11. Rendi's side story

31 8 6
                                    

🖤🖤🖤

Tidak ada yang lebih menyakitkan, dari kehilangan orang yang paling kita sayang di dunia ini. Josandra Abigail.


**

Rendi masuk ke dalam rumah dengan langkah lebar. Nafasnya memburu, sekuat tenaga dia menahan emosinya agar tidak meledak. Kalau bukan karena mamanya mengancam, dia tidak akan sudi pulang ke rumah.

Keadaan rumah sepi, Rendi mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Tidak ada siapapun disana hanya ada Bibi Jung yang tengah menata makanan di atas meja.

“Mama udah pulang, bi?”

Wanita tua itu bergeming dengan senyuman ramah. “Tadi udah pulang den, tapi nggak lama pergi lagi katanya sih ada urusan mendadak.” jawabnya dengan unggah-ungguh sopan.

Rendi menghembuskan nafas panjang. Kalau bukan karena mamanya sendiri dia pasti sudah menyumpahi orang itu. “Aishh.. Terus tadi ngapain nyuruh aku buat cepet-cepet sampai rumah? mana pake acara ngancem segala lagi.” gumamnya kesal yang kemudian mendapat kekehan kecil dari bi Jum.


“Yaudah, makasih ya bi. Saya ke atas dulu.” ucap Rendi sambil menyomot tempe goreng di atas meja. Dengan sekali lahap tempe yang masih mengepul itu habis dilahap nya, membuat wanita tua itu tersenyum lebar. Tingkah Rendi masih seperti anak kecil baginya.

Rendi bisa dibilang sangat dekat dengan bibi Jum. Sejak masih dalam kandungan hingga lahir ke dunia Rendi di asuh oleh bibi Jum. Kedua orang tua Rendi jarang berada di rumah, lantaran sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Ayah Rendi bernama Chandra. Beliau bekerja sebagai CEO di perusahaan milik keluarganya, HFJ Company. yang bergerak dibidang retail seperti Supermarket dan minimarket bahan makanan dan juga alat keperluan rumah tangga. Bahkan sudah memiliki ratusan cabang di seluruh Indonesia, membuat beliau sangat sibuk dan tak jarang harus keluar kota hingga beberapa minggu.

Sedangkan sang mama bernama Wendy. Sebelum menikah, beliau bekerja sebagai Pramugari dan akhirnya berhenti bekerja saat mengandung Rendu pada usia kandungan lima bulan. Setelah melahirkan, beliau mengelola restaurant dan juga butik di daerah Jakarta. Selain itu mama Rendi juga seorang sosialita yang sering ngumpul dengan teman-teman arisannya.

Silsilah keluarga Rendi memang tidak ada yang berasal dari kedokteran. Dulu Rendi bercita-cita menjadi seorang pebisnis seperti almarhum kakek dan juga ayahnya.

Menjadi seorang dokter spesialis organ dalam adalah keinginan sang ayah yang tidak terlaksana. Ya, ayah Rendi memang sangat ingin menjadi seorang dokter, akan tetapi mimpi itu dia kubur lantaran beliau harus melanjutkan perusahaan milik keluarganya. Setelah kakek Rendi meninggal, beliau mewarisi seluruh harta kekayaan dari sang Ayah karena beliau adalah anak tunggal.

Meski menjadi dokter adalah keinginan sang Ayah, Rendi tetap menjalani pekerjaannya dengan sepenuh hati. Sejak kecil Rendi memang sudah tertarik dengan dunia medis, apalagi setelah kakeknya meninggal akhibat kanker paru-paru, Rendi benar-benar bertekat menjadi dokter yang dapat diandalkan.

Dan saat ini Rendi sudah hampir tiga tahun menjabat sebagai seorang dokter spesialis organ dalam. Beruntung sekali dia diberkahi otak yang cerdas oleh Tuhan, hingga dia dapat menyelesaikan masa kuliahnya dalam kurun waktu yang lumayan singkat.

Rendi berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua. Setelah sampai di depan pintu, dia pun membuka pintu dengan sedikit keras dan menutup pintu dari dalam.

When You're Gone || Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang