"Knock, knock. Can I come in?"•••
"Gue suka lo."
Jake menghela nafasnya, lelah.
"Iya gue tau" jawabnya cuek, kembali berjalan melewati sang pemuda bernama lengkap Park Sunghoon tersebut.
Mengedikkan bahunya, Sunghoon lalu berjalan bersisian dengannya.
"Gue bilang ini just in case gue belum bilang hari ini"
Memutar kedua bola matanya, Jake mengeratkan pegangannya pada tasnya.
"Lo ganggu tiap hari lebih tepatnya" desisnya.
Sunghoon mengangguk puas.
"Bagus, berarti lo ingat gue"
Mendelik, Jake berjalan lebih cepat. Memasuki perpustakaan sekolah.
"Lo kok hobi banget belajar?" tanya Sunghoon, memperhatikan Jake yang sedang mengambil buku dari rak buku.
Menatapnya datar, Jake tetap bungkam.
"Lo nggak capek belajar? Nih ya, daripada lo belajar sampe pusing mending belajar mencintai gue, gimana?"
Jake mendengus, geleng-geleng kepala.
"Gila" dumelnya, kini mencari tempat duduk.
Mengikuti dari belakang, Sunghoon tersenyum tipis melihat Jake.
"Kalau lo nggak bisa, nanti gue bikin sampe bisa" ujarnya, menopang dagunya dengan tangannya.
Sunghoon menatapnya lekat, tersenyum saat Jake menatapnya sinis.
"Diem."
Mengangguk, Sunghoon melihat Jake yang sibuk membaca.
"Sat, gue iri sama bukunya."
Jake berdecak, mana bisa fokus kalau si Sunghoon cuap-cuap kayak bebek.
"Kok lo betah duduk disini tiap hari?"
Arghhh Jake rasanya mau gila kalau diganggu melulu.
"Lo bisa diem nggak? Stress gue tiap hari denger suara lo"
Sunghoon terkekeh. "Yaudah, cepetan suka sama gue berarti"
Menutup bukunya, Jake menghembuskan nafasnya, frustasi.
Jake kini menatapnya, menarik nafas dalam-dalam.
"Gue nggak pacaran. Gue muak orang kayak lo yang cuma tau nebar modus, yang ujung-ujungnya zonk"
Mengangguk, Sunghoon menghela nafas.
"Jadi lo trauma?"
Jake diam.
Menatapnya, Sunghoon tersenyum tipis. Meraih tangan Jake, Sunghoon menggenggam tangannya.
"Jay nitip lo ke gue" ujarnya pelan.
Mata Jake melebar, mengigit bibirnya sendiri saat mendengar nama tersebut.
"Kakak lo sendiri yang nitip lo ke gue, kata dia lo orangnya baik, cuma kayak kucing garong"
Sunghoon terkekeh, dalam hati mengiyakan.
"Kata dia lo keliatan ganas, tapi sebenarnya hatinya lembek. Iya sih, buktinya gue bisa suka."
Menciut, Jake menipiskan bibirnya.
"Jangan mau jatuh cinta sama gue, bego." bisiknya.
Tatapan Sunghoon melembut. Mendengar bisikan Jake.
"Kata kakak lo, Jake orangnya nggak pernah ngerasa pantas buat dicintai."
Jake menatap Sunghoon miris.
"Lo orang gila pertama yang suka gue sejak kejadian kak Jay."
Sunghoon tersenyum miring. "Bukan salah lo dia pergi."
Menahan tangisnya, Jake menunduk.
"Jangan takut jatuh cinta Jake, gue disini ngetok pintu hati lo."
Tangan Jake diusap pelan, seakan-akan menenangkan.
"Kerja lo gampang, cuma buka. Ingat, semua orang di dunia ini pantas buat dicintai"
Tatapan Sunghoon menerawang.
"Orang bilang lo monster tapi gue nggak peduli kata orang. Karna tujuan gue cuma lo."
Mendongak, Jake menahan nafasnya saat melihat Sunghoon yang menatapnya lembut.
Melemparkan senyuman termanisnya untuk Jake.
"Gue cuma denger kata hati gue, gue suka lo. Gue mau lindungin lo dari orang-orang jahat, mau genggam tangan lo saat lo ragu, mau peluk lo saat lo nangis."
Sunghoon menarik nafasnya.
"Jadi gue minta, denger kata hati lo juga. Karna kak Jay pernah bilang sendiri, kalau lo pernah suka gue"
Melebarkan matanya, Jake panik di tempat.
"Jangan boong dong sama perasaannya sendiri" bisik Sunghoon, tertawa pelan saat Jake menunduk malu.
"Jangan goda gue sat!" teriak Jake salah tingkah.
Sunghoon kian melebarkan senyumnya.
Mengangkat kedua tangan Jake ke depan wajahnya, sebelum mengecupnya keduanya lembut.
"Jangan sembunyi lagi, ayo cintai gue juga"
•••
Note:
Selingan dulu sebelum up di cerita sebelah
YOU ARE READING
𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲
Romance▪︎☆ List au cerealbunny (all ships yang udah dipublish ditampung disini) warning! bxb