Tiga hari berlalu.....
Pagi-pagi buta, Jiseo terlihat keluar kosan dengan membawa satu buah tas kecil di punggungnya. Setelah memakai sepatu kets nya, Jiseo tersenyum lebar pada Yeseul dan Eunbi yang sedari tadi berdiri menatap kesibukannya yang tak henti-hentinya membenarkan penampilan.
"Mau balik juga lo?" Tanya Yeseul.
"Iya. Emak gue dadak nelfon, ada acara katanya," jawab Jiseo. Mengingat subuh tadi ibunya tiba-tiba menghubungi memintanya untuk cepat-cepat pulang pagi ini.
Tak tahulah apa yang membuat ibunya itu bisa menelfonnya. Beliau hanya bilang akan ada acara di rumahnya. Tumben sekali, biasanya juga ibunya itu tak pernah sekalipun menghubunginya. Entah itu mau ada acara ataupun tidak.
Emang seperti bukan anak kandung Jiseo mah. Padahal, dia anak satu-satunya di keluarga.
"Pulang sama siapa lo?" Kali ini Eunbi yang nanya. "Gue pulang sendiri lah. Lagi pula gue minta anter ke kalian juga pasti gak bakal pada mau. "
"Emang iya," balas Yeseul enteng.
"Nyebelin lo. Musuhan ah kita," katanya sedikit mendengus. Sementara Yeseul malah terkikik.
"Udah ah, gue pamit ya. Bilangin sama bu Suzy sama anak-anak yang lain juga. Gue pulang, jangan pada kangen, "
"Hilih, pede bener lo," cibir Eunbi yang lagi-lagi membuat cewek itu mendengus.
"Ya udah oke bye. "
Lantas, setelah mengatakan itu, Jiseo langsung pergi dari hadapan kedua temannya yang entah sejak kapan sudah masuk duluan ke dalam kosan.
Emang tidak berperikeJiseoan sekali teman-temannya itu. Tega sekali. Bukannya tungguin dulu kek, apa kek. Ini malah udah buru-buru masuk.
"Pa, dimana? Aku udah di luar," ucap Jiseo pada Jeonghan—papanya—di ujung telfon.
"Loh di jemput? Papa pikir pulang sendiri."
Mendengar tanggapan papa nya yang seperti itu, Jiseo sontak memutarkan bola matanya. Bapak kandung bukan sih? Tega banget ngomong gitu.
"Gak ada kendaraan disini pa. Tolonglah ngertiin anaknya. Katanya suruh pulang. ""Kan bisa pake motor temenmu itu si Yeseul atoga motornya Eunbyeol."
"Eunbi pa," koreksi Jiseo.
"Iya Eunbi. Bisa pinjem dulu kan salah satu."
"Enggak bisa. Aku males nyetir, gak berani juga bawa motor ke jalan gede. Tar aku ketabrak gimana?"
"Ya udah nanti tinggal papa kubur, beres kan? "
Asli, ini sebenarnya bapak kandung bukan, sih? Bener-bener tega banget sama anak sendiri?
"Gue anterin aja, mau?"
Jiseo langsung di buat tersentak di tempat ketika tiba-tiba mendengar seruan dari seseorang. Dia menolehkan pandangan, mendapati Jay di sampingnya yang entah sejak kapan berdiri di situ."Siapa tuh, kaya suara cowok? Pacarmu, dek? "
Tut!
Buru-buru Jiseo langsung menutup panggilannya. Tak peduli dengan Jeonghan yang mungkin tengah 'mengumpatnya' di sebrang sana.
"Mmm Jay...""Ini lo mau pulang?"
"Aaa.... Em... I-iya," jawab Jiseo sedikit gugup.
"Ya udah tungguin dulu disini. Gue anterin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Bu Suzy | Enhypen
FanficGimana rasanya punya tetangga 7 bujang ganteng yang tiba-tiba datang, gak tau dari mana? Cuma Jaerin sama ketiga temannya yang bisa ngerasain itu. Rasanya tuh kaya permen nano-nano. Gak bisa di jelasin:) Gak ada yang istimewa. Cuma nyeritain tentang...