Universitas Indonesia.
Universitas paling prestise, paling top seantero indonesia.
Siapa yg tidak mau menempuh perkuliahan di universitas ini, karena katanya lulusan UI akan gampang mencari kerja dan menjadi orang terpandang di masyarakat. Bahkan rumornya, tidak perlu mencari kerja pun pasti ada yg menawarkan kerjaan.
Bagi Grey, itu semua keterpaksaan. Karena.........
"Ya karena lolos di UI lewat jalur undangan itu akhirnya gw kepaksa pindah domisili." Keluh Grey sambil melanjutkan makan pempeknya.
Saat ini Grey, Sarah dan Nadia sedang jajan pempek di kantin teknik.
Bertukar cerita soal kehidupan mereka sebelum kuliah ataupun saat kuliah.
"Tapi lu gak kesepian Grey gak ada ortu lu gitu?" Nadia bertanya sambil menyeruput es dawet.
"Gak juga, kan ada art yg dateng kalo pagi sampe sore. Yah malemnya tetep aja sih gw sendiri. Lagian ya mereka lumayan sering kesini, mama gw pernah tinggal di kemang jaman masih perawan."
"Boleh join yaa." Andreas tiba tiba datang sambil membawa sepiring nasi campur dengan porsi kuli ke meja mereka.
"Boleh aja sih tapi gw sama Nadia mau balik duluan bang." Sarah sudah berdiri dan Nadia sedang membereskan tasnya.
"Kok gitu? Gara gara aku yaa?" Andreas memanyunkan bibirnya belagak sedih.
"Bukan lah abang, ini mau ke toko baju. Diskonan terakhir hari ini sih. Bye baaang.. Byee Greeeyy." Kedua cewek itu segera berlari kecil menuju tempat parkir.
"Lah emang gak ada kuliah kau?" Andreas mengaduk tehnya.
"Gak ada bang, udah habis. Bu Wahyu sakit sih. Anak anak lain langsung pada pulang juga."
"Hooo..." Segera Andreas menyantap nasi campur porsi kulinya.
"Abang ada kuliah nanti." Grey balik bertanya.
"Ada Hidrologi 30 menit lagi."
"Njir belajar air. Avatar air dong."
"Yooiiii, 1 suku sama soka katara."
Keduanya terbahak bahak.
"Eh bang, mau nanya." Grey menyingkirkan piring pempeknya.
"Hmm. Tanya apa?" Andreas nampak sedang menggerogoti ayam bakarnya.
"Si Wahyu ngomong soal aku gak sama abang kemarin?"
"Hah? Ngomong apa? Gak ada tuh dia ngomong soal kau."
"Ah yg bener baang.." Grey merajuk.
"Ah masa kau pikir aku bohong. Wahyu itu kalo urusan pribadi dia ya dia mana mau cerita ke orang lain. Lagi pula aku gak ada hak lah buat tau urusan pribadi dia. Kalau kau penasaran, kau saja sendiri yg tanya dia sana." Andreas menyingkiran piring kotor sisa makannya.
"Emang Wahyu cuek orangnya bang?"
"Cuek sih tidak, cuma ya urusan masing masing alias privasi. Ya dia tidak mau cerita kecuali dia yg cerita dan dia juga tidak mau tau urusan orang lain sampai orang itu cerita ke dia. Emang kau ada masalah apa dengan dia?"
"Gak ada masalah bang. Kali aja dia cerita soal kejadian yg pas demo itu."
"Oohh yg soal kau jadi beban itu ya? Hahahaa Noob kau makanya jadi beban dia kemarin." Andreas tergelak.
"Ah bodo ah, pulang dulu. Sanah masuk, tinggal 10 menit tuh."
"Alamak! Duluan yaa!" Andreas segera berlari menuju ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Demo Turun Ke Hati
Подростковая литератураDemo? Identik dengan kekacauan. Kacau balau. Tapi di dalam aksi demo, keajaiban bisa terjadi. Terjadi keajaiban antara pihak yg menuntut keadilan dan dituntut keadilannya. Atau bahkan keajaiban antara 2 hati dengan perbedaan fisik maupun sifat yg be...