27-A

2.6K 320 92
                                    

Hay Hay Guys
Are You Guys Okay?

Sebelumnya aku minta tolong dong
Boleh gak ?
Boleh lah kan kalian baik
Ramein komen dong. Ehe
Boleh ya plisss.

Fyi.

Aku Mau ngasih tau bahwa kejadian bullying di cerita sebelumnya itu,
10% Kisah Nyata.

Dan Emotional Bullying yang ada di cerita ini pernah terjadi di hidup aku sendiri.
Aku gak mau cerita banyak karena aku pun gak bisa terus inget inget kejadian itu.

Dan untuk mengangkat isu mental health, aku bener bener mikir puluhan kali, bahkan sejak isu mental health naik seperti sekarang aku sudah menulis sebagian cerita ini.

Dan jika kalian butuh orang untuk mendengarkan cerita kalian kalian bisa hubungi Mpuss, Bisa DM di Wp atau di Ig ya.
Aku bakal dengerin kalian tanpa ngejudge kalian. Ehe

Cerita nya udah dulu sekarang lanjut baca Gathca.

Bimo terlihat sedang sibuk dengan laptop miliknya  di ruang kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bimo terlihat sedang sibuk dengan laptop miliknya  di ruang kerja. Tangannya sibuk mengetikan sesuatu di laptopnya. Ia memakai kacamata berwarna emas yang sudah lama ia gunakan.

Matanya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik, membuat dirinya harus menggunakan kacamata itu.

Umurnya semakin tua membuat tubuhnya semakin lemah, dirinya sering merasakan sakit-sakit di tubuhnya.

Dia memanglah tipe pria yang kaku, yang tidak bisa mengekspresikan dirinya sendiri. Pria tua itu sebenarnya adalah pria yang hebat, tentu sebelum bertemu dengan seorang Intan.

Tangannya berhenti mengetik, ketika kepalanya tiba-tiba terasa sangat berat.

Ia memejamkan matanya, lalu memijit pelipisnya dengan tangannya sendiri.

Tangannya mengambil sebuah pil di laci meja kerjanya dan menelannya tanpa air. Setelah itu ia menyandarkan tubuhnya di Sandaran kursi kerja nya.

Banyak sekali pikiran pikiran yang berhasil menganggu fokusnya saat ini.

"Aku gak bisa diem terus kaya gini, kunci brangkas itu pasti ada di Intan, aku harus cari sampai dapat," monolog Bimo.

Ceklek

Pintu ruangannya terbuka menampakkan Intan dengan dress putihnya, lengkap dengan riasan tebal yang menganggu pandangan.

Ia berjalan mendekati suaminya, lalu duduk di depannya.

Ia menatap Bimo dengan tatapan yang meremehkan, lengkap dengan senyuman yang menyebalkan itu.

"Kenapa, sakit?" tanya Intan.

GATHCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang