CHADELIO

Part 46

Happy reading
.
.
.

Rafa kini sedang berleha-leha di ruang tamu, sambil memakan cemilan.

"Entar malam kan malming, enaknya kemana ya?" tanya Rafa pada dirinya sendiri.

"Kalau gue ada doi gak ribet nih nyari temen." ujar Rafa.

"Kamu mau keluar sebentar malam?" tanya Hana yang baru keluar dari dapur. Yang membuat Rafa kaget karena Bundanya nongol tiba-tiba.

"Bunda suka banget ngagetin orang, untung Rafa gak punya penyakit jantung, kalau punya pasti udah sekarat." sahut Rafa.

"Bunda nanya, kenapa gak dijawab?" ujar Hana.

"Rafa gak tahu Bun mau kemana." ujar Rafa kembali fokus memakan cemilan dan menonton televisi.

"Kamu belum jadian sama Chaca?" tanya Hana.

"Mau jadian gimana, Chaca gak suka sama Rafa Bun." sahut Rafa.

"Anak ganteng Bunda ditolak nih ceritanya." ujar Hana tertawa mengejek.

"Cuman dianggap kakak, Bun." ujar Rafa merasa miris dengan perasaanya.

"Bagus itu, masih dianggap kakak, dari pada gak dianggap sama sekali. Lebih sad lagi itu." ujar Hana.

"Iya, Bun. Yang penting Chaca tetap bahagia, Rafa cuman mau itu." sahut Rafa.

"Iya bener itu, walaupun bukan nama kamu yang bertahta dihati Chaca." ucap Hana.

"Lupain aja Bun, Rafa malas ngesad." cicit Rafa.

"Ajak jalan Chaca sana." titah Hana.

"Buat apa?" tanya Rafa.

"Emang kamu udah jarang jalan sama Chaca?" Hana malah bertanya balik.

"Udah jarang, ketemunya paling cuman di sekolah." ujar Rafa.

"Yaudah ajak jalan gih," titah Hana.

"Kemana?" tanya Rafa.

"Dih, ngapain nanya ke Bunda." ucap Rafa.

"Refleks itu." ujar Rafa.

"Kenapa kamu jarang mandi?" tanya Hana.

"Skatmat, mati gue, kenapa Bunda bisa tahu?"

"Kenapa diam? Kamu tahu kalau jarang mandi bisa..." ucapan Hana dipotong oleh Rafa.

"Iya Bun tahu." ujar Rafa.

"Nah itu tahu, kenapa malas mandi?" tanya Hana.

"Karena malas." jawab Rafa apa adanya.

Jawaban yang singkat padat dan jelas.

"Rafa kamu bukan anak kecil lagi, yakali mau Bunda mandiin." ucap Hana.

"Eh gak usah, Rafa udah gede lho." ujar Rafa.