KENAPA MOTIVASI BELAJAR SISWA TURUN?
Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam dalam belajar. Motivasi belajar yang baik sangat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran untuk mencapai keberhasilan. Keberhasilan seseorang ditentukan oleh seberapa besar energI yang dikerahkan oleh seseorang untuk mencapai keberhasilannya. Energi ini yang dimaksud dengan motivasi. Motivasi yang tinggi ditandai oleh seberapa antusias dan semangat seseorang melakukan usaha untuk mencapai tujuannya. Seperti yang dinyatakan oleh Mc Donald bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Salah satu masalah yang muncul selama pembelajaran jarak jauh atau daring selama masa Pandemi Covid-19 adalah motivasi belajar siswa. Banyak survey yang menyatakan bahwa motivasi belajar sisiwa selama Pandemi Covid-19 mengalami penurunan.
Penelitian tentang motivasi belajar siswa SMA pada pembelajaran Daring di masa Pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh Adhetya Cahyani, dkk memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami penurunan dan memiliki perbedaan antara siswa perempuan dan laki-laki. Motivasi belajar siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut, di antaranya adalah:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang bersumber dari diri individu siswa seperti faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan (Slameto, 1991).
b. Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat yang dapat dibagi dalam tiga hal yaitu kondisi lingkungan belajar, kemampuan siswa untuk belajar mandiri, dan waktu yang tepat untuk belajar.
Lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung mempengaruhi semangat siswa dalam belajar. Lingkungan belajar di sekolah sangat berbeda dari kondisi yang ada di rumah. Sekolah dirancang dan dipersiapkan khusus untuk melaksanakan pembelajaran dengan semua aspek pendukungnya. Sedangkan di rumah tidak demikian. Biasanya rumah merupakan tempat untuk beristirahat setelah melakukan kegiatan di luar.
Belajar di rumah mengharuskan siswa untuk belajar mandiri, menemukan pemecahan masalah dan berusaha untuk memahami materi, latihan dan tugas yang diberikan oleh guru secara daring. Siswa tidak bisa mendapatkan bimbingan langsung dari guru. Begitu juga guru tidak bisa memberikan motivasi, pujian, arahan, hukuman terhadap situasi yang tercipta dalam pembelajaran jarak jauh sebagaimana halnya pembelajaran tatap muka di sekolah. Hal ini menjadi penyebab menurunnya motivasi siswa dalam belajar karena motivasi intrinsik bisa meningkat karena adanya motivasi dari luar diri/ekstrinsik. Hal ini juga tidak dapat dihindarkan karena siswa telah terbiasa dengan sistem pembelajaran yang menjadikan guru sebagai unsur utama dalam pembelajaran. Ketergantungan terhadap guru dalam pembelajaran masih merupakan hal yang tidak tergantikan dalam sistem pendidikan kita hingga saat ini.
Pembelajaran jarak jauh menjadi bermasalah karena siswa sulit menentukan waktu yang tepat untuk belajar. Hal ini berkaitan dengan dua faktor eksternal di atas. Walaupun ada sekolah yang melakukan pembelajaran sesuai jadwal di sekolah dan berseragam, kondisinya tetap tidak sama. Apalagi PJJ yang dilakukan secara asinkron (asynchronous online courses) di mana siswa tidak belajar secara live pada waktu yang dijadwalkan (real time). Dikaitkan dengan belum mandirinya siswa dalam belajar, siswa sulit menentukan waktu untuk belajar.
Berdasarkan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar menurut Kompri, yaitu cita-cita atau aspirasi, kemampuan, kondisi siswa, dan kondisi lingkungan siswa. Untuk kondisi siswa dan lingkungannya sama dengan apa yang telah di paparkan di atas.
Cita-cita siswa mempengaruhi semangat siswa dalam belajar. Sebagian besar siswa belum mampu merumuskan apa yang menjadi cita-cita mereka yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Siswa datang ke sekolah karena suatu kebiasaan dalam masyarakat bahwa mereka harus sekolah. Begitu juga dalam memilih lapangan pekerjaan, siswa maupun orang tua menggunakan parameter peluang pekerjaan yang menurut mereka menjanjikan dari segi keuangan dan kesempatan kerja. Oleh sebab itu sebagian besar siswa hanya menjalani saja kegiatan sekolah dan belajar sebagai sebuah kerutinan. Sehingga siswa bingung menentukan cita-cita mereka. Apalagi siswa yang terpaksa masuk pada satu sekolah yang tidak diminati, tetapi harus memilih sekolah tersebut karena keinginan orang tua atau tidak diterima di sekolah yang diinginka.
Dengan kata lain siswa yang mengalami penurunan motivasi dalam pembelajaran jarak jauh disebabkan oleh belum menentukan tujuan dari proses pembelajaran yang mereka jalani. Pada dasarnya tidak hanya secara daring, pembelajaran secara menyeluruh pun akan dipengaruhi oleh kejelasan tujuan atau cita-cita siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Upaya Kemandirian Belajar
NonfiksiMenurut beberapa survey tingkat kompetensi siswa Indonesia berada pada level yang rendah. Seperti yang ditemukan oleh PISA dan badan survey lainnya. Fenomena yang terjadi pada masa pandemi cukup membuktikan hal itu. Siswa mengalami kesulitan dalam p...