25-Y

2.6K 312 36
                                    

Hay Hay Guys
Are you guys Okay?

...
"Luka lama yang terbuka kembali."

Saca Azelia

Gathan mengandeng tangan Saca, koridor demi koridor mereka lewati bersama sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gathan mengandeng tangan Saca, koridor demi koridor mereka lewati bersama sama. Banyak tatapan tak suka yang terarah kepada mereka.

Saca sudah mulai mengumpulkan rasa percaya dirinya kembali.

Gathan yang melihat senyuman Saca kembali mengembang pun ikut tersenyum lebar. Gathan benar benar merasa bahagia. 

Setelah sampai di kelas mereka, Gathan pun mengantar Saca ke bangkunya, setelah itu ia duduk di depannya, ia meletakkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai tumpuannya.

Gathan menatap Saca, membuat Saca tidak bisa menahan semburat merah di wajahnya. Tatapan Gathan benar benar membuat Saca berubah menjadi kepiting rebus.

"Kenapa?" tanya Saca.

"Aku harus ke ruang osis lagi hari ini, jadi gak bisa nemenin kamu hari ini,"  ucap Gathan tidak bersemangat. Saca mengelus rambut Gathan dengan lembut.

"Gak papa, kan masih ada Davin."

"Enak ya kamu, gak ada aku ada Davin," ucap Gathan memanyunkan bibirnya.

"Kamu cemburu?"

"Iya." Pipi Saca semakin memerah.

Gathan mencubit gemas pipi Saca yang memerah itu, membuat Saca mengelus pipinya sendiri.

"Gathan," ucap Saca terhenti, dia seperti sedang berfikir kata kata yang seharusnya ia ucapkan.

Gathan membenarkan duduknya sembari menunggu kata-kata yang akan diucapkan Saca.

Saca menggeleng "Gak jadi deh."

Gathan melihat jam tangan yang ada ditangannya, lalu beralih menatap Saca.

"Aku ke ruang osis dulu ya, nanti istirahat aku jemput." Gathan berdiri.

Saca mengangguk lalu Gathan pergi dari tempat itu, membuat ekspresi wajah Saca kembali datar.

Ia menatap kepergian Gathan yang sudah tertelan jarak, ia menghembuskan nafas kasarnya.

"Kayaknya dia ngancem Gathan deh, makanya sekarang Gathan jadi deket sama dia." seorang siswi berbisik dengan yang lainnya. Saca mendengar semuanya namun dia memilih tidak menanggapinya.

"Udah jelas lah, itu pasti."

"Gue denger dia sama Davin sahabatan."

"Pantes Davin gak ngepublish hubungan mereka, mungkin dia malu punya sahabat yang otaknya geser."

GATHCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang