Stop saying okay

370 17 0
                                    













Hembusan asap nikotin mengarak sealur dengan hembusan angin.




Hari masih cukup gelap, untuk di sebut pagi.




Haruto menatap hamparan gelap di depannya dengan tatapan gusar. Mengabaikan hawa dingin yang menusuk kulit. Dia bahkan tak mengenakan pakaian bagian atasnya.




Helaan nafas kasar di sertai asap nikotin masih berhembus. Berharap kegusarannya ikut berhembus terbawa angin.




Masih sibuk bergulat dengan segala kekalutannya. Haruto terlonjak kaget saat sepasang tangan melingkar indah pinggangnya. Memeluknya erat, dan menyandarkan kepala pada bahu lebar milik haruto.





Bisa haruto rasakan helaan nafas lembut teratur mengenai bahunya yang terbuka.




"Aku mengganggu tidurmu?" Tanya haruto pada orang yang masih memeluknya itu.




"Iya.. tidurku terganggu karena tak ada yang bisa ku peluk"jawabnya.




Haruto terkekeh pelan mendengar jawaban itu. Sejenak lupa pada apa yang sedari tadi mengganggu pikirannya.




"Yasudah... Ayo tidur lagi.. ini masih sangat pagi.. ayo masuk" ajak haruto.




Baru haruto akan berbalik, tapi gerakannya terkunci. Orang itu malah makin mengeratkan pelukannya.



"Seperti ini— sebentar saja, biarkan seperti ini dulu" jawabnya.


Mendengar itu, haruto hanya bisa membiarkannya. Sebelah tangan haruto mengelus pelan tangan yang memeluknya erat, satu tangan lainnya, mengelus lembut kepala yang sedari tadi bersandar pada bahunya.



"Sedang ada yang kau pikirkan kyu?" Tanya haruto lagi.


"Bukan aku— tapi kau haruto"

"Apa yang sedang kau pikirkan?"



"Tak ada.. aku baik² saja"


"Berhenti mengatakan baik² saja. Jika sebenarnya kau tidak baik² saja, haruto"


Haruto membuang nafas pelan, melepaskan pelukan junkyu. Lalu berbalik. Kini keduanya saling memeluk. Sama eratnya.


"Maaf"


"Maaf ? Untuk apa?" Junkyu bingung.


"..."





Haruto tak langsung menjawab. Dia bingung. Helaan nafas kasar kembali dia lepaskan. 'aku tak pernah ingin semua itu terjadi' gemuruhnya, dalam hati.





"Pernikahan itu— aku tak bisa mencegah nya.. maafkan aku" haruto makin mengeratkan pelukannya. Menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher junkyu. Meraup aroma junkyu yang selalu menjadi hal paling dia sukai.




Aroma yang selalu bisa membuatnya nyaman, tenang, damai, dan tentu saja selalu sangat menggairahkan.




Tangan junkyu beralih pada tengkuk belakang haruto. Mengelusnya perlahan. Ia tahu ini sangat sulit, Bukan hanya untuk haruto. Tapi juga untuknya.





"Tak perlu minta maaf.. bukan salahmu.." junkyu menenangkan haruto sebisa mungkin. Padahal jujur, dia juga butuh di tenangkan. Tapi sebisa mungkin ia sembunyikan perasaan gusar itu.




"Dari awal.. aku sudah tahu, kemungkinan apa yang harus aku tanggung.. bukan kau yang harus minta maaf. Tapi aku.. aku yang menarikmu. Aku yang membuatmu melarikan diri terlalu jauh.."




"Tidak kyu... Dari awal aku juga memang menginginkannya. Aku menginginkanmu, membutuhkanmu.. aku yang menginginkanmu.. dan aku selalu benci, tiap kali melihat pada kenyataan. Bahwa aku dan kau hanya sebuah kesalahan.. sebuah ketidaksengajaan.. aku benci kim.."




"Aku benci pada kenyataan. bahwa, sekeras apapun aku memperjuangkan hubungan ini.. sekeras itu juga perpisahan membangun benteng"




Bisa terlihat, tubuh haruto mulai bergetar. Bisa junkyu rasakan juga, bahunya mulai basah. Haruto menangis.






Haruto-nya menangis.







Ini pertama kalinya junkyu lihat haruto menangis. Haruto memang sangat terbuka padanya. Haruto tak pernah menutupi apapun darinya. Bahkan, tak pernah malu jika harus merengek saat keinginannya tak junkyu turuti. Hanya padanya. Hanya pada junkyu haruto seperti itu.





Tak terbayang apa jadinya jika harus kehilangan junkyu. Haruto benar-benar tak ingin kehilangan junkyu. Terpikirpun tak pernah.




Begitupun junkyu. Meski pada awalnya, mereka terhubung karena ketidaksengajaan. Tapi, junkyu tulus menyayangi haruto. Begitu juga sebaliknya.




Takdir memang selalu menarik. Selalu memberi kejutan tak terduga sama sekali.


Dulu, takdir yang mempertemukan keduanya. Kini, takdir juga yang memisahkan keduanya. disaat keduanya, sama-sama saling menginginkan dan saling membutuhkan.


Takdir memang sangat tak bisa di tebak. Baru beberapa jam lalu keduanya saling melepas rindu. Saling tenggelam dalam gairah menyenangkan dan memabukan yang selalu keduanya sukai.

Kini, harus larut pada kegelisahan, dan rasa sakit karena harus saling melepas paksa perasaan yang sudah sangat mekar pada keduanya.























———end———

















👋 Hai guys I'm back😙😙

Sorry kalo pendek dan....... Menyebalkan😂
Semoga suka..
Sorry for typo 😬








Btw, aslinya aku udah siapin ide buat up coretan pas ajun ultah. Tapi, sampe sekarang malah belum rampung 💔
Soalnya, aku selalu ngerasa nggk puas.. jadi, selalu ganti² bagian yang menurutku kurang pas..

Tapi, aku usahain rampung sebelum September end . Soalnya ada hubungannya sama september (spoiler dikit😬)

Udah gitu aja..

Stay safe 😘
And god bless u 😘













_______rainbowscake______

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1 of 112 || Harukyu|| KyuharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang