Please, don't be a silent readers.
When You're Gone
©2021
***
Dirga dan Josa kini tengah duduk di bangku yang berada di taman rumah sakit. Dirga yang mengajak gadis itu untuk beranjak dari bawah pohon. Untuk saat ini keduanya masih sama-sama diam, belum ada yang mengalah untuk membuka percakapan terlebih dahulu hingga—
Krrukkk~
Itu suara perut Josa. Sang empu tertawa kikuk merutuki perutnya yang tiba-tiba bersuara sangat keras. Ia pun tertunduk dengan wajah memerah bak kepiting rebus karena menahan malu.
Dirga yang menyadari akan perubahan raut wajah Josa itu pun tertawa kecil. "Kenapa dia sangat menggemaskan?" pikirnya.
"Maaf, perutku bunyi."
"Kamu belum makan siang, ya?"
"Belum sempat." jawab Josa sembari tersenyum kikuk.
Mendengar jawaban dari gadis itu, Dirga pun mengingat sesuatu yang ada di dalam saku Jaketnya.
"Kebetulan aku punya dua potong roti, kalau nggak keberatan kamu boleh makan ini." Dirga meraih tangan Josa dan meletakan roti itu diatas tangannya. Josa pun hanya diam, melihat gadis itu yang hanya diam saja membuat Dirga kembali bersuara.
"Tenang aja nggak ada racunnya kok, kalo kamu nggak percaya aku bisa makan sedikit sebagai percobaan."
Mendengar penuturan Dirga membuat Josa tertawa kecil, "Terimakasih, tapi kamu gimana?" jawabnya.
"Aku kenyang, aku udah makan tiga kali hari ini." Dirga bohong, kenyataannya dia hanya makan bubur tadi pagi dan itu pun dipaksa oleh suster karna dia harus mengkonsumsi obat.
Josa mengangguk lalu meraih roti itu dengan sungkan, Dirga pun tersenyum puas. Menurutnya, gadis di sampingnya itu sangat lucu dan polos namun dia sangat menyayangkan kenapa gadis secantik itu harus memiliki sebuah 'keterbatasan'
krukkkk~
Lagi-lagi perut Josa berbunyi tapi kali ini tidak sekeras yang tadi. Dirga yang mendengar itu pun kembali menyunggingkan senyumannya, sedangkan Josa tersenyum malu dan terus meruntuki perutnya sendiri yang terus berbunyi seolah-olah cacing di dalam sana sedang berdemo meminta hak mereka yang sempat terlewatkan.
"Sebenarnya aku juga belum sempat sarapan, tadi pagi buru-buru karena mama ada kepentingan lain setelah nganter kesini."
"Kalau begitu makan, maaf cuma punya itu."
Dirga meraih bungkus roti lalu membantu membukanya. Josa yang mendapat perlakuan manis dari Dirga, yang notabene baru ia kenal tersebut hanya bisa tersenyum canggung.
"Coba buka mulutnya, Aaaa..."
Josa mematung seketika. Pria di sampingnya itu menyuruhnya untuk membuka mulut, maksudnya dia ingin menyuapinya begitu?
"Hah?"
"Ayo buka mulutnya, roti ini ada krimnya takut nanti baju putih kamu kotor makanya aku suapin aja."
Alasan kamu Dirga! bilang saja kamu sedang modus, kan? Dasar Buaya Dirgantara.
Josa menggaruk tengkuknya dengan jengah, cukup aneh rasanya jika diperlakukan seperti ini dengan orang asing. Tapi sesaat kemudian dia pun membuka mulutnya perlahan, entah apa yang membuat Josa melakukan apa yang Dirga perintahkan, padahal mereka baru saja berkenalan beberapa saat yang lalu dan lihat sekarang? Bukankah itu sudah terlalu jauh?
KAMU SEDANG MEMBACA
When You're Gone || Kim Doyoung
Fanfiction"Jangan gunakan mataku untuk menangis, aku tidak suka." -Dirgantara. [Revisi 2024] Story by ™Risc Marisska ©2021