Bab 3

28 0 0
                                    

Setelah berhari-hari tanpa kabar, akhirnya ada titik terang dari Heri untuk menyelesaikan masalah rumit yang merundung Maya.
Walaupun keluarga besar Heri ada di kampung  Maya tidak ingin langsung menghadapi mereka, karena ia masih menunggu itikad baik dari Heri sendiri untuk mengeluarkannya dari belenggu yang mengatasnamakan cinta ini.

Memang nihil bagi Maya untuk berharap hidup bersama dengan Heri, karena ada Gina yang sudah mengikatnya terlebih dahulu.
Setidaknya Heri harus memikirkan nasib calon anaknya kelak di mata masyarakat ketika ia lahir. Tak mengapa Maya harus mengasuh dan membesarkan anaknya nanti sendiri, setidaknya Heri mau menikahinya agar anaknya sah memiliki orang tua meski harus berpisah kelak.

Tapi kini, penyesalan harus Maya rasakan, tergoda lelaki tampan tapi punya gadis simpanan di mana-mana, karena Heri adalah seorang pelayar.

Maya menatap Heri tanpa berkutik. Ia tak habis pikir dengan apa yang telah ia dengar dari Heri, laki-laki yang selama ini ia percayai lebih dari dirinya sendiri.
"Apa yang kamu maksud?"
"Saya kira semuanya sudah jelas. Saya pergi dulu."
Heri meninggalkan rumah Maya dengan langkah gontai. Seakan semua beban di dadanya tumpah sudah dan seketika masalahnya usai begitu saja.

Maya dari ruang tamu memegang kepalanya. Ia mendengar ibunya sayup sayup mengaduk gelas, tandanya ia sedang nenyiapkan minuman untuk Heri.
" JARIMO WA INA, NOFILAMO...NO TADA AKO NAKUMO!"
(Tidak usah ma, dia sudah pergi, dia sudah tinggalkan saya)

Air mata Maya berderai menyambut ibunya yang sudah ada di hadapannya dengan raut heran dan tidak percaya.

"Ap..apa yang dia bilang nak.... Dia akan tanggungjawab kan..?"

Tatapan Nursima seakan penuh dengan keraguan melihat anaknya yang sudah terpojok di dekat kursi tamu reot.

"Dia bilang, kalau saya bukan tujuannya. Hanya Gina satu-satunya dalam hidupnya. Saya hanya pelarian semata... Dan anak ini...anak ini, dia suruh gugurkan"

Nursima meratapi nasib anaknya yang pilu. Hingga malam menjelang, Maya tidak menyentuh sebutir nasi pun. Ia menyesal sudah menyerahkan kehormatannya, menyesali mempercayai Heri, menyesali pernah mengenalnya.

Maya mengutuk Heri yang takkan bahagia dengan Gina, sepupu jauhnya itu. Dia bertekad akan menghancurkan semua kebahagiaan Heri.

Jangan lupa coment n votenya ya..😈
Biar author ngebut. 💓

Dendam BerdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang