malam yang membosankan.
aku sedang berada didalam restaurant bersama Mika dan kakaknya Miki, yang bersahabat baik dengan Jordi dan juga Dika. awalnya aku tak ingin pergi bersama mereka. karena aku terlalu lelah, setelah seharian sibuk dengan mata kuliah.
dengan bosan. aku menopang dagu, melihat Mika dan Miki yang sesekali bercanda, yang menurutku sama sekali tak lucu. mereka bukan seperti kakak adik, mereka lebih seperti sepasang kekasih. mana namanya hampir sama lagi. itukan mendukung banget!
setelah beberapa lama, Jordi datang. makin males aku ada disini, apa lagi sama cowok sok keren kayak dia.
dia melihatku, lalu tersenyum padaku, sangat manis tapi itu tak bisa merubah raut wajahku yang malas menjadi kembali ceria. booossaaannn!!
"hay.." tiba-tiba seseorang menyapa kami, dia menggunakan kemeja santai, pakaian yang selalu santai khasnya Dika. ya itu Dika, mataku langsung terpana, senyumku hadir dengan sangat lebar. Rasanya seperti handphone yang lemah kemudian kembali semangat setelah dicharger.
Sepertiku saat ini, ia bagaikan pusat kehidupanku. Porosku.
aku menatapnya dengan senyuman yang masih sama, setelah beberapa menit, "hay guys" gadis itu kembali lagi, membunuh senyum bahagiaku yang hadir tadi.
ternyata dia tertutupi tubuh Dika yang tinggi dan tegap. kenapa ngajak dia sih? kan panas ini mata lihatnya cerutuku dalam hati. kembali aku memanyunkan bibirku setelah mereka berdua sampai dan duduk dimeja, dengan sengaja aku tak menatap mereka, memalingkan pandanganku, ke arah kuku-kuku cantik yang ada ditanganku, sampai akhirnya..
"hey.. kamu kenapa sih kayak gak mood gitu?" tegoran Mika membuat yang lainnya menatapku intens, termasuk juga Dika yang masih dengan senyum lembutnya ke arahku. dan aku? aku hanya tersenyum kikuk padanya.
aku menggeleng saat mataku kembali menatap Mika, dan dia mendengus kesal mengetahui jawabanku, setelah beberapa lama, pelayan datang membawa semua pesanan kami, sesekali aku makan dengan mata yang meliriknya, bahkan tanpa sepengetahuannya.
Seakan tak mampu mengubah arah nataku sendiri. Selalu tertuju padanya, melihatnya makan dengan tenang dan lembut menghadirkan senyum senang dibibirku.
Lama sudah aku tak melihatnya makan lagi seperti ini. dia sesekali melihat gadis yang disebelahnya itu, siapa lagi kalau bukan Lise, kekasihnya, ya.. Elise. gadis itu memang cantik, jauh lebih cantik dariku, tubuhnya tinggi semampai sangat cocok dengan laki-laki yang kucintai itu.
Aku tak bisa membayangkan betapa lucunya jika aku bersanding dengan laki-laki yang berhasil membuatku gila itu, tubuhku sangat kecil dan mungil sangat berbeda dengan tubuh tinggi miliknya, sesekali Dika menggoda gadis yang ada disampingnya dan selalu berhasil membuat gadis itu tersipu malu karna sorak sorai yang Jordi, Mika, dan Miki berikan. ah sangat memuakkan. hal itu membuat hatiku terasa sesak hingga akhirnya aku lebih memilih menghindar dari mereka.
"maaf aku harus pergi ke toilet, permisi" ucapku cepat seraya meninggalkan mereka, aku sedikit berlari kecil menuju toilet, mengerjap-kejapkan mataku berkali-kali, menahan air mataku agar tak tumpah ditempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise
Romanceaku mencintainya! aku memperjuangkannya! sejauh ini aku melangkah, mengorbankan segalanya. tapi mengapa ini yang kudapatkan?