Yang terlihat tidak selamanya asli, yang asli ya cuma ada dibalik layar saja.
****
Jam 6 Esha sudah sampai disekolah. Masih sedikit orang yang datang. Ia sampai dengan perasaan yang bercampur, mau kecewa sama Gemma tapi Esha sadar dengan dirinya yang masih berinteraksi dengan masalalunya juga.
Oh iya yang menelfonya tadi itu Elfian. Entahlah, tumben sekali laki laki itu berani menelfonnya. Tidak ada yang penting, hanya menanyakan dimana keberadaanya dan segera diputuskan panggilannya. Perasaannya kepada Elfian juga kenapa menjadi tidak sesenang atau sesuka seperti dulu ya?
Berjalan dengan melamun. Melihat kedepan dengan tatapan kosong. Apa sesak ini Gemma rasakan ketika Esha berdekatan dengan laki laki lain?
****
Didalam kelaspun Esha kebanyakan diam. Bingung sendiri, terus gimana jadinya sekarang? Apa yang harus gua lakuin? itulah pikiran Esha saat ini.
Marah sama faujan kenapa harus mengajak Gemma balapan, kalau engga balapan, ngga bakal jatuh, terus ngga ngerasain sesak ngeliat pacar sendiri masih berhubungan dekat sama mantan kan.
Dari awal Esha memang curiga faujan menaruh perasaan kepadanya, tetapi makin kesini perasaan faujan kepadanya jadi bukan seperti perasaan suka lagi. Ditambah kemarin, Esha mengetahui faujan sudah memiliki pacar, membuat Esha semakin bingung. Apa yang faujan cari darinya?
"DOR?!" ujar Nada mengageti Esha yang melamun.
Esha langsung tersadar dan melihat Nada yang sudah tersenyum senyum seperti orang gila.
"Apaan dah senyum senyum," semprot Esha.
"Yaelah sa, galak amat ga ada Gemma. Gua tuh senyum gini sebagai penganti senyumnya Gemma, lu kangen kan ga disenyum senyumin kaya gini," ujar Nada yang terus senyum sambil menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri.
Esha tersenyum dan menatap Nada, aneh.
"Ko gitu si responya?!!!" ujar Nada dengan muka cemberutnya.
"Aneh," jawab Esha.
"Orang dihibur dibilang aneh, gua mah marah banget," ujar Nada membalikan badan, membelakangi Esha.
Esha tertawa dan merayu Nada kembali.
***
Bel pulang sekolah terasa lebih lama dari hari hari sebelumnya. Esha yang niatnya tidak banyak omong kepada orang lain, dan ingin sendiri dulu, jadi tidak bisa. Teman temannyan selalu menariknya untuk ikut mengobrol bersama jika Esha terlihat menyendiri.
"Lu mau kerumah sakit lagi ya sa?" tanya Alin merapihkan bukunya dibelakang kursinya.
"Ngga, gua mau les," jawab Esha.
"Buset les mulu! Ngga les juga lu udah pinter sa," celetuk Nayara tiba tiba.
Kalo bisa ngga les, gua juga ngga akan les na, jawabnya dalam hati.
"Yaa.. biar tambah pinter lagi," ujar Esha asal sambil tertawa.
"Bagus, nanti biar gua kena cipratannya ya," balas Nayara.
"Cipratan jingong," tambah Nada meledek nayara.
"Terus lu ngga kesana lagi sa?" tanya Nadin.
"Ngga tahu, kalau nanti mood kesana ya kesana. Kenapa nanya nanya mau ikut?" tanya Esha meledek teman temannya.
"Ya ngga lah, ngapain jenguk Gemma berkali kali. Emangnya kita elu!" ujar Nadin.
"Ya emangnya kenapa temen jenguk temen berkali kali?" balik Esha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selesai
Teen FictionTentang hati yang egois. Antara suka dengan orang baru atau bertahan dengan perasaan yang tidak ada tujuannya. Kalau hati bisa menerima dua orang dalam satu waktu gimanasi akhirnya? Sejatinya hidup adalah pilihan. Memilih salah satu atau tidak kedu...