Meski April Dan September Tak Lagi Sama

320 17 0
                                    

Haruto pov







Tak ada yang namanya kebetulan, semuanya sudah ada yang mengatur. Begitulah ucapku padamu malam itu.

Malam saat aku dan kau _junkyu_ berbincang tentang apa yang terjadi pada masalalu, pada saat pertama kali kita bertemu. Kau yang yakin kalau semua itu kebetulan, padahal itu semua adalah rencanaku.

Kau tahu? Dua semester aku menunggu untuk moment itu. karena jurusan kuliah kita yang berbeda, dan tentu membuat kita tak bisa bertemu karena mata kuliah kita yang jelas berbeda juga.

Dan hanya pada mata kuliah umum lah kita bisa bertemu. Lalu, apa kau tau? Aku sampai rela mengulang satu mata kuliah umum agar aku bisa bertemu di kelas yang sama dengan mu.

Apa kau juga tau? Jauh sebelum itu, aku dengan sengaja mencari tau tentangmu, mencari tahu kau kuliah di sesi kelas mana. Dengan banyaknya kelas, aku harus berebut dengan mahasiswa lainnya.
Agar aku mendapatkan sesi kelas yang sama denganmu.

Jadi, begitulah.. kenapa aku tak percaya pada kebetulan, karena semua memang aku yang merencanakannya. dengan bersembunyi atas nama tuhan. Menuduh tuhan lah yang merencanakan pertemuan kita.

_____







Aku tak pernah merasa menyesal karena memutuskan mengulang satu mata kuliah, yang sebenarnya aku tak perlu mengulangnya. Karena dengan begitu aku bisa jadi dekat denganmu.

Dan sepertinya itu berhasil, satu semester melakukan pendekatan dengamu. dan kini, hatimu menjadi milikku. Dan akhir semester ini kau mengatakan padaku. Kau takut kita tak lagi bisa sering bertemu.
Dan, aku berusaha meyakinkanmu.

"Tapi, haruto... Semester ini aku akan disibukan dengan skripsi" keluhmu dengan sedikit mengerucutkan bibir. Lucu.

Aku mengerti kesibukanmu. Karena seebenarnya aku juga sedang mengerjakan tugas akhirku. Hanya saja, demi bisa bersamamu, demi bisa bertemu denganmu setiap hari. Aku mengerjakannya dengan mengorbankan jam istirahatku. Dan kau tak pernah tau hal itu.

Beberapa kali kau sempat menanyakan itu. Namun, aku selalu bisa mencari alasan, seolah semuanya baik-baik saja. Sungguh, aku hanya ingin menikmati waktu bersamamu setiap hari.

Aku paham betul, segala hal yang kita inginkan akan menuntut hal lain untuk di korbankan. Dan aku ingin bersamamu, menemanimu mencari bahan untuk tugas akhirmu. Dengan mengorbankan jam istirahatku.

___







"Kelihatnya kau kurang tidur haru" tanyamu khawatir, sembari menatap mata merahku.

"Tidak kyu, ini efek aku membaca jurnal pagi-pagi. Aku langsung tidur setelah bertelpon denganmu tadi malam" tentu saja itu bohong. Karena sebenarnya, setelah kau mengakhiri panggilanmu aku langsung mengerjakan tugas akhirku.

Belakangan, setiap malam -sebelum tidur. Kau selalu bercerita perkembangan skripsimu. Juga soal cita-citamu yang ingin kau wujudkan setelah lulus kuliah nanti.

Dan, aku tak tak suka. Itu membuatku takut, sangat takut. Kau tau kyu, apa yang paling di takutkan orang yang terlalu mencintai? Ditinggalkan dan jauh dari orang yang di cintainya.

Semakin hari kau semakin terasa jauh. Jujur saja, aku pernah dengan sadar mendoakanmu agar tugas akhirmu tak pernah selesai. Aku terlalu takut, jika setelah kita selesai kuliah, kau akan memgerjar cita-citamu dan meninggalkan ku. Dan aku tak ingin itu terjadi.

Pernah juga, aku berdoa pada tuhan jika tugas akhirmu selesai dan kau lulus kuliah, cita-citamu yang membuat kita berjauhan itu tak pernah di kabulkan tuhan. Sungguh, aku hanya pria yang terlalu mencintai dan takut kehilangan.

1 of 112 || Harukyu|| KyuharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang