BAB 3

6K 105 0
                                    

Pagi bergulir dengan cepat, jam telah menunjuk angka setengah empat sore. Mona telah di rumah melakukan pekerjaan rumah tangga, mengangkat jemuran lalu bergegas memasak makanan. Peluh membanjiri keningnya, rasa letih menyerang tubuh karena sehabis pulang sekolah langsung mengerjakan tugasnya.

"Ahhhhh, akhirnya selesai juga. Aku harus segera mandi, badan lengket banget," monolog Mona lalu memasuki kamar dan melakukan ritual membersihkan diri.

Sehabis mandi Mona menuju ruang tengah, menunggu Arka sambil berbaring di sofa. Perlahan ia terlelap karena kelelahan, menuju alam mimpi sampai akhirnya jam menunjuk angka tujuh. Bel rumah berbunyi tapi dia masih pulas, dengan kesal Arka mengambil kunci cadangan di mobil dan membuka pintu.

"Kenapa gadis sialan itu!" maki Arka melangkah dengan lebar lalu matanya menangkap Mona tengah tertidur pulas di sofa.

"Sialan! Gadis ini malah enak-enakan tidur," geram Arka lalu menendang kaki Mona membuat gadis tersebut terkejut dan langsung duduk.

"Ada apa, Mas?" tanya Mona masih belum sadar seratus persen.

"Ada apa, ada apa! Kamu ini, Mas pulang bukannya di sambut malah enakan tidur," sembur Arka dengan suara keras.

"Siapkan aku pakaian, dan kopi!" perintah Arka membuat Mona bangkit dari duduknya.

"Baju Mas sudah aku siapkan, aku pamit nyeduh kopi dulu," kata Mona menundukan kepalanya lalu melangkah menuju dapur.

Mona langsung menyiapkan kopi dan mengambil biskuit untuk cemilan juga. Dengan langkah hati-hati ia membawa nampan. Arka telah berganti pakaian, terlihat pria itu duduk santai di sofa.

"Ini Mas." Mona menaruh kopi dan biskuit di meja, lalu bergegas pergi ke dapur untuk menaruh nampan.

Baru saja kopi habis setengah, perut Arka sudah berbunyi minta diisi. Dengan langkah santai ia menuju meja makan, ia memandang Mona yang tengah mencuci buah-buahan. Arka memandang makanan, lalu melirik Mona.

"Mona!" panggil Arka membuat Mona langsung menoleh.

"Iya Mas?" tanya Mona balas memandang wajah Arka lalu ia langsung menunduk lagi.

"Belikan Mas Sate ayam, ini uangnya," tutur Arka menyerangkan selembaran warna merah.

"Tapi Mas, akukan masak sup ayam, dan di luar hujan juga," cicit Mona mendapatkan pelototan Arka.

"Jangan membantah! belikan dua puluh tusuk, pakai motor yang ada di garasi. Jangan manja, ada mantel'kan, pakai itu!" perintah Arka lalu melangkah menuju ruangan kerjanya.

Mona dengan lesu melangkah meraih jas hujan dan menuju motor. Mulai melajukan kendaraan roda dua itu menembus hujan. Air yang berjatuhan sangat deras, membuat Mona sedikit kesulitan melihat jalan. Ia berucap syukur saat selamat sampai tujuan dengan cepat memesan sate ayam.

"Mang dua puluh tusuk sate ayam ya," pinta Mona lalu cepat-cepat berteduh.

Jam sudah menunjuk angka setengah sembilan, akhirnya ia sampai rumah. Dengan cepat ia menuju ruang kerja Arka, terlihat lelaki itu tengah mengerjakan sesuatu. Mona masih belum melepaskan mantel itu sampai air hujan menetes ke lantai.

"Mas, ini satenya," ucap Mona menyodorkan sate ke hadapan Arka.

Arka melirik sekilas lalu melanjutkan pekerjaannya lagi. "Buang saja! Aku sudah gak berselera makannya, kamu lama sekali. Aku sudah makan jam delapan tadi," ujar Arka dengan menampilkan wajah tanpa dosa.

"Sabar Mona," batin Mona berseru sambil mengelus dadanya.

"Kenapa mengelus dada, kamu kesal!" seru Arka membuat Mona terkejut lalu menggeleng.

"Tidak Mas, Mona gak marah. Ini aku makan saja ya, sayang kalau dibuang," seloroh Mona hanya mendapatkan dengkusan Arka.

"Terserah!"

Malam Pertama Dengan Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang