial sama es teh dua ya!" teriak Axel memesan makanannya.

"Oke siap Cel," balas mang Danu sang pengurus kantin.

Axel menatap Rinai aneh, padahal sebelumnya cewek di depannya itu sangat bersemangat dan biasanya Rinai selalu mengoceh tetapi ada apa sekarang? Rinai bahkan tak berbicara sepatah kata pun.

"Rin, lo gak penasaran hukuman lo apa?" tanya Axel yang mencoba mencairkan suasana.

"Gak," jawab Rinai cuek.

"Kenapa? Biasanya lo selalu banyak omong," ucap Axel yang masih tak nyaman suasana seperti ini.

"Nanti juga gua tau sendiri, Ax," ujarnya.

"Apa gara-gara omongan mereka ya?" Rinai terdiam mendengar pertanyaan Axel. Dia juga tak tahu kenapa menjadi baperan begini padahal biasanya dia tak pernah memikirkannya.

"Udah, gak usah dengerin mereka. Lagipula yang mereka bilang gak bener kan? Gua lebih tau lo lebih dari siapapun." Axel mencoba menenangkan Rinai.

Sepertinya ini pertama kalinya Axel berbicara dengan bijak. Selama 4 tahun bersahabat baru kali ini Axel menenangkan Rinai, biasanya Axel selalu mengganggunya.

"Haha, jangan sok bijak lo deh. Gak cocok banget sumpah." Rinai mulai tertawa, sepertinya suasana hatinya mulai membaik dan Axel turut senang.

Pesanan mereka sudah tersedia di depan mata. Kini mereka berdua menyantap makanannya dengan lahap sesekali bercanda gurau.

"Hei broo."

Tiba-tiba datang dua orang cowok menghampiri mereka. Salah satu cowok merangkul Axel dan membuat Axel terbatuk karena kaget.

"Uhuk."

Mereka berdua adalah teman sekelas Axel, Daffin dan Nino.

"Oh mau minum ya, ini minum cepet." Daffin menyodorkan es teh milik Axel tapi belum sempat Axel menerimanya, Daffin malah menumpahkan es teh tersebut ke makanan Axel.

"Ups tumpah." ucap Daffin dengan nada remeh.

Axel mengepalkan tangannya kuat tanpa menoleh sedikit pun. Dia marah tapi berusaha menahannya. Dia sedang tidak mood untuk berbuat keributan sekarang. Sedangkan Rinai hanya diam menatap Daffin dan Nino kesal.

"Mau berantem? Mau pukul gua? Ayo sini pukul nih muka ganteng gua!" ujar Daffin sambil mendekatkan wajahnya pada Axel.

"Pukul aja Ax, lo gak bakal kena masalah. Lagipula lo bisa sembunyi di bawah ketek bokap lo. Hahahaha," sulut Nino dan membuat beberapa siswa di kantin ikut tertawa.

TEMAN KOK GITU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang