- IDFC

9.1K 698 142
                                    

Malam yang sunyi rembulan bersinar di langit Tokyo distrik Shibuya, tapi tidak dengan keadaan rumah milik gadis dengan luka di lutut kanan nya bernama (name) yang bising akibat hubungan keluarga nya tidak harmonis

Agar tidak mendengar perkataan tidak ngena untuk di dengar (name) memilih menggunakan earphone memainkan video game di komputer milik nya walau terdengar suara benda pecah dia tidak menghiraukan suara suara itu karena memang dia sudah terbiasa dengan keadaan keluarga nya kini

bahkan mungkin kehidupannya

Dia selalu menjadi pelampiasan amarah ibu dan ayah nya, sesekali ia tidak menurut maka pukulan keras ia dapatkan sampai luka lebam memenuhi wajah dan tubuh milik nya

Banyak obat obatan yang ia gunakan untuk menenangkan diri nya, namun ia merasa semua usaha nya percuma untuk membuat nya merasa lebih baik

Gadis itu seharusnya menikmati masa masa remaja nya dengan kebahagiaan namun yang ia dapatkan hanya penyiksaan saja

Kadang dia akan menemui nenek nya di desa yang sangat jauh dari pemukiman kota hanya untuk menenangkan batin nya, salah satu orang yang mengerti (name) hanya nenek nya saja

Luka luka di tubuh nya pun nenek (name) yang selalu siaga mengobati

-

Mentari pagi mulai menyapa langit, waktu nya tuk (name) bangun memulai kehidupan nya di hari baru yang tidak akan pernah ada perubahan

Melewati meja makan di mana hanya ada ibu nya tengah memasak dia mengambil sehelai roti tawar lalu mengunyah nya sambil berjalan keluar rumah– mungkin penjara bagi diri nya

Terlalu malas untuk sarapan bersama kedua orang tua nya (name) memilih memakan sarapan nya sembari berjalan, memang dia tidak pernah akrab dengan kedua orang tua nya semenjak ibu (name) terserang penyakit

Sesampai nya di sekolah ia duduk di tempat duduk nya yang terletak paling pojok, menidurkan kepala di atas tangan sebagai bantalan (name) memandang keluar jendela

Banyak siswa seperti nya di antar jemput oleh orang tua mereka, tawa dan senyuman selalu saja terukir di bias wajah milik mereka

(Name) sangat ingin merasakan hal itu tapi apa lah daya jika ia saja masih menjadi pelampiasan amarah kedua orang tua nya

"(name)! ohayoo~" sapa seorang siswa laki laki bernotabe satu satunya orang yang mau berteman dengan (name) karena mereka tau keadaan keluarga (name) maka dari itu perlahan lahan teman kelas (name) mulai menjauhi nya

Dan tersisa Astra yang masih setia berteman dengan (name) walaupun teman gadis nya itu tidak memperdulikan tentang pertemanan

(name) mengangkat kepalanya menatap Astra di depan nya, dia hanya membalas sapaan Astra dengan berdehem setelah itu menenggelemkan kembali wajah nya di antara kedua tangan di atas meja

Astra duduk di sebelah (name) karena sedikit cemas dengan keadaan insan di sebelah nya "(name), kau jangan terus memikirkan hal hal yang membuat mu stres" ujar Astra

sedikit tertawa pelan. "tidak apa apa hanya stres saja tidak akan membunuh ku" balas santai (name) tanpa berpaling pada lawan bicara nya

Yang Astra dengar itu menyakitkan mengingatkan bagaimana kini kondisi mental dan fisik (name), padahal nenek (name) sudah pernah mengajak cucunya itu untuk pergi berobat kepada psikiater namun (name) selalu menolak mentah mentah

TOX!C ; Bonten × readersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang