BAB 6

4.7K 87 0
                                    

Tiga hari berlalu akhirnya Mona sudah sembuh total, ia langsung bebenah. Rencana besok baru mau masuk sekolah, hari ini harus melakukan pekerjaan rumah tangga terlebih dahulu. Menata makanan di meja, membuatkan kopi seperti biasa. Setelah dilihat telah beres semua, dia melangkah menuju kamar Arka untuk memberitahu waktunya sarapan.

"Massss, sudah waktunya sarapan," panggil Mona sambil mengetuk pintu.

"Kamu sudah sembuh?" tanya Arka saat membuka pintu membuat Mona terkejut dan mengelus dadanya.

"Su-sudah Mas, ayo sarapan sudah aku buatkan, kopi juga udah ada," terang Mona hanya dibalas deheman oleh Arka.

Lelaki itu duduk mulai menikmati sarapan, ia memandang Mona yang sehabis makan langsung beberes lagi membuat ia mengeryitkan alis. "Apa kamu tidak masuk sekolah?" tanya Arka tanpa basa-basi membuat pekerjaan Mona terhenti dan menoleh membalas tatapan Arka yang sangat tajam.

"Tidak, Mas. Mona mau sekolah besok saja, sekarang mau bebenah dulu," sahut Mona hanya dibalas anggukan Arka lalu laki-laki itu pergi bekerja.

***

Seminggu berlalu Mona tengah di sekolah, hari ini tidak ada pelajaran. Mereka pulang cepat, gadis itu masih berkumpul berbincang-bincang untuk mengerjakan tugas kelompok. Mona duduk disamping Raka, lelaki tersebut tak melepaskan genggaman tangan semenjak bel bunyi.

"Gimana, kita kerja kelompok di rumah siapa?" tanya Mirna sambil menyeruput pop ice rasa stoberi.

"Gue gak bisa ke mana-mana," kata Mona membuat semua temannya memandang dia.

"Ya sudah, di rumah kamu aja," usul Raka membuat semua melotot.

"Gak ah, gue takut ama Omnya, auranya serem banget," tolak Dimas sambil bergidig ngeri.

"Tapi dia ganteng, Dim." Mirna sambil membayangkan wajah tampan Arka.

"Ya sudah, tapi gue izin dulu ya," ucap Mona dibalas anggukan semuanya.

Mona merogoh handphone di saku. Mengetik setiap huruf menjadi kata. Lalu mengirim pada kakak iparnya.

[Mas, Mona izin bawa temen ke rumah, buat ngerjain tugas kelompok,] - Mona

Mona masih menatap layar ponsel, menunggu jawaban sang kakak ipar. Ia tak berani mengajak teman-temannya sebelum di izinkan pemilik kediaman. Dengan gelisah dia menunggu jawaban, saat bunyi pesan masuk Mona langsung cepat mengecek.

[Boleh,] - Arka

Mona tersenyum senang saat diperbolehkan oleh kakak iparnya, ia langsung menunjukan pada teman-temannya. Mirna bersorak bahagia, dia lekas mengajak mereka ke minimarket dulu untuk membeli cemilan.
Sehabis belanja, semua lekas menuju kediaman Arka.

"Om lo ada di rumah gak?" tanya Dimas saat menaiki motor masing-masing.

"Jangan lupa pake halm," kata Raka menyerahkan halm pada Mona.

"Mas Arka lagi kerja. Oke aku pake halmnya ayoooo! Biar cepat selesai tugasnya," seru Mona menaiki motor Raka.

"Ngapain buru-buru, Mon?" tanya Raka mulai melajukan motornya.

"Gue'kan harus bebenah Ka, gue harus tau dirilah numpang di rumah kakak ipar gue," balas Mona dibalas anggukan Raka.

"Bukanya lo dulu selalu dianterin Om, Lo? kok sekarang enggak sih?" tanya Mirna karena motor dimas berlaju sejajar dengan Raka.

"Mungkin Mas Arka lagi sibuk, Mir. Jadi gak sempet anter gue," sahut Mona lalu memandang jalanan di depan.

"Itu karena Kak Dinda yang berkhianat," geram Mona dalam hati tanpa sadar tangannya mengepal.

Sehabis sampai kediaman Arka, mereka langsung memarkirkan motor. Sedangkan Mona cepat membuka pintu lalu mengajak Mirna agar membantu menyiapkan minuman dan cemilan. Mirna menatap dapur minimalis itu dengan mata berbinar.

"Kalau Om lo masih lajang mah, gue mau jadi istrinya deh," ucap Mirna membuat Mona menoleh menatap sahabatnya.

Malam Pertama Dengan Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang