BAB 1

10.1K 128 0
                                    


Semua barang-barang berserakan di lantai, bahkan banyak yang pecah. Mona karena terkejut mendengar suara sesuatu terjatuh, ia langsung berlari walau tas masih melekat di punggung. Memandang Kakak iparnya terduduk di kasur sambil memegang sebuah kertas membuat Mona penasaran, dia mendekat dan bertanya dengan pelan.

"Mas, ada apa?" tanya Mona menatap Arka yang langsung mendongak saat mendengar suaranya.

"Pergi!" bentak Arka bangkit menatap tajam ke arah Mona.

Mona menunduk ia terkejut mendapatkan bentakan dari Arka. Dengan langkah lemah dia keluar dan bergegas ke kamar untuk mengganti pakaian. Sehabis itu berkeliling mencari Kakaknya.

"Kak Dinda, dimana?" Mona terus berteriak  berusaha mencari sang Kakak yang mengajaknya tinggal bersama dua bulan yang lalu saat orangtua mereka tiada.

Sampai sebuah suara membuat ia berhenti mencari, terdengar dari nada itu sangat dingin. Lelaki yang memanjakannya bahkan menyekolahkan disini berubah menjadi menyeramkan. Terlihat dari manik mata terpancar kebencian.

"Dia tak ada," seru Arka dengan dingin memandang Mona yang berada dibawah sedangkan dia di atas tangga.

"Kak Dinda belanja, Mas?" tanya Mona merasakan hawa yang mengerikan saat mendongak membalas tatapan Arka, membuat bergidik ngeri dan menunduk.

"Dia pergi, dan tak akan pernah kembali," balas Arka membuat mata Mona mengerjap dan otaknya berusaha mencerna perkataan Arka.

"Maksud Mas, apa?" Mona berusaha mengusir pikiran buruk dari otaknya, ia malah bertanya pada Arka yang langsung tersenyum sinis sambil melangkah mendekatinya.

Rasa takut mencuat dihati, ia melangkah mundur saat Arka sudah dekat. Lelaki itu mencengkram lengan adik iparnya yang berusaha menghindar. Dengan kasar Arka menjambak rambut Mona membuat gadis itu mengerang kesakitan dan berusaha melepaskan tangan Arka dari surainya.

"Massss, sakittt," lirih Mona perlahan air berjatuhan dari kelopak matanya.

"Sakit! Lebih sakitan aku  sialan! Apa kamu tak mengerti, bahwa kakak biadapmu itu kabur. Membawa uang dan perhiasan yang aku berikan," bentak Arka lalu melepaskan jambakan beralih menatap kedua pipi Mona sampai memerah.

"Itu tidak mungkin, Mas," ucap Mona menggelengkan kepala, lututnya terasa lemas dan jatuh duduk di lantai.

"Aku juga berpikir tidak mungkin, tapi ini yang terjadi!" geram Arka menendang Mona sampai terlentang dan sudut bibir gadis itu berdarah.

"Pergi ke kamarmu, atau kamu akan mati ditanganku sekarang!" perintah Arka membuat Mona berusaha bangkit dan melangkah ke kamar sambil terisak menahan sakit.

"Kak, apa benar kamu pergi. Kamu memang sialan! Meninggalkan aku dan Mas Arka yang sangat mencintai Kakak," gumam Mona masih tidak percaya, ia membuka laci untuk mengambil obat tetapi dia malah menemukan sebuah kertas.

"Apa ini?" tanya Mona lalu membawa ke kasur untuk membacanya.

Isi surat

Mona, Kakak pergi bersama pria yang kakak cintai. Kakak sudah tak tahan dengan Arka, lelaki itu terlalu kaku dan tidak romantis bahkan lemah saat di ranjang. Sedangkan kakak memiliki fantasi liar. Kamu tinggallah bersama dia, Kakak sudah membuat surat juga padanya. Berbuat baik dan menurutlah, agar kamu bisa meraih cita-cita yang kamu inginkan. Gantikan Kakak jadi istrinya ya, layanin dia.

Dari Dinda untuk Mona

Mona meremas kertas itu lalu melemparnya, ia menangis histeris. Lalu melempar buku-buku yang tergeletakan di kasur belum dibereskan. Setelah menumpahkan rasa kesal dan kecewa gadis itu jatuh tertidur.

Malam Pertama Dengan Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang