7. MASALAH DALAM PJJ (2)

8 0 0
                                    

B. KETIDAKSIAPAN ORANG TUA

Permasalahan yang terjadi pada pembelajaran jarak jauh tidak hanya pada siswa, tetapi juga orang tua. Dalam hal ini orang tua berperan dalam menentukan motivasi anak. Orang tua juga bertnggung jawab terhadap pendidikan seorang anak. Tidak hanya menyediakan materi atau biaya pendidikan saja, juga perhatian dan kontrol terhadap perkembangan pendidikan anak. Orang tua selayaknya bekerja sama dengan pihak sekolah dalam mengawal pendidikan anak-anak mereka. Sehingga harapan orang tua, anak dan sekolah untuk membentuk anak-anak yang cerdas, mampu menyelesaikan permasalahan mereka sekarang dan di masa yang akan datang bisa dicapai.

Namun tidak semua yang ideal tersebut dapat ditemui dalam kehidupan nyata. Banyak peristiwa yang terjadi khususnya pada pembelajaran jarak jauh di masa pandemi yang menunjukkan permasalahan yang ditimbulkan oleh orang tua. Hal tersebut terjadi karena berbagai alasan di antaranya latar belakang pendidikan, ekonomi, dan kesibukan.

1) PENDIDIKAN ORANG TUA

 Hasil survey mengatakan bahwa rata-rata pendidikan masyarakat Indonesia adalah pada level SMP. Ini merupakan suatu kendala untuk bisa mendampingi anak dalam pembelajaran secara daring yang berkaitan erat dengan teknologi dan jaringan internet. Sebagian besar orang tua menyerah kepada anak-anak mereka karena ketidaktahuannya dan merasa bahwa anak-anak lebih mengerti tentang IT. Sebagai contoh seorang siswa di sekolah penulis, sebuah SMK Negeri. Orang tua siswa tersebut mendapat surat panggilan ke sekolah untuk membicarakan ketidakhadiran anaknya yang terlalu banyak. Setiap kali orang tua mengingatkannya untuk mengisi absensi dan mengerjakan tugas secara virtual dan seterusnya hadir di sekolah pada kegiatan tatap muka terbatas, anak dengan ringan mengatakan sudah selesai tanpa orang tua mampu mengontrol kebenaran penjelasan si anak.

Contoh lain anak selalu menggunakan gadget dengan alasan belajar dan mengerjakan tugas atau menyerahkan tugas kepada gurunya. Orang tua tidak bisa berbuat banyak karena satu-satunya alat yang mudah digunakan untuk itu adalah gadget. Anak yang motivasi belajarnya rendah memiliki peluang menggunakan gadget untuk bermain game atau bersosial media, bahkan lebih dari itu yang orang tua tidak memahami penggunaannya seperti yang diketahui anak.

Bagi anak-anak sekolah dasar yang sebelumnya tidak diizinkan memiliki Android dan memainkannya mendapatkan kendala yang lebih besar bagi orang tuanya yang juga tidak memahami penggunaan IT untuk pembelajaran.

2) FAKTOR EKONOMI

Tingkat ekonomi keluarga juga merupakan faktor yang menjadi kendala orang tua untuk mendampingi anak dalam pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran ini membutuhkan perangkat yang sesuai seperi gadget dengan tipe dan kapasitas tertentu. Begitu juga paket data yang harus dipenuhi orang tua. Sementara pendapatan orang tua jauh berkurang karena keterbatasan dan pembatasan pada masa pandemi. Seringkali hal ini menjadi pemicu kegalauan orang tua yang merupakan kompensasi dari rasa kecewa dan keterbatasan mereka. Tidak sedikit tersiar berita tentang kekerasan orang tua kepada anak. Walaupun tidak ada orang tua yang ingin mencelakakan anaknya, namun karena kepanikan dan kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga mengakibatkan sulit untuk mengendalikan emosi.

Tidak sedikit orang tua yang tidak bisa mendampingi anak dalam pembelajaran daring karena mereka harus memenuhi tuntutan kebutuhan perekonomian. Anak yang mendapat hambatan dalam belajar dan tidak menemukan orang yang bisa memberikan solusi, menimbulkan berbagai fenomena seperti malas belajar dan mengerjakan tugas, terbiasa menunda pekerjaan, dan bahkan tidak peduli dengan kegiatan belajar mereka. Sebagian anak-anak terutama pada usia sekolah menengah akhirnya turut membantu orang tua dalam mencari uang. 

3) FAKTOR KESIBUKAN ORANG TUA

Diawal masa pandemi banyak sekali terdengar keluhan orang tua tentang pembelajaran jarak jauh. Orang tua merasa terbebani dan menjadi sangat sibuk. Tidak sedikit juga yang merasa panik dan stress mengingat ia harus mendampingi anak belajar. Sedangkan waktu dan tenaga mereka sudah terbiasa untuk kesibukan masing-masing. Mereka harus menyisihkan waktu atau mengerjakan secara bersamaan antara tugas rumah atau kantor dengan tugas pendampingan belajar anak.

Orang tua bekerja di luar rumah baik pada sektor formal maupun tidak biasanya memiliki waktu khusus di tempat kerja dengan tuntutan kerja yang tidak bisa dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain. Bagi orang tua yang bekerja, mengirim anak ke sekolah merupakan suatu jalan keluar terhadap masalah pendidikan anak-anak mereka. Oleh karena itu dengan belajar dari rumah secara daring menimbulkan keterkejutan bagi orang tua.

Tidak hanya orang tua bekerja terutama Ibu, ibu rumah tangga yang memiliki sangat banyak pekerjaan di rumah juga merasakan hal yang sama. Dengan mendampingi anak belajar di rumah menyebabkan pekerjaan rumah sehari-hari menjadi tertunda dan menjadi lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan.

Setiap anak memiliki kemampuan, minat dan bakat yang berbeda. Adakalanya anak tidak paham tentang suatu materi pembelajaran atau mengalami kesulitan karena kemampuannya yang rendah dalam pelajaran tertentu. Orang tua yang tidak memahami hal ini, bisanya bertindak emosional sehingga menimbulkan efek yang lebih buruk pada motivasi belajar, rasa percaya diri, dan kemampuan anak.

Sikap orang tua yang tidak terbiasa menghadapi proses pembelajaran anak memperlihatkan seolah-olah tidak mendukung seperti itu menjadi salah satu kendala dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh.

Upaya Kemandirian BelajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang