35. A & A

769 56 8
                                    

Haloow guys! Jangan bosen nunggu yaa hihihi. Makasih untuk yang selalu ngevote dan komen♥

Selamat Hari Kesaktian Pancasila! Hayo siapa yang tadi malam nonton film G30s/PKI?  Jangan pernah lupakan sejarah ya guys♥










••••••••••










Tepat jam 3 sore Alda sudah bersiap dengan baju trening dan sepatu olahraganya, kebetulan sore ini adalah kegiatan rutin olahraga sore ibu-ibu.

Karena Abi belum pulang mau tidak mau Alda harus berjalan kaki ke lapangan olahraga di belakang asrama.

Sesekali Alda menegur ibu-ibu yang sedang lewat dan beberapa remaja yang melihat Alda dengan heran. Bagaimana tidak, wajah cantik Alda dan murah senyum.

Alda memilih untuk lewat piketan agar lebih cepat sampai kelapangan Voli, tetapi malah bertemu dengan beberapa Taja(Tamtama Remaja) baru.

Alda tersenyum "Permisi om ya" Ucap Alda sopan sembari lewat "Iya dek silahkan, Mau mas anterin?" Alda terdiam, ah pasti mereka remaja yang baru saja pindah.

Alda tidak menghiraukan itu dan memilih pergi, Tidak akan dua kali Wanita berambut kuncir kuda itu lewat didepan piketan.

Terlihat didepan sana sudah terdapat beberapa orang ibu-ibu sudah duduk sambil bercengkrama "Selamat Sore ibu-ibu" Sapa Alda.

"Ijin ibu selamat sore" Jawab mereka bersamaan "Wah bawa apa ini bu Yanto?" Tanya Alda melihat mangkok besar berisikan kue buatan sang anggota.

"Ijin ibu, risol sama singkok goreng ibu" Alda mengangguk lalu tersenyum "Sore ibu-ibu" Alda berbalik "Sore mba"

"Pantes sepi rumah, ternyata udah disini deluan" Alda mendekat "Loh mba kerumah ya?"

"Iya saya kira belum berangkat, biar barengan gitu" Alda terkekeh "Yaampun Maaf ya mba, besok-besok deh"

"Lewat mana tadi cepet banget?" Alda diam sebentar mengingat kejadian barusan "Lewat piketan mba, biar cepet"

"Oalah, iya ya bener juga. Ya udah ayo ibu-ibu mulai aja" Seorang Ibu-ibu berhijab hijau datang membawa sebuah bola Voli "Banyak banget ya Remaja baru bu?"

"Ijin ibu, iya. Tadi saya ambil bola dipiketan wajah-wajah baru semua" Alda diam tidak mau mengingat kejadian tadi, dan jangan sampai dirinya keceplosan kepada Abi.

Alda duduk di pinggir lapangan bersama beberapa orang anak kecil "Ibu cantik" Ujar seorang anak kecil yang duduk tepat di samping Alda "Ha..ha, Kamu juga cantik kok" Alda terkekeh.

"Nama nya siapa?" Tanya Alda "Sayi" jawab nya dengan suara khas anak berusia 3 tahun.

"Sayi sudah sekolah?" Anak kecil itupun berdiri menghadap Alda "Cudah keyas 4" Alda terkekeh saat Anak kecil itu mengeluarkan 4 jarinya.

Alda dikejutkan dengan Abi yang datang tanpa suara sama sekali "Bikin kaget aja mas" Abi tertawa "Kenapa ga ikut main?" Alda menggeleng "Mana aku bisa main Voli" Abi berdiri di depan Alda.

"Belajar dong biar hebat" Abi terkekeh lalu meletakan telapak tangan nya di atas kepala sang istri "Naik apa tadi kesini dek?"

"Jalan kaki, ternyata Mba fahri jemput aku. Aku udah sampai disini" Alda menarik tangan Abi dan menyingkirkan tubuh besar abi dari hadapan nya karena malu "Ya udah pulang bareng aja, nanti kalau udah selesai samper mas ke piketan"

Lagi dan Lagi, padahal wanita itu sudah bersumpah tidak akan lagi mau lewat selagi banyak remaja disitu "Kok diam?" Abi kembali bergeser kedepan Alda.

