Sudah dua minggu aku merasakan nuansa perang dingin di kelasku. Bahkan kini lebih parah, merembet ke kelas-kelas tetangga. Tentu saja aku mulai risih dan terganggu karena tiap aku lewat selalu disertai tatapan aneh juga bisik-bisik yang tak jelas.
"Nju sebenarnya ada apa sih denganku? Kok tiap aku jalan sendiri di sekolah selalu digosipin dan diliatin?" Tanyaku pada Anju ketika duduk di kantin.
Anju sendiri agaknya mulai sadar dan peka pula dengan apa yang terjadi, karena dia sendiri mulai merasa kalau Aksa, Lifki dan Niko, teman se geng nya menghindar darinya.
"Siapa tuh yang bisik-bisikin kamu?" Tanya Anju, dia menyeruput es dawet sambil mengunyah gorengan.
"Banyak, udah gak ke hitung" Jawabku.
"Cuekin aja" Sahut Anju pendek.
Aku menghela nafas, aku bangkit ingin menuju toilet. Anju sendiri membiarkan aku karena dia tengah menikmati gorengan ibu kantin.
Sampai di toilet aku berpapasan dengan dua orang abang kelas 12 IPS.
"Eitsss macam kenal nih" Ucap seorang diantaranya. Ku baca tag namanya, Ferdian."Ini kan yang homo itu" Sahut temannya yang tage namenya bernama Yudi.
Blarrr, kurasakan tegangan menjalar ke seluruh tubuhku laksana di sengat listrik 100ribu volt.
"Maaf bang maksudnya?" Tanyaku tergugup.
"Lu suka kontol kan? Sini emut punya gue" Ucap Ferdian sambil meraih tanganku lalu diarahkan ke selangkangannya.
"Lepasin! Apa maksudmu?" Ucapku mulai marah.
"Gak usah sok munaf, satu sekolahan juga udah tau kalau lu itu homo" Yudi kali ini yang berbicara.
Bummm, laksana diledakkan granat, jiwa ragaku seolah hancur cerai berai.
Aku mulai menangis."Waduh nangis dia bro, kenapa? Gak percaya?" Ledek Ferdian. Lalu pemuda itu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah grup WA yang bernama MUSNAHKAN HOMO, mataku melotot ketika ku lihat disana terpampang banyak fotoku berdua dengan si Anju, bahkan foto ketika aku tidur bareng dengannya dimana dia memelukku juga ada.
Air mataku semakin deras mengucur."Lu udah pernah ngentot ya sama si Anju, gimana? Enak gak genjotannya" Ledek mereka lagi.
Bahkan mereka berdua kini membuliku habis-habisan, menarik bajuku bahkan menyeretku ke toilet dan menyiramku dengan air.
"Gak nyangka di sekolah kita ada homo. Bikin malu aja" Ucap Ferdian padaku, setelah mereka puas meledekku barulah mereka ingin pergi.
Namun baru saja mereka melangkah Anju tiba-tiba datang dan langsung menghajar mereka berdua.
"Bangsat, kalian apakan temanku?" Ucap Anju sambil menendang pinggul Ferdian hingga terjatuh.
Yudi sendiri kena tinju pula di dadanya.
"Oo, si seme nya datang buat membela uke nya" Ejek Ferdian penuh amarah. Maka toilet pun menjadi ajang baku hantam mereka, darah mulai bercecer disana.
Kegaduhan itu membuat sekolah langsung heboh. Beberapa guru datang dan cepat menyeret kami semua ke ruang BP.
Kini di ruang mencekam itu kami berempat di sidang dengan tatapan intimidasi oleh Pak Surya dan Pak Naga guru BP.
"Bagus sekali, berkelahi di sekolah, merusak fasilitas di toilet, membuat warga sekolah ketakutan. Sudah jagoan kalian?" Bentak Pak Surya, kami semua terdiam kecut.
"Siapa yang mulai?" Tanya Pak Surya lagi dengan galak.
Lagi-lagi kami diam.
"Heh mana mulut kalian?" Tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI TAPI CINTA [SELESAI]
Любовные романыDilema antara memilih si Tampan atau si Biasa saja? Si Manis atau Si Beringas? Semua itu menghiasi masa puber seorang siswa SMA Gay bernama Ikhsan Anugrah. Cinta Pertamanya adalah Aksa, lengkapnya Angkasa Mahardika, si tampan idola sekolahnya. Namu...