Langit - Sungjake

622 80 11
                                    

"Kita, di bawah langit yang sama"

"Kita, di bawah langit yang sama"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Jake suka langit.

Setelah melewati hari yang panjang dan melelahkan, Jake akan selalu mengadah untuk menatap langit biru.

Jake suka langit, karena sosok Jake selalu tahu dia tak pernah sendirian.

"Jake, emangnya diatas langit sana ada siapa?"

"Kata nenek, mama ada diatas sana"

Sunghoon kecil ikut mengadah, melirik kecil Jake yang menatap lama langit tersebut.

"Kalau disana ada mama, disini ada siapa?"

Tersenyum, tangan mungil Jake meraih tangan Sunghoon.

"Ada Sunghoon" ujarnya, tersenyum lebar.

Sumringah, Sunghoon dan Jake lalu berjalan pulang bersama. Seperti hari-hari lainnya.

Saat menginjak umur 15 tahun, Jake masih setia menatap langit.

Menepuk pundaknya, Sunghoon menyadarkan Jake yang terdiam di tempatnya.

"Lo nggak ikut?"

Mengangguk pelan, Jake lalu meraih tasnya untuk berjalan ke lapangan besar.

Sunghoon meliriknya.

"Jake"

"Hm?"

"Kali ini siapa yang ada diatas sana?" tanya Sunghoon.

Jake menoleh, tersenyum tipis.

"Kata papa, ada nenek disana" tunjuknya.

Sunghoon mengangguk perlahan.

"Tapi disini ada gue kan?"

Tertawa pelan, Jake menabrak pelan Sunghoon. Membuat Sunghoon dengan gencar meraih bahu Jake, mendekapnya.

"Disisi gue akan selalu ada lo" ucap Jake pelan.

Diumur yang ke 17 tahun, Jake masih menatap langit.

"Kali ini siapa yang diatas sana?"

Jake mengedikkan bahunya, menatap wajah Sunghoon.

"Nggak ada siapa-siapa"

Mengangguk, Sunghoon mengusak rambut Jake lembut di pangkuannya.

"Masih ada gue disini..." ujar Sunghoon, membuat Jake samar-samar tersenyum.

Menutup matanya, Jake terbuai oleh elusan rambut Sunghoon.

Dia tertidur di pangkuan Sunghoon.

Menginjak 23 tahun, Jake melamun menatap langit.

"Jake"

Menghela nafasnya, Jake segera berjalan kearah Sunghoon tergesa-gesa. Memeluk sahabatnya erat. Meminta kehangatan darinya.

Sunghoon mengusap punggung Jake.

"Kali ini papa ada disana Hoon" gumam Jake, menahan tangisnya.

"Gue masih disini Jake, masih disini." gumam Sunghoon.

25 tahun.

Butuh 25 tahun untuk Jake berhenti melihat langit.

"Kenapa?"

Jake tersenyum manis, melihat Sunghoon yang sedang memeluk bayi mungil di tangannya. Ia menggelengkan kepalanya, berjalan mendekat kearah Sunghoon.

"Jungwon tidur nyenyak ya..."

Sunghoon tersenyum, mengecup kepala Jake.

"Jake..."

"Ya?"

"Aku baru nyadar loh. Sejak kita nikah kamu udah nggak pernah ngelamun lagi liat langit"

Jake meraih selimut Jungwon, memastikan putranya terbungkus dengan benar. Menatapnya penuh kasih sayang.

"Aku mau natap langit pun, aku tetap nggak bisa balikin mereka yang udah pergi."

Menatap Jake lamat, Sunghoon kembali mencium pelipis Jake.

"Terus kamu nyadar apa lagi?"

Tersenyum, Jake beralih menatap Sunghoon.

"Aku takutnya aku kehilangan yang ada di depanku, saat aku lagi merindukan yang udah lama pergi."

Sunghoon menatapnya sendu.

"Kamu selalu ada di sisi aku dari dulu. Sekarang pun aku udah ada Jungwon, daripada mentangisi yang udah berlalu, lebih baik aku terus menatap ke depan."

Tersenyum, Jake menatap Sunghoon.

"Aku bakal selalu ada Jake... Selalu di sisi kamu" bisik Sunghoon.

"... Sama seperti dulu kan?"

"Hmmm, masih sama seperti waktu kita kecil dulu."

Menariknya, Sunghoon menyatukan dahinya dengan milik Jake.

"Jangan banyak gerak, Jungwon bakal bangun nanti" bisik Jake.

Terkekeh, Sunghoon mengecup bibir Jake lembut sebelum menariknya untuk memeluk keluarga kecilnya tersebut.

•••

Note : cerita ini sebenarnya aku ada niatan bikin sad, tapi... aku nggak suka angst, jadi deh happy ending.

𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲Where stories live. Discover now