Kenapa gadis ini terus menerus menarikku dengan kasar, membuat pergelangan tanganku memerah karena genggamannya, aku tak tau apa yang dipikirkan gadis ini, ia terlihat sangat marah karna ulahku, bahkan dia mengira aku menyukai laki-laki yang sama sekali tak aku kenal. bagaimana bisa?
sudah berkali-kali aku mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya tapi ia malah memperkuat genggamannya itu, sementara Mika yang memiliki ide bodoh itu terlihat menatapku dari kejauhan tanpa ada niatan sedikit pun membantuku terlepas dari jeratan gadis ini, aku tau awalnya Mika hanya becanda, tapi kenapa gadis ini malah mengira kalau hal ini benar-benar serius. padahal aku sudah mencoba menjelaskan berkali-kali tapi ia tetap tak mau mendengarnya.
"kak lepasin, tanganku sakit kak" rontaku memelas tapi gadis itu tak juga melepaskan genggamannya, ia terus menyeretku seperti kambing yang mau dikurbankan, benar-benar menyedihkan.
hari terakhir OSPEK, ini yang aku dapatkan setelah berkali-kali berusaha agar tidak terkena hukuman kakak-kakak yang gila karena senang ngerjain adik kelasnya seperti ini.
gadis itu tetap menyeretku, bahkan aku sendiri tak tau dia mau membawaku kemana. ternyata langkahnya terhenti saat memasuki kantin fakultas pertanian.
di universitas ini memang ada dua kantin, yang pertama kantin dekat fakultas teknisi, psikolog dan sastra, dan yang kedua disini dekat dengan fakultas pertanian, dan sisa-sisa fakultas yang lainnya.
"Jor, kayaknya ada yang perlu dikasih pelajaran dihari terakhir nih" ucap gadis itu sambil menatapku tajam dengan senyum sinisnya, sedangkan laki-laki yang bernama Jor-Jor itu menatapku dengan satu alis yang dinaikan. sepertinya dia heran dengan apa yang gadis ini bicarakan.
"maksud kamu apa, Tasya?" tanya laki-laki itu pada gadis yang berdiri disebelahku, genggamannya sudah terlepas sedari tadi, ia melipat kedua tangannya tepat didepan dadanya sembari memasang wajah kesal. ternyata namanya Tasya, sangat cantik tapi tak secantik kelakuannya yang kasar.
"lihat ini" Tasya-Tasya itu kembali menarik tangan kananku yang bertuliskan nama Jordi dengan love-love disekitarnya, sangat alay. tapi sumpah demi apa pun ini ulah si Mika bukan aku,
"dia suka sama kamu, murid MABA ini suka sama kamu" lanjutnya sambil menekan kata MABA, hey.. ada apa dengan Mahasiswi baru seperti aku? apa salah jika menyukai kakak kelasnya sendiri, dan apa harus dihukum karna cinta? kenapa juga aku punya kakak kelas seaneh dia.
ASTAGA!
kenapa aku baru sadar, mungkin laki-laki didepanku ini bernama Jordi, yang Mika bilang dia laki-laki paling tampan di Universitas ini, memang sih wajahnya terlewat dari kata tampan, bahkan kelewat tampan. tampannya itu banget! banget! kebangetan! wajahnya mirip sama Mario maurer.
kali ini Jordi menatapku intens, dia berdiri dengan pandangan yang aneh, ia melihatku dari atas kebawah, membuatku mengikutinya, memangnya ada yang salah dengan penampilanku? aku sudah mengikuti semua peraturan gila yang mereka buat.
"kamu menyukaiku ha?" ucapnya dengan nada menggoda, matanya menatapku tajam walau alisnya masih sama dengan tadi, terangkat satu. dengan cepat aku menggeleng.
"nggak kak, tadi itu aku main dare or dare, terus aku kena tantangan, Mika bilang aku harus menuliskan nama Jordi pakek love-love gini, terus ketauan sama kakak ini" ucapku menjelaskan sembari menunjuk gadis yang bermana Tasya itu,
"aku gak suka sama kakak, suer. kakak ini aja yang ngira aku suka sama kakak" sekali lagi aku menunjuk ke arah Tasya dan mengubah jari ku membentuk huruf V tepat disebelah wajahku. dan hal itu berhasil membuat Tasya menggeram kesal, namun aku tak mempedulikannya.
"Mika?" tanya seseorang laki-laki yang berada disamping Jordi, dengan wajah terkejutnya laki-laki itu menatapku heran, wajahnya sangat mirip dengan Mika. namun aku hanya mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise
Romanceaku mencintainya! aku memperjuangkannya! sejauh ini aku melangkah, mengorbankan segalanya. tapi mengapa ini yang kudapatkan?