Bab 8: Jebakan untuk melancarkan serangan

4 5 0
                                    


Sebuah truk besar berhenti di sebuah gudang. Dua orang pemuda keluar dari gudang tersebut dan menghampiri truk besar itu.

"Apakah semuanya sudah di siapkan?" tanya Kenandra kepada Vero.

Vero berjalan mendekati bagian belakang truk itu dan membukanya. Kenandra pun mengikuti langkah kaki Vero.

"Seratus drum bahan obat terlarang," jawab Vero. Kenandra mengerti apa yang di maksud Vero.

Kenandra pun mengecek ulang isi dari drum itu. Dan benar saja, di setiap drumnya terdapat bahan obat terlarang. Kenandra pun turun dari truk itu setelah mengeceknya.

"Dapat dari mana lo bahan sebanyak itu?" tanya Kenandra penasaran.

"Gue mengambilnya dari gudang pasar gelap," ucap Vero.

"Pasar gelap yang mana? Di sini kan banyak banget pasar gelap dan di setiap pasar gelap ada sebuah gudang," ucap Kenandra kepada Vero.

Vero memandang aneh kearah Kenandra. "Sejak kapan lo jadi orang yang sedetail ini?" tanya Vero yang masih menatap Kenandra dengan tatapan aneh.

"Emang, kapan gue jadi orang yang gak detail? Kayaknya gue memang orangnya kayak gitu. Udahlah lupain aja apa yang gue tanyain tadi, anggep aja gue gak bicara sama sekali," ujar Kenandra lalu masuk kembali ke dalam gudang.

"Woy, tungguin gue!" ucap Vero lalu mengejar Kenandra dari belakang.

***

Semua persiapan sudah selesai, kini hanya tinggal menunggu kapan akan memulai untuk menyerang.

"Ken, kita akan menyerang malam ini, kan?" tanya Vero yang mulai tidak sabar menunggu hari itu.

"Kita lihat situasinya dulu," ucap Kenandra, "Anak buah lo yang di suruh untuk menyelidikin Bang Jojo bagaimana? Apa sudah ada kabar?" lanjut Kenandra.

"Oh, kebetulan tadi dia nelfon. Katanya, Bang Jojo dan anak buahnya belakangan ini menerima transaksi yang cukup besar." Vero memberi tahu Kenandra apa yang di ucapkan anak buah Vero.

"Sudah di ketahui siapa pembelinya?" tanya Kenandra.

"Masih belum di ketahui. Soalnya Bang Jojo hanya bicara di telfon dengan orang itu, belum sempat bertemu," ucap Vero.

Kenandra menganggukkan kepalanya mengerti, "Kita mulai perang ini sebelum Bang Jojo menerima uang transaksi itu. Karena mereka belum sempat bertemu satu sama lain, jadi kita bisa menggantikan Bang Jojo untuk menerima uang itu," ucap Kenandra mengeluarkan ide liciknya.

Vero tersenyum puas saat mendengar penuturan dari Kenandra. "Gak nyangka gue, ternyata pikiran lo juga bisa menjadi selicik itu," ucap Vero kepad kenandra. Lelaki itu haya tersenyum menanggapi ucapan Vero.

***
Di sebuah rumah yang kumuh dan tidak terawat, terdapat segerombolan orang yang tengah minum-minuman sembari manaruk 'kan obat-obatan terlarang di setiap minumannya.

Malam ini mereka tengah merasa bahagia, karena besok mereka akan menerima uang yang cukup banyak.

"Mulai besok, kita akan mempunyai banyak uang," ucap Bang Jojo kepada anak buahnya.

"Transaksi besok harus berhasil. Kalian harus menyiapkan dengan sempurna, tidak ada yang boleh mengacaukannya," sambung Reno.

"Siap, Bos!" ucap anak buahnya kompak.

Di sisi lain, Vero dan Kenandra tengah mempersiapkan semua hal yang di perlukan untuk mengalahkan Bang Jojo, dan mereka akan mengambil daerah miliknya.

Seperti yang di sepakati sebelumnya, sekarang Kenandra dan Vero tengah menyiapkan sebuah perangkap untuk memulai aksi mereka.

Sebuah truk besar yang mengangkut seratus drum bahan pembuat obat terlarang berhenti di sebuah rumah lama yang tidak terawat.

Truk itu mengeluarkan bunyi klakson yang sangat nyaring, dan lampu yang terus saja menyala membuat Bang Jojo dan anak buahnya merasa terganggu.

Bang Jojo yang merasa terganggu, langsung menyuruh anak buahnya untuk melihat situasi yang ada di luar.

Tapi sebelum itu, sebuah suara yang tidak asing baginya, berteriak di luar rumahnya.

"Bang Jojo, gue tau, lo pasti ada di dalam sana. Gue kesini hanya mau mengantarkan hadiah untuk Bang Jojo!" teriak Vero dari luar rumah Bang Jojo.

Bang Jojo yang mendengar itu langsung saja marah, ia melemparkan satu botol minuman beralkohol ke sembarang arah.

"Mau ngapain lagi bocah sialan itu ke sini!" ucap Bang Jojo dengan marah.

"Bang Jojo! Kita kesini hanya berniat baik untuk menjalin silaturahmi dengan Bang Jojo. Kalo tidak percaya, kalian bisa cek hadiah yang kami berikan ini!" teriak Vero lagi.

"Mending kita samperin mereka saja, Bos, mungkin mereka memang mau berniat baik sama kita," saran salah satu anak buah nya.

Bang Jojo menjitak kepala anak buahnya itu. "Lo itu bodoh apa bego, sih? Mereka itu tidak akan dengan murah hati memberi kita hadiah. Otak itu di pakai jangan di buat hiasan aja!" marah Bang Jojo kepada anak buahnya.

"Iya, Bos! Maaf, lain kali saya akan menggunakan otak saya," ucap anak buahnya.

"Tapi, Bos, hadiah yang di antar oleh Vero itu adalah bahan yang kita butuhkan untuk membuat obat terlarang. Dan stok yang kita punya tinggal sedikit," ucap salah satu anak buah Bang Jojo.

Bang Jojo memukul anak buahnya satu persatu. "Kenapa tidak ada yang bilang ke gue kalo stok untuk pembuatan obat terlarang yang akan kita jual besok itu kurang! Dasar gak berguna kalian!" marah Bang Jojo kepda seluruh anak buahnya. Semua anak buahnya hanya menunduk 'kan kepalanya takut.

"Bang Jojo, jika memang tidak mau menerima pemberian kita. Kita bawa pulang aja, deh. Kita pamit dulu, Bang," ucap Vero sembari membalikkan badannya dan melangkah sedikit demi sedikit.

Sementara itu, Bang Jojo yang tengah kebingungan dengan terpaksa menerima tawaran dari Vero dan Kenandra. Ia pun keluar dari markasnya untuk menemui orang yang ia tidak suka itu.

"Tunggu!" teriak Bang Jojo yang baru saja keluar dari markasnya. Kenandra dan Vero saling pandang sembari menunjukkan senyum licik mereka.

Vero dan Kenandr pun membalikkan badannya dan menghadap kearah Bang Jojo.

"Bang Jojo berubah pikiran, nih?" tanya Vero sok manis.

"Emang benar kalian membawa seratus drum bahan pembuatan obat terlarang?" tanya Bang jojo langsung.

Kedua bocah di depannya iti saling melirik satu sama lain. "Iya dong, Bang. Kalo gak percaya, kalian lihat aja sendiri," ujar Vero mencoba meyakinkan Bang Jojo.

Bang Jojo pun menyuruh anak buahnya untuk mengecek isi dari truk itu. Setelah mengecek, anak buah Bang Jojo mengmapirinya.

"Memang bahan yang kita butuhkan, Bos," bisik anak buah Bang Jojo. Bang Jojo mengangguk 'kan kepalanya paham.

Tapi mereka tidak tau kalau itu hanya sebuah jebakan, atau hanya sebuah perangkap untuk mengangkap para pengedar itu.




KENANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang