Aktivitas belajar yang dimaksudkan di sini adalah aktivitas yang terjadi dalam pembelajaran secara jasmani dan rohani. Segala bentuk kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui adanya keinginan siswa untuk belajar. Terdapat lima dimensi dalam aktivitas belajar yaitu interaksi siswa terhadap materi pembelajaran, interaksi antar siswa secara individu, interaksi siswa dalam kelompok, interaksi antar kelompok siswa, interaksi siswa dengan guru.
Interaksi siswa terhadap materi pembelajaran terjadi pada saat siswa membaca, memahami, menginterpretasikan materi pembelajaran yang ditentukan oleh kurikulum. Setiap siswa dan guru selayaknya menciptakan aktifitas yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Guru memfasilitasi siswa dengan instruksi, petunjuk, arahan, tuntunan, dan permasalahan yang memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan materi pembelajaran. Siswa juga merespon motivasi yang diberikan guru dengan belajar dan menemukan informasi dari berbagai sumber.
Interaksi terhadap materi ini berhubungan dengan interaksi yang lain. Berdasarkan dimensi aktivitas dalam pembelajaran terdapat banyak sekali aktivitas yang bisa diciptakan dalam proses pembelajaran. Misalnya bertanya atau berpendapat kepada guru dan siswa lain, mengerjakan tugas yang diberikan, bekerja dalam kelompok, diskusi kelas, tanya jawab, mengadakan permainan yang bertujuan untuk pembelajaran. Semua aktifitas ini terjadi untuk melaksanakan pemerolehan materi pembelajaran.
Aktivitas yang memotivasi siswa untuk berperan aktif selama pembelajaran menyebabkan interaksi yang berkualitas di antara siswa dan guru sehingga atmosfir kelas menjadi lebih kondusif. Interaksi ini juga menjadi pengalaman belajar yang sangat baik dan mengarahkan siswa membentuk pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa aktivitas adalah proses psikologis dan teori multidisiplin yang menghubungkan individu dan tingkatan sosial. Melalui aktivitas yang baik, siswa mendapatkan pengalaman secara psikis dan fisik sehingga hal itu menjadi suatu pola yang berguna dalam menyelesaikan masalah yang mungkin dihadapinya di masa yang akan datang.
Aktivitas belajar pada PJJ juga mengacu pada lima interaksi di atas. Walaupun tidak dalam satu ruangan yang nyata, tetapi pada hakekatnya semua peserta berada dalam satu ruang digital. Satu sama lain berinteraksi secara digital melalui jaringan internet. Materi pelajaran juga diberikan melalui berbagai platform seperti Google classroom, Edmodo, E-Learning, E-Module, dan juga sosial media seperti whatsapp. Materi tidak hanya dalam bentuk ceramah, tetapi dalam berbagai bentuk seperti video, u-tube, dokumen, audio MP3 atau MP4. Interaksi lansung pun bisa dilaksanakan melalui google meet, zoom, dan platform conference lainnya.
Aktivitas yang meliputi mental dan fisik mesti selalu ada dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut dapat digolongkan dalam beberapa kategori. Paul B. Diedrich menggolongkan sebagai berikut:
1. Visual activities, kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan indra visual (mata), seperti membaca, mengamati gambar, memperhatikan demonstrasi atau percobaan.
2. Oral activities, kegiatan yang berhubungan dengan berbicara, seperti bertanya, menyatakan, merumuskan, memberi saran, memberikan pendapat.
3. Listening activities, kegiatan yang melibatkan indra pendengaran, seperti mendengarkan percakapan, diskusi dan mendengarkan pidato.
4. writing activities, kegiatan yang berhubungan dengan menulis. Di antara kegiatannya adalah menulis cerita, karangan, laporan.
5. Motor activities, misalnya melakukan eksperimen, membuat konstruksi, mereparasi, berkebun, beternak.
6. Mental activities, kegiatan yang melibatkan mental atau berfikir, seperti mengingat, menanggapi pendapat orang lain, memecahkan soal, dan menganalisis.
7. Emotional activities, sejenis kegiatan spritual seperti menaruh minat, bosan, gembira, tenang, berani, bersemangat, gugup, dll.
Proses mental ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang akan digunakan, sehingga mereka menjadi lebih siap untuk berinteraksi dengan orang lain baik menerima maupun memberikan respon kepada orang lain.
Kerangka teori aktivitas dalam pembelajaran memusatkan bagaimana aktivitas penuh arti ditengahi oleh berbagai alat fisik, mental, dan virtual (Fjeld et al, 2004). Sejak tidak ada pengajaran mental (kognitif) dalam suatu proyek, kehidupan kita terfokus pada instrumen fisik dan instrumen virtual. Dalam proyek, potensi interaksi bisa difasilitasi oleh instrumen fisik, instrumen virtual, tetapi juga bisa mengkombinasikan keduanya.
Menurut Lundin (2004), belajar bukanlah semacam aktivitas yang spesifik tetapi lebih pada suatu komponen aktivitas. Aktivitas pembelajaran digunakan untuk menguraikan suatu aktivitas di mana aspek belajar menjadi pusatnya. Belajar adalah mengumpulkan pengalaman dari aktivitas, atau lebih tepatnya menggunakan sumber daya untuk berpikir dan melaksanakan suatu usaha. Pengetahuan yang diperoleh ini akan digunakan untuk menghadapi situasi yang baru. Aktivitas dalam pembelajaran adalah aktivitas yang ditemukan untuk membawa pengalaman baru kepada pebelajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Upaya Kemandirian Belajar
Non-FictionMenurut beberapa survey tingkat kompetensi siswa Indonesia berada pada level yang rendah. Seperti yang ditemukan oleh PISA dan badan survey lainnya. Fenomena yang terjadi pada masa pandemi cukup membuktikan hal itu. Siswa mengalami kesulitan dalam p...