"Iya ntar aku kesitu, tapi mas jangan kemana-mana" Abi terkekeh lagi melihat wajah sang istri "Loh iyakan mas nunggu disitu"

Lagi Alda menggeser tubuh besar sang suami "Mas lindung ah, malu diliatin" Abi mengambil tangan Alda dan menciumnya "Mas tunggu ya" Setelah begitu Abi berlalu pergi.

Wanita yang berstatus Istri Abi itu menatap kepergian sang suami dan kembali fokus menonton voli setelah punggung sang suami hilang di balik tembok.

Alda tidak akan memberitahu sang suami akan kejadian tadi karena ia pasti tau apa yang akan suaminya perbuat terhadap Remaja-remaja kurang sopan itu dan mungkin mereka belum tau bahwa Alda adalah istri dari Wadanton.

Kalaupun nanti harus bertemu lagi Alda harus pura-pura tidak perduli, walaupun tidak mengenakan hati.

2 jam berlalu dan permainan voli pun selesai "Ayo Dek tak anter" Ujar wanita bertas hitam itu "Ijin mba, Mas Abi nungguin di piketan" Wanita itu mengangguk paham.

"Yowes saya deluan dek, Mari ibu-ibu" Alda berdiri "Sebentar ya mamah antar ini kepiketan" Alda memperhatikan salah seorang anggotanya yang dimana anaknya sudah merengek hendak pulang "Buk jon biar saya aja yang bawa kepiketan sekalian nyamper bapak"

Wanita itu tersenyum kikuk "Ijin ibu gapapa, Saya aja bu" Alda pun mendekat "Gapapa sini saya aja, itu si adek udah nangis" Alda mengambil Alih loyang berisikan kue-kue.

"Ijin ibu makasih banyak, maaf merepotkan" Alda tersenyum "Iya gapapa, mari ibu-ibu saya deluan"

Alda kembali berjalan menuju tempat dimana dirinya lewati, pelan-pelan Alda mengintip ternyata sepi. Apa karena hampir magrib, Alda jalan menyusuri beberapa ruangan dan tidak ada orang satupun.

"Ijin ibu, nyari bapak?" Salah seorang remaja datang dari pintu depan "Iya om, sama ini ada titipan dari bu jon buat piketan"

Remaja itu mengambil alih loyang yang Alda bawa "Bapak di ruangan bu" Ujar remaja tersebut "oalah, yaudah saya kesana. Makasih ya om" Sejujur nya agak aneh karena dari wajah remaja itu saja menurut Alda sepantaraan dengan nya.

Cocok saja jika ada yang tidak percaya bahwa Alda adalah istri dari Wadanton, Baru saja melangkah 2 Remaja yang tadi menegurnya di piketan datang dari arah berlawanan.

"Yaallah gue kaya anak SMA mau lewat didepan kakel aja perasaan, ayo Al lo istri komandan" Gumam Alda singkat, dan dengan wajah datar melewati kedua remaja itu "Loh dek....." karena wajah datar Alda dua remaja itu tidak jadi berucap.

"Loh bang anak wadan kah yang tadi itu?" Tanya salah seorang remaja kepada remaja yang mengambil loyang dari Alda "Anak wadan gundul mu, istri Wadan itu"

Tepat saat pria itu berucap, dua pria didepan nya terkejut wajar saja Alda melewati mereka dengan wajah datar ternyata mereka baru saja berlaku tidak sopan.

"Kenapa kalian? Kalian apakan?" Tanya pria itu tegas "Siap bang ga ada diapa-apain, diam aja kami"

"Jangan aneh-aneh kalian, baru semalam disini" Dua pria itupun mengangguk paham.

Diruangan Abi, Alda duduk menunggu sang Suami merapikan meja kerja nya, saat memasuki ruangan Abi alda melepaskan wajah datar nya. tidak mau Abi menanyakan sebab cemberut nya Alda, karena akan panjang masalah nya bila ia cerita.









••••••••••

Jangan lupa vote dan komen ya! Kalau kalian banyak komen aku bakalan rajin Up deh hihihi

luv u guys!♥

A & ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang