Ep 6: Navy [1]

3 1 0
                                    

Kelas 10-1, kelas Raya. "Navy! Kita mau ke kantin nih." Sapa si cewe berkacamata. "Ikut nggak?" Tanya satu nya lagi.

Yang dipanggil menoleh, "ah! Iya!" Segera ia kemasi barang nya, dan berlari ke pintu kelas. "Tunggu aku!" Karena Navy tak berhati-hati, ia menabrak kursi. Dan apes nya, itu kursi milik Raya.

Seketika itu, isi tas Raya berhamburan. "Aduh!! Ceroboh banget aku!" Seru Navy. Ia lalu memilih untuk membereskan isi tas Raya. ‘harus cepet nih!’ batin nya dengan asal menaruh buku Raya.

‘eh!! Bukan nya ini buku yang dicari Bu Sara?’ ia mendapatkan barang paling berharga bagi Raya. Ia terdiam sebentar, hingga ia tersadar karena teriakan teman-teman nya. "Navy! Buruan keburu masuk nih!"

"Kalian duluan aja." Kata Navy dengan posisi masih duduk jongkok. "Oke." "Cepet ya! Kami tunggu." Navy hanya menampilkan senyum nya.

Selepas mereka berdua pergi, Navy kembali memandangi sampul buku itu. ‘cuma kebetulan mirip? Tapi sampul nya sama persis loh. Berarti ini buku yang dicari Bu Sara...’ Navy ragu sendiri. ‘Tapi, kalo pun iya, kenapa ada di tas Raya?’ Navy menatap ke depan. ‘Apa yang harus aku lakukan dengan ini?’

Tiba tiba, bel tanda masuk berbunyi. "Duh, kok udah masuk sih?! Gua kan belum ke kantin. Gara-gara ngerjain PR, gila banyak banget." Curahan hati seorang murid berlumuran dosa, alias teman Navy.

Lalu, seorang guru memasuki kelas. "Selamat siang! Pelajaran dimulai ya, silakan buka buku paket halaman 13." Guru itu membuka kelas, tak peduli dengan pikiran Navy yang tak beraturan.

‘aku mengambil nya!’ batin Navy dari kursi nya. Ia melirik buku hijau itu dari loker meja nya. ‘tapi sekarang... Apa yang harus aku lakukan?... Kurasa, aku harus kasih ini ke Bu Sara saat pulang nanti.’ putus Navy.

Karena tempat duduk nya di belakang Raya, sudah pasti jika guru itu menerangkan, Navy bisa melihat Raya. ‘Raya keliatan panik! Dia sadar kalo buku ini hilang?’

Tiba-tiba saja, Navy terkejut karena melihat Raya menangis. ‘loh! Raya nangis?! Aduhh... Kan jadi merasa bersalah aku.’ dia hanya bergelut dengan pikiran dan hati nurani nya yang saling berbeda pendapat. Akhir nya ia malah nggak balikin buku nya.

┈─  ꕀ  ──  ꕀ  ──   ꕀ  ──  ꕀ  ──  ꕀ  ──  ꕀ  ──   ꕀ  ──  ꕀ  ─┈

Saat pulang sekolah...

Navy membereskan barang bawaan nya, karena bawaan nya ngelamun mulu, teman-teman nya khawatir. "Navy!" Panggilan sekali tidak mempan. "Navy!" Masih melamun. "Navy!" Barulah saat dipegang bahu nya, Navy menoleh.

"Kamu kenapa? Udah ku panggil 3 kali loh..." Tanya si kacamata. "Kamu ada masalah ya?" Tebak si rambut panjang. "Ah! Engga kok!" Alasan Navy dengan muka mencoba baik-baik saja. "Beneran?" Teman-teman nya meragukan. "Iya! Udah ah ada yang harus ku urus nih. Pulang dulu bye! See yah!" Navy tak nyaman jika ditanyai seperti itu. Sepeninggal Navy, "kan apa kubilang, Navy ada masalah." Kata si rambut panjang. "Udahlah, biarin dia selesai in masalah nya sendiri." Kata si kacamata.

┈─  ꕀ  ──  ꕀ  ──   ꕀ  ──  ꕀ  ──  ꕀ  ──  ꕀ  ──   ꕀ  ──  ꕀ  ─┈

Saat di kamar Navy...

Ia langsung berbaring setelah ganti baju. "Aku cuma ambil buku, tapi kenapa rasa nya melelahkan." Gumam Navy dengan tangan kanan di atas dahi. "Harus nya aku nggak usah ikut campur di masalah ini... Harus nya kuabaikan buku itu tadi saat membereskan tas Raya." Kata Navy dengan suara getir.

Sesaat setelah terdiam, Navy memilih bangun dari kasur dan beranjak menuju tempat tas nya diletakkan. "Aku tau ini ga sopan. Tapi... Aku penasaran sama isi buku nya." Navy memandangi tas nya. "Aku cuma ingin tahu, buku macam apa yang bisa membuat Raya menangis."

"Aku sudah terlanjur ikut campur. Berarti aku boleh buka buku nya sedikit saja?" Perlahan Navy membuka resleting tas nya. Lalu ia mengambil buku yang sekira nya itu buku hijau, karena di tas Navy banyak buku berwarna hijau. Saat ia mengangkat buku yang ia kira, ia terkejut. "Loh! Kok ngga ada?" Ia lalu mencoba mengecek satu persatu lihat buku berwarna hijau.

"Ah iya! Aku kan ninggalin di kolong meja..." Sadar Navy menepuk dahi nya.

Satu kata dari author, bego nya ga ketolongan.

Out of Body BatteriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang