🖤🖤
“Bukan kenangan yang mucul ketika hujan, tapi genangan.” —Rendi.
***
Sepertinya hujan sangat merindukan bumi, terhitung sejak pukul enam pagi hingga saat ini belum juga menunjukan tanda-tanda akan reda.
Tetesan air dari langit mengembun, membasahi bongkahan kaca bersamaan dengan semilir angin yang masuk melalui celah-celah jendela, menerbangkan beberapa anak rambut seorang gadis berparas cantik yang tengah menatap kosong jalanan dan dedaunan dari balik jendela.
Tatapan itu kosong, entah apa yang membuatnya enggan untuk beranjak dari sana. Sesekali terdengar suara petir yang bersautan dengan kilat, suaranya nyaris memekakkan telinga. Namun tidak membuat gadis itu berkutik, dia hanya diam bahkan coklat panas ditangannya sudah berubah suhu lantaran dinginnya hujan dan angin yang merambat hingga menusuk tulang.
"Josa?"
Gadis cantik itu bergeming, mencari sumber suara yang memasuki indera pendengarannya. Gadis itu belum berniat untuk menjawab, hingga suara derap kaki semakin terdengar mendekat kearahnya.
"Kapan sampai? Aku tidak mendengar suara mobilmu, Ren?"
Gadis yang dipanggil Josa itu akhirnya bersuara, tanpa harus menunggu lama mengetahui siapa empu dari pemilik suara tersebut. Sepertinya ia sudah cukup hafal dengan kehadiran pria tersebut.
"Belum lama, kamu ngapain disitu? Coklat panas kamu udah jadi dingin tuh."
Pria itu meraih gelas di tangan Josa lalu meletakkannya di atas nakas. Kemudian menarik tangan gadis itu dengan lembut, menuntunnya untuk beranjak dari sana menuju tepian kasur. Josa hanya menurut tanpa berusaha menolak ataupun menahan.
"Rendi?"
Pria bernama Rendi itu tersenyum tipis, menatap teduh pahatan indah gadis disampingnya. Sesekali jemarinya merapikan anak rambut yang tertiup angin yang masuk melalui celah jendela.
"Kenapa nggak datang lagi ke rumah sakit, hm? kamu sudah hampir dua minggu absen. Jangan mentang-mentang aku lagi ke luar kota kamu jadi bandel, yah!"
"Aku baik-baik aja, kamu nggak perlu khawatir."
Rendi menghela nafas lalu menurunkan tangannya dari kepala Josa. Kemudian membawa gadis itu ke dalam dekapannya, menyalurkan rasa hangat dan juga rindu akan sosoknya yang hampir setiap saat memenuhi otaknya dimanapun ia berada.
Rendi sangat merindukan Josa, rindu yang tidak pernah bertepi, rindu yang tidak akan pernah terucap dan perasaan itu hanya akan dia simpan sendiri di dalam hatinya.
Rendi sangat mencintai gadis itu.
"Kamu kenapa sih? baru dateng udah peluk-peluk aja." Josa tertawa kecil, membiarkan sahabat yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri itu merengkuh tubuhnya dengan erat.
"Emangnya kenapa? nggak boleh peluk?" Jawab Rendi yang malah balik bertanya.
"Iya–iya aku tahu kok kalau aku emang ngangenin." seru Josa dengan senyuman kecil yang terkesan mengejek.
![](https://img.wattpad.com/cover/286423085-288-k224298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When You're Gone || Kim Doyoung
Fanfiction"Jangan gunakan mataku untuk menangis, aku tidak suka." -Dirgantara. [Revisi 2024] Story by ™Risc Marisska ©2021