12

111 19 10
                                    

🧸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🧸

Gara-gara kejadian kemarin Soobin sudah tidak bekerja lagi di toko buku takut Yeonjun datang lagi, pun ia sudah menceritakan semua pada Nakyung teman satu satunya itu dan Nakyung juga berjanji akan menjaga perihal alamat Soobin jika sewaktu-waktu ada yang datang bertanya. Karena tidak memilik pekerjaan lagi si pria ya seharian dirumah terus, Arin pergi kerja. Di rumah bukanya tidak ada kerjaan ya, untuk mengusir suntuk Arin tadi pagi sengaja menulis list pekerjaan yang harus Soobin selesaikan sebelum kepulangannya.

Menyuci piring bekas sarapan baru saja selesai dilakukan, menyapu seisi rumah dan beberes kamar juga sudah, kini si pria akan menyapu area halaman belakang, matahari yang mulai merangkak naik cukup menyilaukan hingga membuat keringat nya bercucuran.

"capek banget" keluhnya pelan, daun kering yang berserakan berasal dari pohon jambu milik tetangga yang beberapa dahannya masuk ke area halaman rumah Arin. Tidak adil sekali memang, harusnya di tebang saja dahan dahan tersebut, ingin Soobin protes tapi Arin melarang katanya nggak apa-apa dia nggak keberatan toh dahannya cukup bermanfaat bisa berteduh dibawah dan jika mau bisa tidur siang di sana juga tidak buruk. Arin dulu sering melakukan itu.

Selesai, semua sampah masuk ke dalam kantong. Soobin menyeka peluh, langkah tidak langsung masuk karena mata lebih dulu menangkap dua pot bunga matahari yang ada di sisi gudang, seperti terbengkalai tidak diurus gitu. Karena kasihan si pemuda mengambil dua pot bunga matahari yang dedaunan nya mulai mengering, jika di biarkan bunga itu bisa mati.

"kasihan sekali ka-"

"kasihan sekali kalian"

Tangan terhenti, alunan suara wanita menyapu ingatan. Ia diam, bertanya apa yang baru saja melewati ingatan?

"Soobin bisa bantu Mama bawakan bunga ini ke dalam,sayang?"

"Aku buru-buru, minta bantu bang Yeonjun saja Ma"

"dasar malas, sini Ma aku bantuin"

Beberapa bait percakapan, suaranya familiar sekali. Kepalanya sedikit demi sedikit merasakan sakit, telinganya ikut berdengung. Tangan yang kotor lantas terangkat memegangi kepala, erangan terdengar, semakin sakit terus merintih hingga penglihatan pun menjadi gelap~~

.
.
.
.

Malam tiba, Arin pulang telat pekerjaannya hari ini sangat banyak sampai beberapa ada berkas yang sengaja dibawa pulang agar bisa dikerjakan, temponya semua berkas harus siap besok siang. Si gadis memasuki rumah sembari memanggil nama si pria, tidak ada sahutan balasan ia masuk lebih dalam dan langsung mendapatkan tubuh si pria ternyata sedang terlelap di sofa. Arin tersenyum lega, ia mendekat meletakkan tas ke atas meja. Lalu merendahkan badan seiring mengusap rambut lebat Soobin "kamu juga pasti sama lelahnya hari ini" monolognya sendiri. Wajah tenang Soobin sedikit bisa mengangkat capek yang dirasa.

[✓]One Day, The Boys🧸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang