Buat Dia Cemburu

784 58 1
                                    

"Cie, cemburu ya?" Ejek Elwin begitu pagi itu aku melihat Anju mengantar pacarnya, Erlita ke sekolah.

"Apaan sih?" Tepisku pura-pura cool.

Elwin ngakak, dia berencana mengantarku menemui seorang kakek untuk mendengar sebuah cerita legenda. Tepatnya legenda Manusia Bulan si Lawaendrona.

Lawaendrona adalah sebuah legenda Nias, seorang laki-laki bernama Lawaendrona yang ingin hidup abadi, dia selalu bertanya-tanya bagaimana caranya agar bisa hidup abadi. Bertanya kepada manusia, hewan, tumbuhan, bahkan kepada batu dan air. Hingga akhirnya dia bertanya kepada bulan. Dan bulan menjawab, jika ingin hidup abadi maka Lawaendrona harus hidup dan tinggal di bulan. Lawaendrona meminta bulan untuk membawanya, bulan setuju tapi dengan syarat selama di bulan Lawaendrona tidak boleh makan, karena bulan tidak ingin terkena kotoran Lawaendrona. Nah biar tahan tidak makan, Lawaendrona harus membuang organ dalam tubuhnya.

Terkesan aneh dan tidak masuk akal bukan? Tapi begitulah yang namanya legenda, semua serba tidak masuk akal. Bahkan menurut penuturan para orang tua Nias, jika ingin bertemu dengan Lawaendrona, pemuda Nais harus melakukan lompat batu setinggi 2 meter itu.
***

Selepas dari mencari cerita dongeng itu dari penuturan orang tua, aku dan Elwin memutuskan jalan-jalan sebentar dengan bersepeda motor. Kami berkeliling saja sambil mengambil gambar pemandangan yang menarik.

"Udah pernah ke pantai Sorake belum?" Tanya Elwin.

"Belum" Jawabku pelan.

"Kesana yuk" Ajak Elwin.

"Besok aja deh, capek aku hari ini, mau istirahat, juga mau nulis kisah Lawaendrona tadi. Takut lupa" Ucapku.

Elwin mengerti, dia putar arah motornya kembali ke desa. Hari mulai siang, lagi-lagi kami berselisih dengan Anju dan pacarnya.

"Pelanin Win" Ucapku.

"Kenapa?" Tanya Elwin.

"Aku gak mau Anju tau kalau kita ketemu dia di jalan" Jawabku.

Elwin mengurangi kecepatan motornya.

Di depan sana ku lihat Anju menyetir motor dengan pinggang dipeluk Erlita juga punggung disandari kepala gadis itu.

Kembali rasa itu muncul. Sakitnya gak ada damage.

"Kalau cemburu bilang saja. Kalau suka akui saja. Apa sih susahnya buat jujur?" Sindir Elwin yang memperhatikan ke muraman wajahku dari spion.

"Mungkin kau benar. Aku suka dia tapi terlalu gengsi buat mengaku. Apalagi dia udah punya pacar sekarang" Jawabku lemas.

"Jangan nyerah dong. Aku yakin dia juga suka samamu. Kalau gak percaya, ayo kita buktikan" Ucap Elwin

"Caranya?" Tanyaku penasaran.

"Kita buat dia cemburu juga"

"Gila kau! Anju bukan tipe orang seperti itu" Bantahku.

"Bodoh amat, sekalipun dia preman, sekalipun dia hantu, pasti akan ngamuk kalau orang yang disukainya dekat dengan yang lain" Elwin kembali berusaha meyakinkanku.

"Kalau dia gak suka samaku gimana?"

"Ah percayalah padaku" Ucap Elwin sambil tersenyum jahil.
***

Rencana 1:
Seperti semalam, sore itu Elwin  mengajak aku untuk kembali mandi di hutan. Kali ini kami berangkat lebih cepat biar tidak terlalu ramai.  Kami berjalan sengaja lewat di depan rumah kakek Anju agar Anju bisa melihatnya. Benar saja Anju ternyata tengah duduk di tangga omo hada nya, sepasang matanya langsung mendelik melihat Elwin berjalan sambil menggaet pinggangku.

BENCI TAPI CINTA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang