06. 𝘕𝘪𝘨𝘩𝘵 𝘵𝘢𝘭𝘬 𝘸𝘪𝘵𝘩 𝘣𝘳𝘰𝘴

43 9 5
                                    


Silence — Marshmello, Khalid

🍃🍃🍃


Ditemani secangkir teh hangat buatan Wira, ruas jemari Bryan masih bergerak tidak beraturan mengukir angka-angka pada lembar kertas setengah berantakan itu. Otaknya berkutat, fokus pada soal-soal olimpiade yang dilampirkan pada buku bersampul gambar anak sekolah.

Sesekali matanya melirik jam dinding, disambung bibir yang terbuka menguap lebar. Lalu ia meneguk sedikit demi sedikit teh yang mulai mengembun pada sisi kacanya. Otaknya terkadang bersengit memanas kala indra penglihatannya itu menangkap soal matematika yang sulit. Tetapi, bukan Bryan namanya bila tidak bisa memecahkan tingkat soal berhitung.

"Lana masih pengajian, ya," gumamnya lalu meletakkan pensil, dengan ujung yang hampir tumpul tersebut bergulir pada tepi meja. Detik selanjutnya, pria itu melumaskan seluruh otot yang sejak tadi dipaksa ikut bergerak, mengarahkan sendinya untuk menulis jawaban. Bryan juga lelah dibuatnya.

Kini giliran peraduannya bergilir menikmati kerlipan lampu pijar yang berkumpul terang pada Jakarta di malam hari. Tak jarang pula sepoi angin bersemilir menerpa sisa kantuk yang tak kunjung terusir. Helai demi helai rambut Bryan yang semula terjun memagari dahinya, ikut menari ke atas, membiarkan kepalanya mendingin.

Lavana benar, balkon adalah satu dari seluruh ruangan dalam rumah sebagai pemuas batin. Namun, pemuda itu harus pula bersedia mengusap lensa cekungnya, yang kian lama semakin mengembun. Angin udara tidak akan membiarkan kacamatanya terus mengilap bersih.

Tatkala, satu pesan masuk menghiasi halaman notif Bryan. Ikon hijau menyala, bertuliskan nama Rendika di atasnya langsung berhasil memindahkan atensinya sejenak. Digesernya notif tadi, dan membawa layar Bryan menuju ruang obrolan.

H. Rendika
Online

H. Rendika
Bry
lo sibuk ga?

Me
Um, gk sih?
Kenapa?

H. Rendika
Gue mau nanya
lo jadi ikut ekskul olymp? Seleksinya dibuka Senin.

Me
I guess, yes. Been waiting for this👌🏻
seleksinya kyk olimpiade biasa, kan? Sistem essai penurunan rumus(?)

H. Rendika
Yoi.
Temen lo yg cewek itu ikut?

Me
lavana maksud lo?

H. Rendika
Ya, itulah

Me
apaan, dia mtk aja paling tinggi 80
terakhir aja logaritma jelek bgt dia
kalo ikut, ke-elim tahap 1 lah

H. Rendika
Wkwk, lo keknya deket banget sm dia
yaudah, gue dipanggil bunda gue👍🏻

"Iyalah deket, orang adek gue?" pekiknya spontan setelah membaca teks terakhir dalam balon percakapan Rendika.

"Heh, lo ngomong sama siapa, Dek?!" Setelah decitan pintu terbuka sangat nyaring, lelaki yang sudah terbalut piyama tidur tersebut melenggang keluar, ikut bersinggah pada kursi di samping Bryan. Terdapat satu bungkus ciki berkemasan warna biru tampak sedikit teremat pada tangan kanannya. Terdengar pula bagaimana renyahnya gigitan gigi yang saling bergemelatuk tersebut melintas di pendengaran Bryan.

"Bang Wira, itu makanannya Nya. Bry gak tanggung jawab kalo Abang disemprot dia," pungkas Bryan, begitu sang kakak meluruskan kakinya.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang